Kamis, 20 September 2018

Pendidikan Berbasis Kejujuran dan Anti Korupsi

Jakarta, 27 Januari 2012 – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melantik pejabat baru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam acara pelantikan yang dilaksanakan di Gedung Graha Utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Senayan Jakarta, M. Nuh melantik 3 pimpinan perguruan tinggi negeri, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan staff ahli Kemdikbud.

Ketiga pimpinan perguruan tinggi tersebut adalah Aulia Tasman sebagai Rektor Universitas Jambi masa jabatan 2012-2016, menggantikan Kemas Arsyad Somad, Moh Hasan sebagai Rektor Universitas Jember masa jabatan 2012-2016 menggantikan Tarsicius Sutikto, dan RD Kusumanto kembali dilantik sebagai Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya masa jabatan 2012-2016 yang merupakan masa jabatan ke-dua kalinya.

Adapun Lydia Freyani Hawadi dilantik sebagai  Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menggantikan Hamid Muhammad. Pada kesempatan yang sama, dilantik juga Anna Erliyana, sebagai Staf Ahli Bidang Hukum Kemdikbud dan Kacung Marijan sebagai Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional Kemdikbud.

Dalam sambutannya, Nuh menyampaikan pesan kepada para pimpinan perguruan tinggi dan pejabat Kemdikbud agar dapat mengalakkan pendidikan berbasis kejujuran dan anti korupsi. Menurut Nuh, pendidikan ini harus dipupuk sejak usia dini sehingga ketika dewasa, mereka sudah tidak mengenal lagi kosakata “korupsi”. Nuh menyampaikan pesan khusus kepada Lydia Freyani Hawadi sebagai Dirjen PAUD yang baru, ” Ada dua pesan Bapak Presiden bagi pendidikan usia dini, yaitu tanamkan budaya antri dan budaya bersih, baik secara lahir maupun batin.” ungkap Nuh. Dengan demikian anak-anak sejak usia dini telah diajarkan prinsip menghargai hak orang lain.

Kepada pimpinan perguruan tinggi yang baru, Nuh berpesan agar dapat menjaga dan mengembangkan tradisi akademik dan tradisi budaya yang telah dijalankan pimpinan yang sebelumnya. Pimpinan perguruan tinggi juga diharapkan lebih intensif berdialog dengan mahasiswa dengan sentuhan kepribadian, sebab mahasiswa merupakan anak bangsa yang patut diberi kasih sayang, perhatian, dan didengarkan aspirasinya. Pada kesempatan ini, Nuh kembali berpesan agar setiap perguruan tinggi dapat menjadi perguruan tinggi yang ramah sosial. Mahasiswa hanya dapat di keluarkan dari kampus jika tidak mampu secara akademik, kesulitan finansial tidak dapat dijadikan alasan untuk men-drop out seorang mahasiswa.

Sumber:  http://www.dikti.go.id/

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia