Sabtu, 27 Oktober 2018

Indonesia Gelar Forum Internasional Pendidikan Keaksaraan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar Forum Internasional Pendidikan Keaksaaraan Selasa (20/8).

Pada forum yang digelar bekerjasama dengan UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL) ini akan membahas persoalan terkait kebijakan dan layanan program pendidikan keaksaraan dan kecakapan hidup bagi remaja marjinal.

"Forum ini merupakan kelanjutan dari dua forum regional serupa, yang sebelumnya dilaksanakan di Bamako, Mali tahun 2010 dan di Kairo, Mesir tahun 2011," ujar Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Kemdikbud Lydia Freyani Hawadi di Hotel Mercure Jakarta Selasa (20/8).

Menurut Lydia, pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah forum ini karena UIL menilai Indonesia telah berhasil menjadi role model penuntasan tuna aksara dan merupakan anggota editorial Laporan Global Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa ke 2 (GRALE II). Disamping itu, Indonesia juga aktif dalam mengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai sarana pendidikan keaksaraan.

Ia juga mengungkapkan pada forum internasional yang berlangsung pada tanggal 20-22 Agustus 2013 ini bertujuan untuk membuat kebijakan internasional dalam memberikan kesempatan belajar bagi remaja marjinal agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

"Remaja marjinal yang dimaksud yakni remaja rentan. Remaja yang putus sekolah dan buta aksara," kata dia.

Forum internasional ini diikuti 120 peserta yang terdiri dari kalangan pendidik, organisasi masyarakat, mitra swasta, PKBM Indonesia, dan 19 negara di kawasan Asia, Afrika, Arab, Australia, dan Eropa.

Adapun Australia dan Jepang menjadi pembicara dalam forum ini sebagai contoh negara maju yang berhasil memberikan layanan pendidikan keaksaraan dan kecakapan hidup bagi remaja.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia