Senin, 27 Januari 2020

KALENG

Memandang, memegang kaleng-kaleng cantik.. voila...abracadabra... fresh kembali...
Obat capekku di ruang kerja.
Koleksi tin berawal saat saya menghadiri WCGTC Conference di Barcelona dan mampir di Paris. Saat 1967 ke Paris saya sudah beli souvenir Eiffel Tower. Jadi kali ini saat menemani Ali Araafi Akbar ke Disney Paris, saya cari souvenir Paris lain sekaligus yang mengingatkan saya dengan Disney Paris. Kaleng merah yang menjulang diantara kaleng lainnya bertulis Paris itulah jadi koleksi tin pertama saya.

Selanjutnya saat ikut kunjungan kerja suami ke Belanda tahun 2009, rombongan heboh beli-beli souvenir. Sementara saya sama sekali ngga naksir karena sudah punya saat pertama ke Den Haag tahun 1967 beli souvenir keramik rumah khas Belanda dan papi jg beli keramik kincir angin.

Nah begitu kami sudah berada di Schiphol. Saya dan mungkin kebanyakan kita menghabiskan waktu luang dgn window shopping jalan-jalan keluar masuk deretan toko untuk menghabiskan sisa receh.

Sampailah saya di satu toko yang jual aneka coklat dan permen, mata saya pas tertumbuk pada kaleng permen yang bagian luarnya adalah kincir angin dengan sapi-sapi merumput. Ini menjadi koleksi kaleng kedua saya. Selanjutnya pas jalan pas ingat pas lihat ya dibeli hehe.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia