Rabu, 23 Desember 2020

ARLOJI


Cerita di akhir masa usia sekolah, saat saya sudah berdomisili di Jalan Trijaya. Rumah verdieping yang dibangun sejak tahun 1959, namun baru kami tempati tahun 1967.

Pagi hari yang cerah, papi mengajak mami, saya dan Nita ke CTC. Gedung bertingkat yang tidak terlalu tinggi ini ada di sisi kiri jalan Kramat Raya dari arah Salemba. Bercat putih dan ada papan iklan Jam Omega ukuran raksasa diatas gedungnya. Kesanalah kami akan diajak papi. Mobil masuk ditengah gedung yang hanya muat masuk satu mobil. Dan kamipun turun dari mobil langsung masuk ke pintu kaca di sebelah kiri.
CTC atau PT Pantja Niaga, Direktur Utamanya adalah Djukardi Odang, teman papi. Mereka sama-sama tentara yang dikaryakan. Saya dan Nita didampingi mami melihat keliling ke etalase yang penuh jam ber merk Omega dan Rado. Satu lagi baru ingat, Tissot.
Papi mau belikan kami arloji. Ini hadiah lulus SD bagi saya dan Nita untuk naik ke kelas 5. Nita mengikuti langkah mami ke display Omega. Saya jalan sendiri dari satu display ke display lain. Mata saya tertumbuk pada jam Rado Captain Cook ber bracelett stainless steel. Warna merah melingkari angka 12 sampai angka 4 membuat Captain Cook tampak cool. Tulisan angka tidak ada, yang ada hanya garis garis yang kalau di dalam ruangan gelap akan bersinar. Puteran jam ada dua, satu besar dan satu kecil. Satu untuk penanggalan dan satu untuk jarum jam. Penjelasan tentang waterproof membuat saya semakin tertarik memilikinya.
Papi mendekati saya dan membiarkan saya asyik bertanya ke pramuniaganya sambil membolak balik arloji tersebut. Saya kemudian berbalik kekiri melihat ke arah papi dan saat papi bilang " bener Reni lebih pilih Rado? Gak mau Omega seperti Nita..sambil kepalanya dongak ke arah mami dan Nita di sebrang konter kanan sana.. coba lihat dulu lah..pelan-pelan dan pikir lagi".
"Gak pi..dah ini Reni mau yang ini saja, kalau yang bertali kan sudah ada Seiko..ini Rado merk baru ya pi.. dan modelnya baru, katanya tahan kena air..bisa pake untuk berenang". Begitulah saya sering berbeda.
Jam tangan Omega Nita yang mungil, masih ada dan sudah jadi barang antik yang dia sayang-sayang pakainya. Nita mengikuti saran dan ikut-ikutan mami, memakai merk Omega.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia