Rabu, 23 Desember 2020

KANGEN


Ini foto saya bersama lima adik saya pada dua tahun silam.Ceritanya kami baru bubar dinner dan berjalan menunju lift. Tiba-tiba Idjul mengingatkan kalau dari tadi belum ada foto khusus kakak beradik. Trus diarahkan "nih disini aja yuuk...klik klik klik..

Moment kebersamaan biasanya saat salah satu dari kami mentraktir dalam rangka syukuran. Nah kali ini giliran saya merayakan 36 tahun usia perkawinan kami@Westin Hotel.
Sayangnya foto bersama saya dan dik adik hampir selalu seberapa yang ada saja. Kali ini lumayan bisa berenam. Si bungsu pas di Jakarta. Dua adik saya bermukim di luar Indonesia.
Sejak tahun 1983 seminggu setelah diwisuda dari Fakultas Bahasa IKIP Jakarta, Jurusan Bahasa Perancis Dian diterima jadi crew Cathay Pacific. Ia memilih secara sadar bekerja melanglang buana dengan homebase di Hong Kong. Satu lagi Wina, sejak tahun 1992 menetap di Maryland, Amerika Serikat dan tahun 2014 pindah ke Huntington Beach, LA.
Saya dan enam adik dibesarkan oleh single mom, sejak tahun 1974. Saat papi wafat saya baru berusia 17 tahun dan Dian berusia 10 tahun. Mami jadi ortu tunggal di usianya yang ke-42.
Mami tidak mempersiapkan diri untuk bekerja dan juga tidak dipersiapkan papi untuk bekerja di luar rumah.
Mami sosok gadis Minang yang bermental baja, tahan banting, berkemauan keras dan pantang menyerah, yang merantau di usianya ke 18.
Mami perempuan tangguh, yang berjalan mengarungi kehidupannya, menjalani takdirnya tanpa pernah mengeluh.
Mami sosok Ibu yang menyandarkan kehidupan sepenuhnya pada Allah semata, meyakini pertolongan Allah itu ada.
Kalau kesuksesan diukur dengan pendidikan maka mami sudah sukses mengantarkan ketujuh anaknya jadi sarjana.
Jika keberhasilan dilihat dari telah menunaikan rukun Islam kelima, maka mami telah berhasil mengajak anaknya berhaji dan umrah.
Terima kasih banyak Allah..
Kangen mami jelang ulang tahunnya ke 88 tahun.Semoga telah bahagia bersama papi kembali diharibaanNya, dikelilingi bunga-bunga indah di SurgaMu ya Rabb..

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia