Foto dibawah ini tiga dari lima cucu kami, Azka, Khalif dan Mireya bersama inyiknya Mereka saat ini berada dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak akhir. Melihat kesibukan para cucu dimasukan les ana ini oleh ortunya masing-masing, membuat sayapun jadi tergugah mengingat-ingat masa sekolah dasar saya.
Masa SD saya sangat menyenangkan. Masa yang penuh dengan karya. Inilah masa terbaik untuk mengembangkan keterampilan anak dalam potensi bidang minatnya.
Aktivitas saya beneran bejibun, namun saya tidak merasa capek dengan jadwal yang padat setiap harinya. Sebaliknya saya justru merasa enjoy..
Semua les yang saya ikuti ada yang datang dari kemauan saya sendiri dan ada yang tiba-tiba saja saya sudah didaftarkan ke dalam kegiatan tersebut.
Saya bersekolah pada siang hari, jadi saat ditawarkan olahraga berkuda di DISC, oleh papi di daerah Warung Buncit pada jam 8 pagi, saya setuju saja. Saya belajar bersama bapak-bapak TNI-AD seumuran papi. Dan saya anak perempuan berusia 9 tahun ditengah mereka. Saya tidak pernah minder. Justru Ini membuat saya merasa istimewa, karena instruktur kami sama yaitu Pak Malik. Dan kuda yang ditunggangipun sama-sama berasal dari Australia, tinggi dan besar. Gagah.
Satu hari mami bilang " Reni belajar piano ya..mami sudah daftarin. Besok mulai les piano di Sancta Ursula. Bukunya sudah mami beli di Toko Buku Tropen, ada dua De Kindervriend dan Schmitt. Ini mami masukan dalam tas, berikut buku note balok, pensil dan rautan serta buku tulis untuk catatan mere nya" Mami pengen Reni pinter main piano, supaya adik-adik nanti juga ikutan belajar". Saya pasrah, dan besok Onsu, supir kami sudah siap mengantar saya.
Sedang Jumat sore, waktunya saya les menggambar dengan Pak Ooq di halaman rumahnya, di daerah Kebayoran Baru. Setelah rajin mengikuti acara menggambar bersama Pak Ooq di TVRI. Saya request "Miii..mi..Reni mo pinter menggambar seperti Pak Ooq dong, biar di rapor dapat nilai 9 untuk menggambar". Saya seneng sekali karena rapor kelas 1 SD saya tertinggi untuk menggambar.
Hari Minggu saya belajar tari Jawa di daerah Menteng menjadi anggota sanggar tari yang dipimpin Pak Sampan Hismanto. Untuk mengikuti ini mami bertanya" Reni mau menari gak, kalau mau mami daftarkan via Ibu Hadiyin. Nanti belajar bersama Kak Tati dan Mar" Saya mengangguk. " Jadi mau ya..ingat harus rajin datang, tidak boleh telat, dan jangan bosenan".
Masa SD saya betul-betul sangat menyenangkan. Berbagai board games disiapkan oleh papi mami, sehingga saya dan adik-adik mahir bermain monopoly, halma, ludo, dam, ular tangga, catur dan scrabble. Meja pingpong juga ada, mau main badminton tersedia net dan raketnya. Saya juga puas bersepeda sepanjang jalan rumah saya. Mami papi juga tidak melarang saya main layangan, naik genteng untuk nyodok buah buni tetangga, maupun nangkring di atas pohon jambu. Mau main di got cari ikan-ikan kecil sepanjang Wahidin II atau cari bekas-bekas kapur tulis dari kelas-kelas SMAN 1. Bebas.
Rumah yang luas, membuat saya bisa leluasa main kejar-kejaran, main tak umpet, main ciplek dan tali tambang yang dibuat karet gelang.
Saya juga punya hewan peliharaan anjing buldog dan boxer, serta berbagai macam jenis burung.
Last but not least masa SD ini pula tepatnya di kelas 4 saya ikut belajar tarekat. Dan satu hal lagi yang masih jarang dilakukan anak seumur saya yang perempuan, belajar mengendarai mobil. Saya telah mahir stir mobil volkswagen saat saya duduk di kelas 6 SD.