Selasa, 17 Agustus 2021

Hawa Nafsu

Dalam KBBI, hawa nafsu diartikan sebagai desakan hati dan keinginan keras (untuk menurutkan hati, melepaskan marah dan sebagainya).

Hawa nafsu adalah dua kata yang berasal dari bahasa Arab. _Hawa_ berarti sangat cinta, kehendak. _Nafsu_ berarti roh, nyawa, jiwa, diri seseorang, kehendak, niat, selera
Secara syari'at, hawa nafsu adalah kecondongan jiwa terhadap sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari'at.
Hawa nafsu adalah kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu menguasai hatinya.
Banyak makna dan pengertian untuk nafsu. Allah dalam Al-Qur'an menyifati nafau dalam tiga sifat: _muthma'innah_ (jiwa yang tenang), _lawwamah_ (jiwa yang menyesal), _ammarah bissu_ (jiwa yang menyuruh berbuat jahat).
Nafsu _Muthma'innah_ adalah nafsu yang memiliki ketenangan dan ketenteraman. Jiwa yang tenang mengingat Allah Swt, jiwa yang tenteram mengingat Allah. Jiwa yang rindu bersua denganNya. Jiwa yang bersandar dekat dengan-Nya.
_"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridhai-Nya_"
*QS. Al-Fajr (89): 27-28.*
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita membuat kita juga pasrah dan rida terhadap segala ketentuan-Nya.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita membuat kita tidak pernah mengeluh, tidak guncang keimanannya.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita mrmbuat kita meyakini apapun yang menimpa kita terjadi atas izin-Nya.
Ketenangan dan ketenteraman jiwa kita membuat kita menerima hikmah-Nya.
_"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."_
*QS. At-Tagabun (64):11.*
Dengan memiliki nafsu Muthma'innah maka kita akan taat terhadap segala perintah-Nya dan kita akan ikhlas beribadah kepada-Nya.
Dengan memiliki nafsu Muthma'innah maka kita tidak pernah menginginkan sesuatu yang bukan haknya, kita akan berjalan _on the track_, tidak menentang perintah-Nya.
Solusi untuk menjaga ketenangan dan ketenteraman jiwa adalah dengan berdzikir. Firman Allah:
_" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram."_
*QS. Ar-Ra'd (13):28.*
Solusi lain menjaga ketenangan dan ketenteraman jiwa, melihat dunia sebagai kehidupan sementara yang cepat berakhir sementara melihat destinasi terakhir kehidupan kita adalah akhirat, sebagai kehidupan yang panjang dan kekal abadi.
Jangan sampai ada penyesalan. Firman Allah:
_"agar jangan ada orang yang mengatakan, "Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, dan sedangkan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memperolokkan (agama Allah)"_.
*QS. Az-Zumar (39):56.*
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
19 Zulhijah 1442H/29.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia