ACEH
BESAR, Aceh News - Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun anggaran 2012 hanya mampu menggaji
tenaga pengajar dan pengasuh di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)
sebesar 2 juta rupiah pertahun. Bila di bagi rata perbulan tak sampai 200 ribu
rupiah, jauh di bawah angka UMR (upah
minimum regional) Pemerintah Aceh yang mencapai 1,3 juta rupiah lebih.
“Tahun
2012 insentif tenaga pengasuh PAUD mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Tahun
lalu perpengasuh memperoleh insentif 1,2 juta rupiah pertahun, sekarang naik
menjadi 2 juta rupiah pertahun,” beber Prof.Dr.Lydia Freyani Hawadi,Psi, Dirjen
PAUDNI (Pendidikan Usia Dini, Non formal dan Informal) Kemendikbud RI, usai
menjadi pembicara dalam rangka mengisi kunjungan singkatnya bersama rombongan ke
UPT BKPB (Balai Peningkatan Kegiatan Belajar) Dinas Pendidikan Aceh, Lubuk, Aceh Besar, Rabu
siang (9/5).
Selain
kesejahteraan pengasuh, Ibu Dirjen juga mengungkapkan, hingga kini
infrastruktur PAUD dan PKBM masih sangat memprihatinkan, terutama di Provinsi
Aceh. Hal tersebut erat kaitannya dengan minimnya SDM dan database yang belum akurat.
”Hingga kini kami belum memiliki data yang valid berapa jumlah PAUD yang aktif
di Aceh. Namun demikian kita akan terus membantu, jadi mohon di ajukan
proposalnya ke kami, karena dana yang tersedia sangat memadai,” anjurnya.
Agar
terwujudnya standarisasi pola pengasuhan di lembaga PAUD kedepan, pihak
kementerian yang membidangi dunia pendidikan itu turut membangun satu unit
gedung PAUD Terpadu di Lokasi UPT BKPB Lubuk Aceh Besar pada tahun anggaran
berjalan.”Jadi kedepan dengan adanya PAUD percontohan di sini (UPT BPKB
Aceh-red), dapat dilakukan pelatihan dan pengembangan kearah yang lebih baik,”
harapnya.
Menurutnya,
lembaga PAUD, PKBM (Pusat kegiatan belajar Masyarakat) dan lembaga non formal
lainnya perlu segera di revitalisasi sehingga menjadi andalan di dalam
mewujudkan generasi emas ke depan. “Kedepan akan kita bangun secara terpadu antara PAUD dan
Posyandu. Tujuannya agar pelayanan terhadap anak menjadi lebih baik,
memperoleh pembelajaran dan pelayanan kesehatan,” ujar dosen psikologi
Universitas Indonesia itu.
Informasi yang diperoleh BN dari sumber di Dinas
Pendidikan Aceh menyebutkan, jumlah lembaga PAUD di Aceh mencapai 2,000 unit. Sedangkan lembaga
Pendidikan non formal lainnya seperti PKBM mencapai 300 unit. Dan diperkirakan,
kedua lembaga tersebut menampung tenaga pengasuh dan pendidik mencapai puluhan
ribu. Di yakini, sebahagian besar yang mengabdikan diri di lembaga tersebut
memperoleh penghasilan perbulan jauh dari upah minimun regional atau UMR. Hal
tersebut terjadi karena masih minimnya alokasi anggaran dari pemerintah ke
sektor tersebut. ”Kedepan hal tersebut akan kita pikirkan bersama.Pertanyaan
tersebut sangat bagus dan tajam,” ucapnya menanggapi pertanyaan wartawan terkait
kesejahteraan pengasuh di lembaga PAUD selama ini.(TM)