Rabu, 23 Desember 2020

PE DE KA TE


Idjul ini bukan satu-satunya teman laki-laki saya yang main ke rumah di Jalan Trijaya, Kampung Ambon. Nama jalan yang diambil dari nama Bambang Trijaya Hawadi, almarhum abang saya yang meninggal di usia 21 tahun.

Kami merupakan penghuni pertama di jalan yang belum bernama tersebut, sejak tahun 1959. Daerah yang masih bertanah merah, penuh dengan pohon-pohon besar dan banyak dihuni oleh orang Betawi yang pekerjaannya tukang sayur, tukang ikan, tukang bolsak dls. Disinilah saya tumbuh berkembang dari tahun 1967 sampai 1981.
Rumah verdieping kami tidak pernah sepi karena 7 anak mami telah beranjak remaja. Rumah kami jadi tempat tongkrongan asyik dan kerap untuk bermalam teman gaul dua adik laki-laki saya.
Mami yang sekarang sudah beralih peran dari IRT ke pengusaha garment lebih suka rumahnya jd rame. Alasannya simpel, "hati mami lebih tenang..daripada mrk main diluar rumah"
Nah..saya sebagai tangan kanan mami dikenal galak. Untuk urusan apel malam minggu, jam 22:00 pagar akan saya kunci. Ipar saya RS selalu ingat bagaimana galaknya saya. Ia cerita bgm saya "ceramahi" dia habis-habisan karena telat membawa adik saya pulang selepas nonton film di Djakarta Theatre.
Nah kemudian datanglah Idjul. Jika lelaki lain datang dgn mobil, Idjul naik vespa. Orang lain rapih berkemeja, Idjul ini bergaya casual dengan jeans dan T-Shirt saja.
Idjul banyak ngobrol dan nyambung dengan semua adik saya. Selera musik yang sama mempertemukan mereka. Dalam sekejap semua adik saya suka dgn Idjul.
Pe de ka te Idjul berhasil. Teman laki-laki saya yang mendekati saya terpental satu persatu. Surat "kaleng" dari adik saya di meja belajar dengan kata-kata pedas dan menohok pada setiap mereka yang datang untuk pendekatan ke saya, membuat saya gerah.
Ada saja yang dikritik.."sepatunya ga bonafide gede bangets haknya haha.. jambulnya gileee....wuiih klimis banget...mobilnya sii oke tapi seleranya nguk....eeh ga salee tuh duduk nyelonjor gitu dikira pantai apa..Eeh..dia sopaaan amat yak tapi kurang asyik kayaknya..dls dls.
Idjul jg kenal baik sejarah keluarga besarnya jadi bs obrol enak dg mami. Banyak nama yg muncul dan dikenal baik oleh mami. Obrolan jd mengalir.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia