Salah satu film horor yang sedang naik daun akhir-akhir ini adalah "IT'. Film yang berkisah tentang badut yang bisa berubah wujud sesuai hal yang ditakutkan seseorang berhasil membuat beberapa penonton bioskop ketakutan, ataupun menjerit.
Psikolog Reni Akbar Hawadi menyarankan menonton film horor sebaiknya tidak bersama anak di bawah tujuh tahun. Walaupun anak itu belum mengerti jalan cerita film horor itu, menurut Reni, adegan film itu bisa terekam di alam bawah sadar si anak.
Bila berkali-kali menonton film horor, ada yang nantinya merasa terbiasa menonton film horor, sehingga saat dewasa ia tidak akan takut. Sebaliknya, ada pula anak yang justru menjadi introvert setelah menonton bernuansa gelap itu. "Itu semua tergantung kondisi si anak," katanya.
Efek lain yang juga bisa dialami si anak adalah melakukan hal yang sama seperti pada film horor. Misalnya ada adegan pembunuhan yang tergambar dalam film horor itu, yang terekam di alam bawah sadar mereka. Ketika mengalami situasi yang sama, bisa saja si anak akan melakukan pembunuhan itu mencontoh adegan di televisi.
Reni menyarankan agar orang tua sebaiknya tidak menonton film horor dengan anak yang berusia di bawah tujuh tahun. "Anak di bawah usia tujuh tahun itu sebaiknya dicontohkan dan diberikan energi positif saja, jangan energi negatif seperti film horor," katanya.
Menurut Reni, anak yang sudah berusia 7-11 tahun boleh saja diajak menonton film horor. Pada usia itu, anak sudah bisa berpikir dan diajak diskusi. Orang tua tentu perlu menjelaskan makna film itu. "Mereka perlu mendapatkan penjelasan detail tentang film horor," kata Reni.
MITRA TARIGAN
Sumber: Tempo
0 komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.