Jumat, 21 Januari 2022

Kenangan Masa SMA Sanur – Santa Ursula Jalan Pos Jakarta

Oleh: Laksmi Djuwita | SMA Sanur Angakatan 75 Jakarta 

Masa
 SMA sudah lebih dari 45 tahun yang lalu..ada beberapa kenangan dan catatan dengan Reni yang masih saya ingat.

Setiap hari tugas kami bertumpuk banyak  ; sibuk dengan PR – setiap mata pelajaran harus ada PRnya dan bersiap-siap untuk “ulangan mendadak” yang diwajibkan untuk setiap mata pelajaran…Capek..

Tapi, kami beruntung sekali karena Sanur membekali kami juga  dengan “Leadership”.
Awalnya, saya dan Reni ikut di kegiatan Retreat yang diadakan di Sukabumi  bersama kira-kira 30 orang kawan yang lain selama 3 hari 2 malam.  Tempatnya asri, sejuk, bersih.

Acaranya dengan Noble Silence – alias tidak berbicara, kecuali waktu acara diskusi… terbayang kan…sulitnya untuk Noble Silence bagi kami… semuanya cerewet…
Acaranya cukup padat dari pagi sekali yang selalu diawali dan diakhiri  dengan berdoa di malam hari.

Nah, di situ kami belajar dan  berdiskusi, ada role play, ada panel diskusi, belajar pidato, belajar rapat pleno…belajar berdebat…seruuu..Kami diberi kasus  seolah berada di suatu tempat yang terkena bencana, putus komunikasi dengan pihak luar,  kondisi kritis tanpa air dan makanan. Hanya ada dua pilihan : apakah kami membuat pemancar radio untuk berkomunikasi atau kami membuat  peralatan pembuat Oksigen untuk bernafas dengan sisa peralatan yang ada ???.

Nah, kami berdebat…karena ternyata pilihan berbeda…
Seru   ya, Ren.

Setelah Retreat itu, kami mendapat “proyek sosial” dari Suster Fransesco – Kepala Sekolah kami.

Ini sebenarnya bagian dari Latihan “Leadership”. Melatih kepekaan dan tanggung jawab sosial kami. Perlu kan sebagai seorang pemimpin ?
Saya dan Reni kembali ikut dalam proyek ini.

Seingat saya, setiap 2 atau 3  minggu, kami jadi relawan di sebuah “Rumah Sakit” di Tangerang yang pasien-pasiennya adalah orang-orang yang tidak mampu sama sekali untuk membayar biaya berobat.

Tempatnya jauuuh.. Pertama naik kendaraan umum, jalan kaki, naik angkot umum  disambung dengan angkot yang kami sewa karena tempatnya tidak terjangkau angkot umum.

Macam-macam pasiennya; ada yang mengalami gangguan jiwa, ada yang patah tulang korban kecelakaan dll..

Tempat ini juga merupakan rumah bagi para Lansia yang tidak ada lagi yang mampu merawat .

Para relawan punya tugas yang cukup banyak . Minggu ini membersihkan kamar tidur  para pasien, menjemur kasur, selimut, bantalnya, membersihkan  kamar mandi pasien.  Minggu depannya mengajak ngobrol para Lansia, membacakan surat dari keluarga ( kalau masih ada yang ingat mereka…sedih deh ), atau menuliskan surat untuk keluarga mereka.

Minggu yang lain lagi, kami membantu Suster yang bertugas di RS itu untuk menyortir pakaian-pakaian sumbangan dari berbagai sumber,  menjemurnya, merapikan dll dll.
Tempat yang tidak pernah terbayangkan ; kok ada pasien, Lansia  yang tidak ada keluarga yang merawat ?..kok ada Suster yang mau merawat orang-orang ini ..??

Reni masih ingat kan ?.
 

Dari sana saya mengenal Reni yang tidak mudah menyerah, punya determinasi yang kuat, percaya diri akan pilihannya, tapi menghargai pilihan atau pendapat yang berbeda ( kita kadang berbeda pendapat ya,Ren)

Ren,
Terima kasih untuk “life journey “ bersama di SMA Sanur yang indah…

Laksmi Djuwita
SMA Sanur Angakatan 75
Jakarta Januari 2022

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia