Rabu, 29 Januari 2020

THE LAST SPIKE

Alhamdulillah..satu hal yang tidak terbayangkan bahwa di satu hari saya dan Idjul akan menginjak situs bersejarah perkereta apian Canada. 

Disinilah 150 tahun yan lalu Donald Smith seorang Direktur perusahaan pembangunan kereta api Trans Canada melakukan seremoni pemakuan terakhir rel kereta. 

Seremoni yang jauh dari kesan politis, tidak dihadiri pejabat pemerintah maupun CEO perusahaan yang bermarkas d Inggris. Pemakuan terakhir dari 30 juta paku rel yg menyatukan Canada sepanjang 3000 mil dibangun selama lima tahun.

The Last Spike tidak hanya simbol selesainya pengerjaan jalan kereta, namun lebih dari itu wujud persatuan nasional Canada dari Barat ke Timur. Situs ini jg merupakan tribute bagi pekerja, supervisor dan semua yang terlibat di dalamnya.

***

MORAINE LAKE


Perjalanan dari satu danau ke danau lain yang ada di Taman Nasional Banff Pegunungan Rocky Canada di Provinsi Alberta yang luar biasa indah ini, sangat membutuhkan stamina besar. 

Perjalanan darat dengan bus dari Vancouver selama 5 jam tidak berasa capek, atau jenuh karena sepanjang jalan mata dimanjakan pemandangan alam yang eksotik dengan sesekali di jalan raya lewat beragam kendaraan, mobil sedan, jeep, truk atau bus dengan warna dan bentuk yang tidak sama dengan di Jakarta.

Moraine Lake letaknya berdekatan dengan Lake Louise dengan luas yang hanya separuhnya saja. Walau demikian Moraine Lake lbh scenic karena terletak di lembah yang dikenal dgn sebutan Valley of The Ten Peaks. Pelancong yang datang bisa menyewa canoe, berjalan mengeksplor sekitarnya ataupun hanya duduk berdiam diri memandang keindahan alam yang sangat luar biasa.

Hal yang membuat Moraine Lake dikenal karena memiliki warna air danau yang unik yang disebabkan oleh rock fluor yang dibawa gletser yang mencair ke danau.Warna bs berubah-ubah kadang putih susu, coklat muda dan hijau biru.

***

LAKE LOUISE (ALBERTA)


Alhamdulillah..cuaca bagus sehingga bisa full menikmati keindahan alam Lake Louise yang merupakan Hamlet dari Taman Nasional Banff, Pegunungan Rocky Canada yang terletak d Provinsi Alberta.

Danau ini diberi nama Lake Louise yang berasal dari nama istri Gubernur Jenderal Canada (1878-1883) Marquess Lorne, yang bernama Princess Louise Caroline Alberta (1848-1939) yang sekaligus juga anak perempuan keempat Ratu Victoria.

Lake Louise terkenal dengan warna danaunya yang hijau kebiru-biruan, turquois. Warna yang diduga berasal dari tepung batu Pegunungan Rocky yang dibawa ke danau dari gletser yang mencair. 

Terima kasih yaa Allah... atas nikmat dan karuniaMu yang tiada tara pada kami.

***

SULPHUR MOUNTAIN


Gunung Sulfur berada di Taman Nasional Banff, Provinsi Alberta, Canada. Inilah salah satu resort dan destinasi wisata alam turis terpopuler di Canada. Bisa dikatakan Banff surga bagi mereka yang menyukai aktivitas olah raga ruang luar seperti hiking, biking, scrambling, dan skiing.

Taman Nasional Banff merupakan taman nasional tertua di Canada, yang sudah ada sejak tahun 1885. Rata-rata suhu di Banff 7 derajat Celcius. Begitu keluar dari gondola pelancong disambut dengan keindahan Pegunungan Rocky Canada yang penuh dengan gletsers dan es. 

Alhamdulillah...mata seolah tidak berkedip..melihat cantiknya pemandangan yang ada.. Enggan rasanya beranjak..yang ada hanya rasa ingin berlama-lama menikmati indahnya semua yang ada di sekitar. 

Masing-masing teman seperjalanan saya pun sibuk mengabadikan keagungan ciptaan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.. tanpa sempat berkata sepatahpun.

***

Banff

Banff sebuah kota kecil yang letaknya 128 km dari Calgary. Magnit Taman Nasional Banff sebagai situs warisan dunia membuatnya dibanjiri wisatawan dari seantero dunia. Sebagian besar turis datang dari Bandara Internasional Calgary. Namun saya dkk rombongan berangkat dengan bus dari Vancouver karena memang sebelum sampai di Banff sebagai destinasi akhir kami, ada beberapa tempat yang akan disinggahi untuk sekedar melepas lelah.

Jadilah kata Idjul "tua di jalan" hehe...karena harus menempuh perjalanan panjaaaaang sekali melalui Trans Canada Highway. Untungnya pemandangan kiri kanan depan belakang kami, 360 derajat luar biasa mempesona. Ini jadi obat capek kami.

Tiba di Banff langsung ke tujuan utama yaitu naik gondola agar bisa melihat lebih jelas jajaran Pegunungan Rocky Canada, khususnya Sulphur Mountain.

Satu hal yang sayang dilewati ngopi, bergelas Starbucks..bolehlah menganggap ini pengalaman ngopi Starbucks di tempat tertinggi.

Alhamdulillah..kopi hitam membuat diri jadi joooss ...sugesti hehe

***

INUKSHUK


Inukshuk menjadi simbol tidak resmi bagi Canada yang merujuk pada arti " hope" and "friendship". Simbol yang biasa digunakan orang-orang yang tinggal d Amerika Utara dan Artik ini sebagai petunjuk arah perjalanan, karena terbuat dari batu yang disusun dan dari jauh sudah terlihat. 

Inukshuk sendiri bisa juga berarti " something which acts for or performs the function of a person". Saat Canada tepatnya Whistler menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Tahun 2010, Inukshuk ini digunakan juga sebagai simbol disamping simbol olimpiade yang biasa digunakan.

Alhamdulillah..setelah 2 jam perjalanan darat dari Vancouver kami tiba di Whistler, yang merupakan resor ski terluas di Amerika Utara dan kapasitas angkut gondola terbesar, 100.000 skiers/ hr. Whistler jg bekend dgn Peak 2 Peak Gondola. Hanya dengan single tiket para pemain ski akan mencapai dua tempat ski sekaligus yaitu Whistler Mountain dan Blackcomb Mountain.

Peak 2 Peak Gondola Whistler disebut-sebut sebagai"the World's the Biggest Gondola. Dalam wkt yang diberi terbatas degan cuaca yang saat itu kurang bersahabat kami memutuskan tidak naik Peak 2 Peak Gondola. Namun dengan tetap ada defense hehe " aah kan sudah nyoba di Zermatt..waktu ke Mattherhorn".

Voilaaaa...setelah baca sejarahnya ternyata memang untuk membuat Peak 2 Peak Gondola ini, pihak Canada belajar dari Zermatt dengan Mattherhornnya. Siiiiip..

INTRAMUROS


Wah kangen nih dengan Manila...insya Allah bisa balik lagi.. Fotografer foto ini, sekarang salah satu eselon II Kemristekdikti. Alhamdulillah diajak ngubeng Manila.. Terima kasih banyak sekali lagi bu Paris.

Ini kedatangan saya kedua kalinya di Manila, saat pertama kali ke Manila yang saya niatkan khusus menengok sepupu saya Draga Rangkuti yang sedang ambil MBA, colek Draga..waktu itu saya usai mengikuti training di KL yang diselenggarakan oleh UNDP.

Saya ditunjuk Kemsos dari unsur Karang Taruna mewakili pemuda Indonesia, satu lagi wakil dari Indonesia, baru saya kenal langsung pas di KL yaitu Habib Chirzin.

Nah..yang kedua saat ada pertemuan apa saya lupa, pokoknya terkait tugas selaku Dj.

Selama di Manila banyak ditemani oleh Atdikbud.

Satu tempat yang berkesan adalah kota tua Manila, yang berluas 300 Ha. Di dalamnya kota tua yang bertembok, ada gereja tertua di Filipina yaitu San Agustine yang menjadi situs warisan dunia UNESCO, kemudian ada Casa Manila yang berlantai dua dan Fort Santiago, yang dibawahnya ada penjara pejuang Filipina y.i Jose Rizal.

Intramuros tenang, nyaman dan bersih. Kami bertiga naik kereta kuda yang disebut Kalesa. Waktu pertama kali ke Manila, saya diajak Draga ke kampusnya di daerah Makati..dan jajal naik jeepney.

Manila bisa jadi alternatif tempar berakhir pekan....cuma 4 1/2 jam dari Jakarta.

***

GLASGOW


Saat ditawari suami untuk nonton konser tunggal Sir Paul Mc Cartney di The SSE Hydro, Glasgow  seperti percaya tidak percaya. Nama Paul Mc Cartney identik dengan The Beatles, band legendaris yang saya kenal sejak usia Balita. Bukan suami saja yang excited, sayapun demikian. Bersyukur setelah 47 tahun  saya dan suami akhirnya bisa melihat langsung aksi panggung Paul selama 3 jam nonstop. Ada 40 lagu yang dibawakan mulai dari jaman The Wings, The Quarry Men, The Beatles sampai karir solonya Paul. Semua lagu yang hits membuat penonton yang mayoritas berusia kepala 6 keatas bergoyang, bertepuk tangan sambil ikut bernyanyi.

Terbang selama13 Jam ke Glasgow di Bulan Desember 2018  dengan suhu 7 derajat Celcius merupakan hal yang sangat menantang. Ini sekaligus kado Ulang Tahun Ke 63 Idjul, suami saya.

Kami sampai di Glasgow, H-2 sebelum konser Mc Cartney. Dua malam tiga hari terasa singkat, jadi begitu tiba di hotel pagi hari  kami menitip di concierge semua koper dan mengganti pakaian. Sejak di Jakarta saya sudah persiapkan diri dengan baik untuk kemana saja.

Kami bersightseeing dengan open-top double decker bus dengan mengambil paket  tur yang berdurasi 90 menit dan bisa hop on hop off, untuk selama 2 hari. Dalam waktu singkat kami langsung bisa mengenal Glasgow kota terbesar di Scotlandia.  Jumlah penduduk sedikit, jalan yang lengang dan udara yang bersih membuat mood semakin lebih enak.

 University of Glasgow jd tempat pertama yang kami kunjungi pada hari pertama. Suasana universitas yang sudah ada sejak tahun 1451 dengan bangunan kuno, mahasiswa yang tampak sophisticated, berpakaian keren, semakin membuat berat langkah saya meninggalkan kampus prestisius ini.

Kota Glasgow  mempunyai ciri khas yang menonjol yaitu banyak mural ukuran raksasa di setiap dinding gedung bertingkat. Mural yang di lukis  profesional dan sangat indah mulai dari wajah-wajah  tokoh setempat yang berjasa, orang bekend dunia dan gambar lainnya.
***

Selasa, 28 Januari 2020

Starbucks Been There Series SAN FRANCISCO


Mug ini mengingatkan saya.... subuh-subuh diantar ipar dan adik saya, G & Wina ke Long Beach Airport (LGB) yang berjarak setengah jam dari kediaman mereka di Huntington Beach. Tidak sampai satu jam menunggu saya, suami dan si bungsu Gladyz telah berada dalam pesawat Alaska Air menuju SFO yang hanya berjarak 1 h 25 m.
 
San Francisco kota terkenal di AS yang wajib didatangi. Hari pertama kami naik tram ke Union Square kemudian dengan tram juga ke Fisherman's Wharf, Pier 35 (Keany Street) dan berjalan hingga Pier 39. Akhirnya naik hop on hop off bus ke Golden Gate Bridge.

Untuk hari kedua, Gladyz memilih untuk melihat Kantor Pusat Google yang ada di Mountain View dan sekaligus mampir di Kantor Pusat Twitter, serta melihat-lihat kampus terkeceh Stanford University - "It ranks one of the world's top universities". Kebetulan ada kenalan Gladyz sesama student exchange di Yonsei University yang kuliah di Stanford University.


Jadi di hari kedua sekaligus terakhir, kami berangkat dari hotel sekaligus check out, untuk melihat kampus prestisius yang sudah ada tahun 1885. Sayangnya kami datang di hari Sabtu jadi hiruk pikuk 10 ribu students dari Stanford University yang posisi endowment fundnya tahun 2018 sebesar US$ 26.46 Billion, tidak kami rasakan.  Kami sudah merasa cukup senang bisa langsung melihat Hoover Tower yang jadi landmark Stanford University. Meskipun saya masih berharap tadinya bisa menginjak gedung Dept of Psy.


Pertemuan Gladyz dengan kenalannya yang datang bersama boyfriendnya yang tidak lebih dari sejam itu sudah cukup memuaskan Gladyz karena paling tidak ia sudah bisa membuktikan janjinya akan jumpa di AS. Dari Stanford University kami ke Kantor Pusat Google yang luaaaaaas bangets. Dan sekali lagi karena hari Sabtu maka eksplorasi kami sebatas di depan gedung yang berlogo Google dengan warna warni khasnya. Kami seperti turis lain hanya bisa mejeng dengan sepeda yang biasa digunakan karyawan Google. Google Store, Canteen, yang ingin kami datangi tutup. Setelah puas menikmati Google Garden kami langsung menuju Kantor Pusat Twitter yang searah dengan perjalanan pulang kami menuju bandara SFO.
***

Hari Guru 2019

Bersyukurlah kepada Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan ilmu yang begitu luasnya, ilmu yang tidak habis-habis kita gali dan kita cari.

Sholawat atas Nabi Muhammad sebagai guru dan tauladan ummat seluruh alam semesta dan jagad raya, yang sampai saat ini namanya begitu wangi di bumi sampai langit.


Bersyukur dan berterimakasih kepada ke dua orangtua, sebagai pendidik dan pengajar pertama kita di bumi. Ummi adalah madrasah pertama bagi anaknya, ayah adalah panutan utama untuk putra putrinya. Karena cinta - karena kasih - karena ilmu mereka kita bisa segalanya.

Bersykur kepada guru-guru kita, baik jenjang formal maupun non formal. Teruntuk guru-guru hebat saya yang ada di Fb Raodah Musa Erna Wati Reni Akbar-Hawadi Thobib Al-Asyhar Ida Sajida dan semuanya yg tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya hanya bisa berdoa semoga Allah Subhanahuwata’ala memberikan kesehatan, keberkahan dan keluasan dalam berjuang mencerdaskan ummat.
 

Terima kasih puji syukur kepada suami yang telah menjadi guru hidup dan pengalaman untuk saya Ahmad Zaki, semua teman yang menasehati kebaikan adalah guru, semua kerabat yang mendoakan dalam ketauhidan adalah guru. Bahkan anak kecil yang memberikan teguran adalah guru...

Betapa bangganya mempunyai kalian semua.. salam ta’zim, penuh hormat penuh kasih untuk guru-guru 💐

***

Senin, 27 Januari 2020

KALENG

Memandang, memegang kaleng-kaleng cantik.. voila...abracadabra... fresh kembali...
Obat capekku di ruang kerja.
Koleksi tin berawal saat saya menghadiri WCGTC Conference di Barcelona dan mampir di Paris. Saat 1967 ke Paris saya sudah beli souvenir Eiffel Tower. Jadi kali ini saat menemani Ali Araafi Akbar ke Disney Paris, saya cari souvenir Paris lain sekaligus yang mengingatkan saya dengan Disney Paris. Kaleng merah yang menjulang diantara kaleng lainnya bertulis Paris itulah jadi koleksi tin pertama saya.

Selanjutnya saat ikut kunjungan kerja suami ke Belanda tahun 2009, rombongan heboh beli-beli souvenir. Sementara saya sama sekali ngga naksir karena sudah punya saat pertama ke Den Haag tahun 1967 beli souvenir keramik rumah khas Belanda dan papi jg beli keramik kincir angin.

Nah begitu kami sudah berada di Schiphol. Saya dan mungkin kebanyakan kita menghabiskan waktu luang dgn window shopping jalan-jalan keluar masuk deretan toko untuk menghabiskan sisa receh.

Sampailah saya di satu toko yang jual aneka coklat dan permen, mata saya pas tertumbuk pada kaleng permen yang bagian luarnya adalah kincir angin dengan sapi-sapi merumput. Ini menjadi koleksi kaleng kedua saya. Selanjutnya pas jalan pas ingat pas lihat ya dibeli hehe.

PIRING-PIRING'AN


Nggak tahu sebutannya apa...saya sebut saja piring-piringan..ini juga salah satu obat capek saya di akhir pekan..yang saya rawat sendiri.

Plate yang tertua disini yang bukan terbuat dari keramik tapi perunggu. Plate yang berisi14 bendera termasuk tuan rumah Malaysia saya peroleh saat diundang oleh UNDP mewakili pemuda Indonesia dari akar rumput. Kemsos RI merekomendasi saya yang saat itu menjadi fungsionaris Karang Taruna untuk hadir dalam perhelatan pemuda Asia. 

Aktivitas di Karang Taruna berawal dari tingkat RW di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung. Saya yang saat itu hanya sibuk sekolah dan ikut berbagai macam les tiba-tiba diajak oleh Ketua Ikarema RW03 Sonson Sanusi untuk ikut aktif giat remaja setempat. Papi menyambut baik dengan ikut mensponsori dan meramaikannya dengan membuat Trijaya Club. Anak-anak remaja RW03 bermain volley di lapangan kosong milik tetangga sebelah rumah. Rumah ortu sayapun sempat jadi ketempatan acara Hari Kartini, lomba fashion show dan pemilihan Putri Kartini RW03. Bahkan juga menjadi tempat Raker Pra Munas Karang Taruna DKI Jakarta.

Berawal dari aktivitas remaja di RW saya kemudian naik pangkat jadi Ketua Karang Taruna Kelurahan. Mulai dari sini "karir" saya di Karang Taruna moncer..saya kemudian disertakan mewakili DKI Jakarta di Munas Karang Taruna yamg diadakan di Garut. Dan akhirnya duduk sebagai salah satu anggota Karang Taruna Tingkat Nasional yang SKnya saat itu ditanda tangani Mensos RI Ny. Nani Sudarsono, SH.

Kiprah di Karang Taruna membawa berkah, walaupun sdh disibukan punya tiga anak Kemsos RI mendorong saya tampil di tingkat internasional, salah satunya di Kuala Lumpur tersebut. Lainnya, saya ditunjuk menjadi satu-satunya peserta dari unsur Karang Taruna dari 20 orang Pemimpin Pemuda (Youth Leader) dalam Pertukaran Pemuda Program Nakasone di Jepang selama satu bulan, selebihnya pemuda dari unsur KNPI.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia