Alhamdulillah, kami bisa ke Pustakalana Children Library and Common Room. Ikut bangga dengan kegiatan Chicha anak kedua kami dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat dan Sukses beberapa waktu y.l dapat Penghargaan Walikota Bandung sebagai komunitas yang meningkatkan kualitas hidup. Ini foto dan caption di Instagram, yang telah saya sesuaikan untuk di upload ke FB.
Foto inyik dengan Azka yang asyik membaca, membuat saya masih ingin bercerita tentang masa usia sekolah.
Papi kerap bawa saya ke Toko Buku Gunung Agung Kwitang. Disana lah saya dibelikan komik Ramayana dan Mahabarata karangan R.A. Kosasih. Berkat komik ini membuat saya melek tentang wayang. Akhirnya saya menyukai wayang. Melalui komik wayang, saya belajar pertama kali memahami
karakter seseorang.
Penggambarannya dalam komik amat jelas sehingga saya dengan mudah asosiatif jika
ada orang yang memiliki karakteristik yang sama. Misal jika ketemu laki-laki handsome yang tampan buat orang mudah jatuh hati, itu pasti ingat Ardjuna. Kalau pas ketemu orang yang licik, munafik dan bicaranya tajam kita sebut Sengkuni. Nah kalau jumpa orang yang bijak lgs kita ingat dengan Yudhistira.
Buku lain yang dibelikan papi adalah sekuel Winnetou. Melalui novel karangan Karl May saya menikmati jalinan persahabatan antara Old Shatterhand dengan Winnetoi, si Ketua Suku Indian Apache.
PT. Balai Pustaka cukup dekat dengan rumah kami, kesanalah saya diajak papi belanja buku. Buku-buku Balai Pustaka tidak melulu tentang hasil karya sastrawan besar Indonesia seperti Sutan Takdir Ali Syahbana, Marah Rusli, Armijn Pane, HAMKA, A.A. Navis, dls. Namun juga menjual buku-buku cerita dalam format buku saku dan tipis, yang cepat dibaca, kalau saya tidak salah ingat bernama BAS JAYA.
Koleksi buku saya lumayan cukup banyak dan beragam. Mulai dari komik, buku-buku karya sastrawan besar Indonesia dan buku-buku anak Internasional seperti Grimm Bersaudara (karyanya saya jadikan buku wajib bagi anak saya untuk baca a.l Putri Salju, Cinderella, Hansel dan Gretel,Rapunzel maupun Peniup Seruling).
Buku cerita H.C.Andersen juga menjadi koleksi wajib bacaan saya. Cerita tentang Baju Baru Kaisar, Puteri Thumbelina, Puteri Duyung Ariel, Anak Itik Buruk Rupa beberapa dari banyak cerita dongeng yang saya ingat.
Namun dari semua cerita dongeng anak, Si Topi Merah karangan Charles Perrault yang nanti saat saya jadi Ibu termasuk yang digemari anak untuk diceritakan. Mereka senang mendengar sensasi serigala akan memakan nenek.
Untuk kisah nabi-nabi buku yang diberi papi adalah Buku Kisah 25 Nabi dan Rasul yang cukup tebal dan tidak ada gambarnya.
Dengan buku yang cukup banyak itu saya iseng buka penyewaan buku di rumah. Namun tidak berumur panjang, saya bosan karena pengunjungnya tidak ada
Kamar tidur papi berdampingan dengan ruang bacanya. Disana berjejer Ensiklopedi yang tebal sekali, besar dan berat dalam bahasa Belanda. Dan ada satu set berbahasa Inggris. Buku-buku lain tentang agama, kejiwaan, militer, kesehatan, matematik,dls. Wawasan luas yang saya miliki berasal dari papi rupanya.
Kamar tidur saya hanya dipisahkan dengan kamar mandi. Saat terjaga malam hari, saya masih melihat cahaya lampu dari bawah celah pintu, itu pertanda papi masih jaga. Papi selalu menikmati membaca buku dan mencatat apa yang dibacanya. Tulisannya bagus dan rapih dengan pena yang selalu diisi dengan tinta Parker.