Kamis, 10 Desember 2020

Geen Bediende


Hari ini Kamis, 26 Maret 2020 merupakan hari kesepuluh kita semua berada di rumah. Sambil menyiram tanaman, tiba-tiba terlintas di kepala saya..wah sudah lima tahun saja kami di rumah ini dan tanpa asisten rumah tangga. Alhamdulillah..

Semua pekerjaan rumah tangga asli kami lakukan sendiri, kecuali untuk baju, bed sheet, bed cover dan duvet kami londrikan. Ada tiga langganan londri, untuk pakaian rumah cukup kiloan yang murmer, untuk baju kerja di londri yang lain lagi dan untuk baju yang mahalan ke londri mahalan. Ini kerjaan setiap Sabtu, tanggung jawab Ali dan Gladyz. Mereka jam 9 pagi sudah keluar rumah bawa laundry bag untuk ngedrop ke londri langganan dan mengambil londri yang sudah selesai di pak-pak plastik. Saya biasanya ikut karena sekalian ke pasar belanja dan supermarket untuk beli keperluan satu minggu kedepan.
Namun Covid-19 membuat semua jadwal jadi berubah. Mau tidak mau mencuci dan menyeterika di rumah. Untung tidak banyak baju yang dipakai. Dan karena setiap pagi dikerjakan jadi terasa ringan. Belanja ke pasar sudah tidak dilakukan lagi, dilarang keras oleh suami. Dan sebagai gantinya saya ke Mang Diding yang mangkal dekat Mesjid. Itupun masuk ke rumah saya diharuskan mandi dan keramas, baju yang saya pakai langsung masuk mesin cuci.
Urusan pagi hari saya biasanya butuh waktu satu jam. Kalau hari-hari kerja, jam 06:00 harus sudah beres kerjaan semua karena kalau tidak alamat masuk kelas akan terlambat.
Namun dua minggu ini di tengah situasi Global Reset begini saya senang sekali, bekerja tidak dikejar waktu Setelah dapur dan ruang makan beres, saya beralih ke halaman dalam hanya untuk menyemprot bbp pot Sirih Gading yang nempel di dinding, tiga pot Palem kuning dan tanaman rambat Mandevilla dan Morning Glory.
Kemudian kegiatan saya berlanjut menyapu dan menyiram halaman luar sambil menikmati sinar matahari pagi. Dan kerjaan Mang Iwan yang seharusnya datang di Sabtu ketiga saya kerjakan sendiri. Asyik juga ternyata memangkas batang-batang Heliconia dan Palem kuning yang gondrong dan kering, mencabut rumput liar, merapihkan tanaman Dolar, tanaman Lee Kuan Yeuw dan Melati Belanda, memberi rabuk untuk Bougenville dan Rowelia, menyemprot Hantu ke Bunga Anggrek, Pohon Mangga, tanaman gantung Sirih Blaster Heart, Pakis Hijau serta Jambu Air yang selalu dimakan ulat.
Lidah Mertua dan helai daun Lily Paris yang layu di pot-pot saya cabut satu persatu, disertai mencongkel-congkel tanahnya dengan maksud untuk menggemburkan.
Kesibukan harian membuat saya selalu menunda mengecat ulang dinding putih yang sudah berbecak hitam serta ada yang mengelupas sehingga kecantikan jejeran Kadaka dan Paku tanduk rusa tidak terlihat. Dalam situasi seperti sekarang ini siapa pula yang mau mengecat dinding? Apa saya coba belajar mengecat ya..Kalau ide ini saya sampaikan ke Idjul, bisa-bisa dia geleng-geleng kepala sambil bilang "aya-aya wae..kurang kerjaan lho.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia