Saat saya memutuskan ingin berbagi cerita tentang masa kecil sampai masa remaja belajar tarekat Naqsyabandiah, sy mencoba ingat-ingat nama gang tempat buya tinggal. Nama yang muncul di ingatan saya gang Meranti, tapi saya tahu itu salah. Gang Meranti rasanya seingat saya nama tempat buya pindah menetap selamanya di kota Medan.
Saya hanya ingat letak gang tersebut dekat dengan Kepu Selatan, Jakarta Pusat berarti tidak jauh dari jalan dr. Wahidin, kediaman kami.
Saya googling nama buya, Dr. Syekh Haji Djalaluddin yang muncul banyak hal yang selama ini saya belum tahu, seperti riwayat hidup beliau, masa kecil, kehidupan perkawinan dan aktivitas beliau. Nah salah satunya buya adalah anggota parlemen Hasil Pemilu I Tahun 1955 yang mewakili satu-satunya orang dari unsur Partai Politik Tarekat Islam (PPTI). Jika demikian buya kenal baik dengan mertua saya dr.H. Ali Akbar, yang juga pernah menduduki kursi DPRS/MPRS tahun 1955, salah satu dari 57 orang yang mewakili Majelis Syuro Muslimin Indonesia.
Sebenarnya yang saya ingin cari d google..adalah fungsi-fungsi dzikir berikut nama dari bagian tubuh yang saya pegang sambil menyebut nama Allah kala usai sholat lima waktu. Saat belajar dulu, sampai ngelotok hafal semua itu termasuk di awal harus paham 20 Sifat Allah (Wujud, Qidam, Baqa, Mukholafatul lil hawadits, Qiyamuhu binafsih, Wahdaniyah, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama, Bashar, Kalam, Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan, Sam'an, Bashran dan Muttakaliman) berikut 20 Sifat Mustahil Allah.
Alhamdulillah saya menemukannya. Gambar dibawah ini sangat membantu ingatan jangka panjang saya muncul...Selesai sholat jangan langsung ngacir tapi duduk dengan posisi kepala menunduk dan mulai fokus ke Al-Qalbi yang letaknya di bawah dada kiri, kurang lebih dua jari dari rusuk. Disini bersarang nafsu lawwamah. Dzikirlah sebanyak 5000 kali. Seterusnya pindah ke Al-Ruh, dibawah dada kanan, kurang lebih dua jari ke arah dada. Dzikirlah sebanyak 1000 kali..dst dst.