Selasa, 17 Agustus 2021

Anak Yatim

Dalam Islam, anak yatim memperoleh perhatian khusus dan kedudukan tersendiri dari Rasulullah 'Alaihi Wassalam.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan batasan yatim sebagai tidak beribu atau tidak berayah lagi (karena ditinggal mati). Sedangkan piatu diartikan sebagai tidak berayah dan beribu.
Anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia belum baligh, jika sudah baligh maka tidak disebut sebagai yatim.
_"Anak yatim adalah anak_
_yang ditinggal mati bapaknya,ketika dia belum baligh. __Berdasar hadist:_ _"Tidak ada status yatim setelah mimpi basah."_
*Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 45:254.*
Dibawah ini saya kutipkan beberapa hadist yang menjelaskan tentang keutamaan menyantuni anak yatim.
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda:
_"Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta meregangkan keduanya"_
*HR. Imam Bukhari.*
Dari Abu Hurairah r.a berkata. Rasulullah SAW bersabda:
_"Saya dan orang yang memelihara anak yatim, di surga seperti ini (sambil meregangkan jari telunjuk dan jari tengah)."_
*HR. Imam Bukhari*
_"Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua hari ini di surga." _ "Malik (perowi hadist) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah."_
*HR.Muslim*
Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Thobroni, Shahih At Targhib, Al Albaniy bahwa:
_"Barangsiapa yang mengikut sertakan seorang anak yatim diantara dua orang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga."_
*HT. Thabrani.*
_"Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang."_
*HR.Bukhori*
Dari kutipan beberapa hadist di atas tersebut, kita menjadi lebih memahami salah satu akses ke surga adalah menolong anak yatim.
Anak yatim ada yang berada di panti-panti asuhan, namun tidak sedikit juga yang tinggal di rumah biasa, non panti bersama ibunya.
Mereka non panti inilah yang harus benar-benar kita perhatikan agar mereka dipastikan telah ada yang menolong, agar masa depan mereka terjamin, agar mereka tidak terlantar dan mereka menjadi orang yang bertanggung jawab.
Allah sendiri berfirman:
_"Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka, janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sungguh, (tindakan menukarkan dan memakan) itu adalah dosa yang besar."_
*An-Nisa' (3):2*
Allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim, sebagaimana sabda Nabi SAW,
_"Barangsiapa yang menanggung makan dan minum (memelihara) anak yatim dari orang Islam, sampai Allah SWT mencukupkan dia, maka Allah mengharuskan ia masuk surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak terampunkan."_
*HR.Turmudzi*
Dari hadist ini memberikan jaminan bagi orang-orang yang mau mengasuh anak yatim akan memperoleh imbalan pahala dari Allah SWT berupa surga yang disejajarkan dengan surga Nabi SAW.
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
21 Zulhijah 1442H/31.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Musibah

Al Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam harus menjadi pegangan pengetahuan kita, agar dalam kehidupan kita selamat dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.

Al Quran menjadi referensi kita memahami fenonema yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari keimanan kita.
Salah satu kata yang sering diungkap Al Quran adalah musibah. Ini menunjuk bahwa kata musibah memiliki nilai yang penting bagi manusia.
Musibah berasal dari kata bahasa Arab _ashaba_ yang berarti mengenai, menimpa, atau membinasakan.
Sedangkan dalam KBBI, arti kata musibah adalah kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa. Arti lainnya dari musibah adalah malapetaka.
Musibah adalah bentuk ujian dan teguran dari Allah SWT, berupa hal baik maupun buruk, seperti berarti suatu hikmah, azab, maupun teguran atau peringatan.
Demikianlah, kita diyakini bahwa musibah dalam pengertian ujian, tidak hanya berupa penderitaan saja, tetapi bisa berupa kebaikan. Firman Allah:
_"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami."_
*QS. Al-Anbiya' (21):35.*
Ujian Allah SWT baik berupa keburukan maupun kebaikan, terjadi atas kehendak dan kekuasaanNya, hendaklah memberi kita motivasi untuk menguatkan iman, dan meningkatkan keimanan kita.
_"yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah,mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un._"
*QS.Al Baqarah (2):156.*
_"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah,niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya*_
*QS. At-Tagabun(64):11*
_"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah."_
*QS.Surat Al-Hadid (57):22*
Aisyah RA berkata, _Rasulullah bersabda, "Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah Ta'Ala karenanya,sekalipun musibah itu hanya tertusuk duri"_
Dalam hadist lain.Dari Abu Amamah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Muhammad SAW bersabda" Allah SWT berfirman:
_"Hai Anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhoi bagimu kecuali sebuah pahala kecuali surga"_
*HR Ibnu Majah*
Demikianlah, kita sangat meyakini sekali lagi bahwa tiada sesuatupun yang terjadi di alam ini tanpa kehendak dan kekuasaan Allah SWT.
Kita sangat meyakini bahwa siapa yang beriman kepada Allah SWT harus rela akan segala putusanNya baik _qada_ maupun _takdir_ Nya.
Kita sangat meyakini bahwa musibah yang diberikan Allah SWT kepada kita memberi kebaikan pada kita.
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
20 Zulhijah 1442H/30.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Hawa Nafsu

Dalam KBBI, hawa nafsu diartikan sebagai desakan hati dan keinginan keras (untuk menurutkan hati, melepaskan marah dan sebagainya).

Hawa nafsu adalah dua kata yang berasal dari bahasa Arab. _Hawa_ berarti sangat cinta, kehendak. _Nafsu_ berarti roh, nyawa, jiwa, diri seseorang, kehendak, niat, selera
Secara syari'at, hawa nafsu adalah kecondongan jiwa terhadap sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari'at.
Hawa nafsu adalah kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu menguasai hatinya.
Banyak makna dan pengertian untuk nafsu. Allah dalam Al-Qur'an menyifati nafau dalam tiga sifat: _muthma'innah_ (jiwa yang tenang), _lawwamah_ (jiwa yang menyesal), _ammarah bissu_ (jiwa yang menyuruh berbuat jahat).
Nafsu _Muthma'innah_ adalah nafsu yang memiliki ketenangan dan ketenteraman. Jiwa yang tenang mengingat Allah Swt, jiwa yang tenteram mengingat Allah. Jiwa yang rindu bersua denganNya. Jiwa yang bersandar dekat dengan-Nya.
_"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridhai-Nya_"
*QS. Al-Fajr (89): 27-28.*
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita membuat kita juga pasrah dan rida terhadap segala ketentuan-Nya.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita membuat kita tidak pernah mengeluh, tidak guncang keimanannya.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita mrmbuat kita meyakini apapun yang menimpa kita terjadi atas izin-Nya.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita membuat kita menerima hikmah-Nya.
_"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."_
*QS. At-Tagabun (64):11.*
Dengan memiliki nafsu Muthma'innah maka kita akan taat terhadap segala perintah-Nya dan kita akan ikhlas beribadah kepada-Nya.
Dengan memiliki nafsu Muthma'innah maka kita tidak pernah menginginkan sesuatu yang bukan haknya, kita akan berjalan _on the track_, tidak menentang perintah-Nya.
Solusi untuk menjaga ketenangan dan ketenteraman jiwa adalah dengan berdzikir. Firman Allah:
_" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram."_
*QS. Ar-Ra'd (13):28.*
Solusi lain menjaga ketenangan dan ketenteraman jiwa, melihat dunia sebagai kehidupan sementara yang cepat berakhir sementara melihat destinasi terakhir kehidupan kita adalah akhirat, sebagai kehidupan yang panjang dan kekal abadi.
Jangan sampai ada penyesalan. Firman Allah:
_"agar jangan ada orang yang mengatakan, "Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, dan sedangkan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memperolokkan (agama Allah)"_.
*QS. Az-Zumar (39):56.*
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
19 Zulhijah 1442H/29.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Jannah


Kata jannah ada selalu dalam doa kita yang mengharapkan kelak kita masuk dalam surga:

_"Allahumma inni as-alukal jannah, wa a'uudzu bika minan-naar"_
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu surga, dan berlindung kepada-Mu dari neraka.
Apa akses kita ke surga? Dari Abu Hurairah RA, ada seorang laki-laki yang meminta petunjuk kepada Nabi SAW tentang amalan yang ringkas namun mencakup segala kebaikan dan bisa memasukannya ke surga, maka jawab Rasulullah :
_"Janganlah engkau mudah marah". Lelaki itu mengulang permintaannya, Nabi (selalu) menjawab, "Janganlah engkau mudah marah"._
*HR. Bukhari*
Dari Abu Darda RA, Rasulullah bersabda:
_"Janganlah kamu marah, maka kamu akan masuk surga."_
*HR. Ath-Thabrani*
Selain mengendalikan marah, ada dua amalan lain yang menjamin kita masuk surga yaitu berinfak dan memaafkan kesalahan orang lain. Firman Allah:
_"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga_
_yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."_
*QS. Ali 'Imran (3):133-134.*
Akses lain untuk ke surga, seperti disebutkan dalam surat Al-Waqiah Allah SWT menyebutkan golongan orang yang akan masuk surga tanpa hisab.
_"Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu masuk surga, mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah), berada dalam surga kenikmatan."_
*QS. Al-Waqi'ah (56):10-12.*.
Hadist lain memperkuat dengan menyebut adanya tiga golongan orang mukmin yang pertama masuk surga. Mereka adalah orang yang mati syahid, orang yang suci karena kesuciannya, dan hamba sahaya yang beribadah kepada Allah dengan baik serta memberikan nasihat kepada tuannya.
Jannah adalah konsep surga dalam ajaran agama Islam. Di dalam eskatologi Islam, setelah kematian seseorang akan tetap di dalam alam kubur _(barzakh)_ sampai hari kebangkitan _(Yawm al-Qiyamah)_. Menurut syariat Islam, bahwa perlakuan tiap individu di barzakh adalah berlaku atas amal perbuatan seseorang itu sendiri, kemudian menjadi sebuah gambaran pada alam baka.
Kata Jannah yang berasal dari kata janana, berarti tertutup, tidak dapat dijangkau oleh panca indra manusia. Dan turunan kata jannah membuat pengertian jannah bukan semata-mata surga. Misalnya, jannah bisa menjadi janin (bayi dalam kandungan), jannah bisa juga berarti jin (makhluk halus), dan bahkan jannah menjadi majnun (gila). Dalam pengertian surga, jannah berarti kebun.
Pemahaman jannah adalah kebun, seperti apa yang disebutkan Imam Qusyairi yang dikutip oleh Imam Qurthubi, ibarat lebatnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan manusia bisa bersembunyi diantara kebun tersebut menutupi pandangan manusia lainnya.
Jannah dalam konteks bahasa Qur'an berarti Kebun Surga.
Jika mau konsisten maka seharusnya menurut hakekat jannah tidak bisa terjangkau oleh indra manusia, sehingga penggambaran tentang jannah selama ini yang kita terima seperti nikmatnya bersandar pada bantalan permadani, segarnya buah-buahan, susu, madu dan sungai yang mengalir sampai kepada gambaran adanya bidadari apakah tidak keliru?
Bagaimanapun nikmat surga tidak akan pernah terbayangkan (tertutup, terbatas oleh akal manusia) sebagaimana rahmat Allah pada orang yang beriman. Maka harapkanlah ridho Allah, harapkanlah rahmatNya bukan sekedar surgaNya.
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
18 Zulhijah 1442H/28.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.
Foto diambil dari google

Takziah


Secara bahasa ta'ziyah berasal dari kata Al-'Azaa yang berarti bersabar atas segala yang hilang darinya.

Imam Al-Nawawi berkata:
_"Ta'ziyah adalah menyabarkan dan menyebutkan hal-hal yang menghibur shahibul mayyit (pemilik/keluarga mayit), mengurangi kesedihannya dan meringankan musibahnya"_
*Shahih Kitab Al-Adzkar An-Nawawiyah 1/400*
Setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia, kata ta'ziyah menjadi takziah.
Dalam KBBI, takziah berarti kunjungan (ucapan) untuk menyatakan turut berduka cita atau belasungkawa; menghibur hati orang yang mendapat musibah; penghiburan.
Sesuai dengan arti katanya, maka orang yang melakukan takziah adalah mereka yang melakukan kunjungan belasungkawa, mereka yang mampu merasakan kesedihan atas musibah wafatnya seseorang.
Bertakziah adalah aplikasi langsung dari sikap menolong dan bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan, yang sesuai dengan anjuran dalam agama Islam.
_" Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan."_
*QS. Al-Maidah (5):2.*
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
_" Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan takziah atas musibah yang menimpa saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan untuknya permata kemuliaan pada hari kiamat"_
*HR.Ibnu Majah dan Al-Baihaqi.*
Imam al-Nawawi menjelaskan hukum takziah pada orang yang tertimpa musibah adalah _mustahabbah_, perkara yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Mengapa takziah termasuk perkara yang dianjurkan? Hal ini karena di dalamnya banyak terdapat kebaikan, seperti mengingatkan seseorang pada kematian, membantu meringankan musibah keluarga mayit, mendoakan mayit dan keluarganya dengan kebaikan dan lain sebagainya.
Kita diingatkan oleh Imam Al Ghazali tentang empat adab orang bertakziah yaitu:
_"Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, menampakan rasa duka, tidak banyak bicara, tidak mengumbar senyum"_
Melakukan takziah berarti mengingatkan kita akan kematian, sebagai suatu kepastian. Bertakziah merupakan sumber pembelajaran untuk kita menjadi hamba Allah yang bertakwa.
Rasulullah SAW mengingatkan kita agar melakukan takziah juga untuk meringankan beban pada sesama.
Waktu yang
terbaik
untuk takziah dimulai saat mayit meninggal sampai tiga hari setelahnya. Bacaan yang disampaikan :
_"Sesungguhnya adalah milik Allah apa yang Dia akan ambil kepada Mu dan apa yang Dia berikan. Segala sesuatu yang ada di sisiNya ada jangka waktu tertentu (ada ajalnya). Maka hendaklah dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah_"
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
17 Zulhijah 1442H/27.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Syirik Kecil


Syirik kecil dikenal dengan sebutan _syirik ashgar_ merupakan syirik yang luput dari perhatian kita bahkan kita remehkan. Hal ini karena syirik kecil tidak terlihat secara lahiriah namun lebih ke bentuk amalan hati.

Banyak disebutkan bahwa kita terjerumus ke dalam _syirik ashgar_ ini tanpa kita sadari, Ibnu Abbas radhiyallahu menganalogikan sebagai berikut:
_"Menjadikan abdaad (sekutu-sekutu) adalah berbuat syirik, (dosa) yang lebih samar daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam dalam kegelapan malam"._
*Tafsir Ibnu Katsir,1/196.*
Jika perbuatan syirik besar menyebabkan seseorang dikeluarkan dari Islam dan terancam masuk neraka, maka syirik kecil menghapus amal yang tercampur dan tidak terancam kekal di neraka.
Contohnya, Rasulullah Shalalahu'Alaihi Wasallam bersabda jika seseorang bersumpah dengan selain Allah Ta'ala,
_"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah berbuat syirik. "_
*HR.Abu Dawud no.3252. Dinilai _shahih_ oleh Al-Albani dalam _Shahaih wa Dha'if Sunan Abu Dawud_*
Termasuk disini ketika seseorang bersandar kepada sesuatu sebagaimana dia bersandar kepada Allah Ta'ala.
Bagaimana jika seseorang melakukan dosa syirik kecil mungkinkah diampuni tanpa ia bertaubat?
Ibnu Taimiyyah _rahimahullah_ mengatakan dosa syirik tidak diampuni oleh Allah Ta'ala apabila seseorang tidak bertaubat sampai wafat meskipun itu _syirik ashgar_.Hal ini berdasarkan Firman Allah:
_"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa Dia dikehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."_
*QS. An-Nisa' (4):48.*
Hal lain yang perlu kita ingat tentang syirik kecil ini, jangan sesekali kita meremehkannya,
_"Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan menimpa kalian adalah syirkul ashghar. Maka para sahabat bertanya, " Apa yang dimaksud dengan syirkul ashghar? " Beliau shalalahu 'alaihi wassalam menjawab, "Ar-riya."_
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
16 Zulhijah 1442H/26.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Syirik Besar


Kata syirik ada diantara kata-kata yang ada dalam Al-Qur'an.

Menurut asal katanya, syirik dari bahasa Arab, _syaraka_ yang berarti mencampurkan dua atau lebih benda, hal yang tidak sama seolah-olah sama.
Dalam KBBI, kata syirik adalah penyekutuan Allah dengan yang lain, misalnya pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah, pengabdian selain kepada Allah Ta'ala dengan menyembah patung tempat keramat, dan kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan nenek moyang yang diyakini akan menentukan dan memengaruhi jalan kehidupan.
Syirik ada dua macam yaitu syirik besar dan syirik kecil.
Syirik besar merupakan perbuatan yang jelas-jelas menganggap adanya tuhan selain Allah SWT dan menjadikannya sebagai tandinganNya.
Ada empat hal yang masuk dalam katagori syirik besar.
Pertama, syirik doa. Hal ini jika seseorang berdoa kepada selain Allah SWT.
_"Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepadaNya; tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan Allah"_
*QS. Al-Ankabut (29):65.*
Kedua, syirik niat yaitu jika seseorang beribadah kepada selain Allah SWT, untuk semata memenuhi keinginan dan pencapaian tujuan.
_"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memeroleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia sialah apa yang telah mereka kerjakan."_.
*QS. Hud (11):15.*
Ketiga, syirik besar yaitu berupa sesat akidah.
_"Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan raib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia.Maha suci Dia dari apa yang mereka persekutukan"_
*QS.At-Taubah (9):31.*
Keempat, syirik besar berupa kecintaan kita kepada selain Allah SWT.
_" Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)."_
*QS. Al-Baqarah (2):165.*
Harus kita ingat terus bahws syirik merupakan dosa yang tidak terampuni di sisi Allah SWT.
_"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar"_
*QS.An-Nisa (4): 48.*
Dan jelas perbuatan syirik ini merupakan perbuatan zalim yang dilakukan seseorang terhadap Allah, sebagaimana firmanNya:
_" Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya"hai anaku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar"_
*QS. Luqman (31) : 13.*
Agar terhindar dari perbuatan syirik dan jauh dari dosa, bacalah doa ini:
_"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari. Dan aku, memohon ampun kepada-Mu atas dosa dosa yang tidak aku ketahui."_
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
14 Zulhijah 1442H/24.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Bersilaturahim

Ingin menjadi makhluk mulia di mata Allah? Lakukanlah silaturahim, lakukanlah silaturahmi. Berikut hadist yang diriwayatkan Imam Ali bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

_"Maukah kalian saya tunjukkan perilaku akhlak termulia di dunia dan di akhirat?Maafkan orang yang pernah menganiayaimu, sambung silaturahim orang yang memutuskanmu dan berikan sesuatu kepada orang yang telah melarang pemberian untukmu"._
Menyambung tali silaturahim atau silaturahmi dengan kenalan, teman, sahabat dan kerabat bukan hanya agar kita memperoleh kemuliaan Allah namun juga agar kita dijauhi dari kutukanNya.
_"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?:__"Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah;lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya_
*QS. Muhammad(47):22-23.*
Silaturahim atau silaturahmi? Silaturahim adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Arab, _sillah_ berarti hubungan dan _rahim_ berarti kasih sayang.Jadi silaturahim adalah hubungan yang berlandaskan kasih sayang.
Setelah diserap ke dalam Bahasa Indonesia,memiliki pengertian tali persahabatan (persaudaraan).
Keduanya bisa dipakai. Ibarat serupa tapi tak sama, namun kita memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Bersilaturahmi artinya kita melakukan silaturahmi. Kita melakukan silaturahim, hubungan kasih sayang. Dan kita diingatkan bahwa bersilaturahim merupakan satu ciri kita orang beriman.
_" Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturahim, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam"_
*HR. Bukhari (Shahih No.6138 versi Fathul Bari)*.
Apa manfaat bersilaturahim? Satu hal yang sering disebut-sebut, bersilaturahim akan membuka luas pintu rezki kita. Bonus lain bersilaturahim adalah umur kitapun menjadi panjang. Simaklah Ibnu Syihab, dia berkata telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
_"Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi"_
*HR.Bukhari*
Saking pentingnya bersilaturahim, Allah SWT menyebutkan konsekuensi jika kita memutuskan hubungan kasih sayang tersebut.
_"Tiada suatu perbuatan dosapun yang lebih layak untuk disegerakan oleh Allah hukumannya di dunia selain dari azab yang disediakan untuk pelakunya kelak di akhirat selain dari zina dan memutuskan hubungan kekeluargaan"_
*HR. Imam Ahmad.*
Rasulullah SAW bersabda:
_"bermurahlah dengan memberikan kelebihan dan tetaplah menghubungkan kekeluargaan,karena sesungguhnya kamu akan terus mendapat pertolongan dari Allah SWT, selama kamu mau melakukan hal tersebut._
Demikianlah...Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
13 Zulhijah 1442H/23.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Ahlakul Karimah


Kata akhlaq adalah bahasa Arab, berasal dari kata Al-Huluq, yang artinya tabiat, budi pekerti, kebiasaan.

Kata akhlaq berakar kata khalaqa atau khalqun yang berarti kejadian, bentuk, ciptaan, tampilan, perilaku, tingkah laku.
Dari beberapa sumber akhlaq itu bukan hanya lahir, bukan hanya yang tampil diluar namun juga mencakup yang di dalam, sikap batin.
Namun saat akhlaq diserap menjadi bahasa Indonesia, akhlak. Arti yang muncul dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti, kelakuan.
Akhlak menempatkan posisi penting dalam Islam. Setiap aspek ajaran Islam berorientasi pada pembinaan akhlak yang mulia _(akhlakul karimah)_
Akhlaq tidak identik dengan budi pekerti, sopan santun, dan etika. Pengertian akhlaq berbeda dengan akhlak.
Akhlaq dalam artikel ini mengacu pada pengertian kelakuan lahir batin yang meliputi hubungan manusia dengan dirinya, manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan.
Rasulullah SAW bersabda;
_"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak"_
*HR. Al-Baihaqi.*
Bahkan dalam menilai keimanan seseorang kita diminta untuk menilai bagaimana akhlak yang bersangkutan. Pesan Nabi SAW:
_"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya"_
Akhlak dicontohkan Radulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam adalah untuk terciptanya ketenteraman,kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup seluruh mahluk.
_" Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam"_
*QS.Al-Anbiya' (21):107.*
_"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."_
*QS. Al-Ahzab (33):21.*
Kemuliaan akhlak Nabi Shallallahu'Alaihi Wasallam, Allah sebutkan di dalam ayat:
_"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur"_
*QS.Al-Qalam:4*
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
12 Zulhijah 1442H/22.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia