Rabu, 12 Juni 2019

Deddy Corbuzier Komentari Prostitusi dan Artis, Ini Kata Psikolog

TEMPO.CO, Jakarta - Presenter Deddy Corbuzier tidak hanya aktif memimpin sebuah talkshow, namun juga sangat rajin membuat konten unik di media sosial. Dalam konten media sosial YouTube-nya, Deddy Corbuzier mengeluarkan berbagai unek-uneknya tentang berbagai hal termasuk isu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Salah satu isu yang baru dikomentari oleh Deddy Corbuzier adalah fenomena prostitusi di kalangan artis, terkait kasus yang menyeret Vanessa Angel.


Sebelumnya, Vanessa Angel menjadi sorotan publik. Ia terseret kasus prostitusi online. Bersama tiga orang lain dan seorang yang diduga mucikari, Vanessa diciduk aparat Kepolisian pada Sabtu, 5 Januari 2019, di sebuah hotel di Surabaya, Jawa Timur.

Dalam video berdurasi 7 menit, Deddy Corbuzier menilai ia membahas tentang alasan umum para artis ikut dalam jaringan prostitusi online, yang salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan. Deddy juga menjelaskan bagaimana tekanan masyarakat yang selama ini juga menjadi salah satu penyebab artis dan seseorang memilih untuk ikut dalam prostitusi online. “Tekanan hidup dari masyarakat ketika Anda bersosial, temenannya sosialita-sosialita, itu brengsek semua," kata Deddy.
Ia pernah mengomentari tentang kebiasaan seorang artis yang harus memiliki barang bermerek dalam semua busana yang dikenakannya. "Ketika mereka nggak pakai branded, mulai banyak yang ‘wah lu nggak punya job, mulai nggak laku’. Akhirnya, tekanan masyarakat yang dia anggap penting itu menjadi masukan buat dia mendapatkan uang secara maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya, yaitu ngangkang,” kata Deddy dalam video yang diunggah Senin 7 Januari 2019.

Psikolog Lydia Freyani Hawadi setuju dengan pernyataan Deddy Corbuzier bahwa tekanan publik dan kebutuhan yang mendesak sebagai salah satu alasan para artis melakukan prostitusi online. “Banyak faktor yang menyebabkan tak hanya publik figur, namun orang biasa pun melakukan prostitusi. Karena memang ini merupakan hal yang sangat praktis untuk menghasilkan uang," kata Reni, sapaan Lydia kepada Tempo pada 8 Januari 2019.

Khusus untuk artis, Reni mengatakan secara kasat mata orang bisa melihat gaya hidup para pesohor yang tergolong tinggi. Hal itu membuat para artis mendapatkan tekanan agar bisa terlihat sama di antara kelompoknya. "Dia ingin terlihat sama, baik dalam perilaku maupun cara pikir agar diterima oleh kelompoknya. Terutama segala sesuatu yang mengikuti tren, mendorong orang agar terus mengeluarkan uang untuk memiliki produk terbaru,” kata Reni.

Ketika tindakan si artis menjual diri diketahui publik, dampak hukuman sosial pun dapat diresapi secara berbeda-beda. Menurut Reni, hal tersebut tergantung dari kapasitas mental seseorang. “Semua kembali lagi pada mental orang tersebut. Ada yang langsung memberikan respon withdrawal or moving away, dalam artian kapok dan malu sehingga tidak akan melakukan hal yang sama lagi. Namun ada juga yang moving forward, dalam artian memiliki daya tahan mental yang kuat sehingga terus maju," kata Reni.


Dalam kasus Vanessa, Reni menduga, Vanessa bisa melaluinya dan tidak akan memikirkan perkataan orang lain. "Ia termasuk yang percaya diri. Sehingga nggak mungkin depresi dan maju terus,” kata Reni.

Sumber: Tempo


Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia