Saat ditawari suami untuk nonton konser tunggal Sir Paul Mc
Cartney di The SSE Hydro, Glasgow
seperti percaya tidak percaya. Nama Paul Mc Cartney identik dengan The
Beatles, band legendaris yang saya kenal sejak usia Balita. Bukan suami saja
yang excited, sayapun demikian. Bersyukur setelah 47 tahun saya dan suami akhirnya bisa melihat langsung
aksi panggung Paul selama 3 jam nonstop. Ada 40 lagu yang dibawakan mulai dari
jaman The Wings, The Quarry Men, The Beatles sampai karir solonya Paul. Semua
lagu yang hits membuat penonton yang mayoritas berusia kepala 6 keatas
bergoyang, bertepuk tangan sambil ikut bernyanyi.
Terbang selama13 Jam ke Glasgow di Bulan Desember 2018 dengan suhu 7 derajat Celcius merupakan hal
yang sangat menantang. Ini sekaligus kado Ulang Tahun Ke 63 Idjul, suami saya.
Kami sampai di Glasgow, H-2 sebelum konser Mc Cartney. Dua malam tiga hari terasa singkat, jadi begitu tiba di hotel pagi hari kami menitip di concierge semua koper dan mengganti pakaian. Sejak di Jakarta saya sudah persiapkan diri dengan baik untuk kemana saja.
Kami bersightseeing dengan open-top double decker bus dengan
mengambil paket tur yang berdurasi 90
menit dan bisa hop on hop off, untuk selama 2 hari. Dalam waktu singkat kami langsung
bisa mengenal Glasgow kota terbesar di Scotlandia. Jumlah penduduk sedikit, jalan yang lengang
dan udara yang bersih membuat mood semakin lebih enak.
University of Glasgow
jd tempat pertama yang kami kunjungi pada hari pertama. Suasana universitas yang
sudah ada sejak tahun 1451 dengan bangunan kuno, mahasiswa yang tampak
sophisticated, berpakaian keren, semakin membuat berat langkah saya
meninggalkan kampus prestisius ini.
Kota Glasgow
mempunyai ciri khas yang menonjol yaitu banyak mural ukuran raksasa di
setiap dinding gedung bertingkat. Mural yang di lukis profesional dan sangat indah mulai dari
wajah-wajah tokoh setempat yang berjasa,
orang bekend dunia dan gambar lainnya.
***