Selasa, 17 Agustus 2021

Anak Yatim

Dalam Islam, anak yatim memperoleh perhatian khusus dan kedudukan tersendiri dari Rasulullah 'Alaihi Wassalam.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan batasan yatim sebagai tidak beribu atau tidak berayah lagi (karena ditinggal mati). Sedangkan piatu diartikan sebagai tidak berayah dan beribu.
Anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia belum baligh, jika sudah baligh maka tidak disebut sebagai yatim.
_"Anak yatim adalah anak_
_yang ditinggal mati bapaknya,ketika dia belum baligh. __Berdasar hadist:_ _"Tidak ada status yatim setelah mimpi basah."_
*Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 45:254.*
Dibawah ini saya kutipkan beberapa hadist yang menjelaskan tentang keutamaan menyantuni anak yatim.
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda:
_"Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta meregangkan keduanya"_
*HR. Imam Bukhari.*
Dari Abu Hurairah r.a berkata. Rasulullah SAW bersabda:
_"Saya dan orang yang memelihara anak yatim, di surga seperti ini (sambil meregangkan jari telunjuk dan jari tengah)."_
*HR. Imam Bukhari*
_"Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua hari ini di surga." _ "Malik (perowi hadist) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah."_
*HR.Muslim*
Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Thobroni, Shahih At Targhib, Al Albaniy bahwa:
_"Barangsiapa yang mengikut sertakan seorang anak yatim diantara dua orang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga."_
*HT. Thabrani.*
_"Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang."_
*HR.Bukhori*
Dari kutipan beberapa hadist di atas tersebut, kita menjadi lebih memahami salah satu akses ke surga adalah menolong anak yatim.
Anak yatim ada yang berada di panti-panti asuhan, namun tidak sedikit juga yang tinggal di rumah biasa, non panti bersama ibunya.
Mereka non panti inilah yang harus benar-benar kita perhatikan agar mereka dipastikan telah ada yang menolong, agar masa depan mereka terjamin, agar mereka tidak terlantar dan mereka menjadi orang yang bertanggung jawab.
Allah sendiri berfirman:
_"Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka, janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sungguh, (tindakan menukarkan dan memakan) itu adalah dosa yang besar."_
*An-Nisa' (3):2*
Allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim, sebagaimana sabda Nabi SAW,
_"Barangsiapa yang menanggung makan dan minum (memelihara) anak yatim dari orang Islam, sampai Allah SWT mencukupkan dia, maka Allah mengharuskan ia masuk surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak terampunkan."_
*HR.Turmudzi*
Dari hadist ini memberikan jaminan bagi orang-orang yang mau mengasuh anak yatim akan memperoleh imbalan pahala dari Allah SWT berupa surga yang disejajarkan dengan surga Nabi SAW.
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
21 Zulhijah 1442H/31.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia