KOMPAS.com - Dalam menerapkan
kebiasaan pola makan, anak kerap hanya dijadikan objek di mana ia harus
menyukai makanan yang disodorkan orangtua. Kadang ada unsur paksaan juga di
dalamnya. Padahal, jika anak mengenal gizi sejak dini, maka ia akan dengan
sadar menikmati makanannya, dan itu tentu akan menjadi lebih baik di masa-masa
mendatang. Atas dasar itu jugalah program “Ayo Melek Gizi” yang diusung
Sarihusada sejak tahun 2009 berkembang dengan adanya pembuatan Kebun Nutrisi.
Di
program ini, anak-anak diajak mengenal makanan sehat seperti sayur dan buah
yang mereka tanam, panen, dan masak sendiri. “Kami ingin mengubah perspektif
bahwa anak tidak harus selalu disodori makanan, tapi mereka juga bisa mengenal
dan menyukai makanan bergizi dari diri mereka sendiri,” ujar Arif Mujahidin,
Head of Corporate Affairs Division Sarihusada, saat diskusi Nutritalk,
“Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Gizi Sejak Dini” di restoran Kembang Goela,
Sudirman, Jakarta, Selasa (21/5/2013). Sebagai tahap awal, pembangunan Kebun
Nutrisi mini ini dilakukan di PAUD Rumah Srikandi Kemudo, Klaten, perbatasan
Jogjakarta. Anak-anak berusia 2-4 tahun di sana sudah diajari menanam dan
merawat tanaman pangan seperti kangkung, bayam, tomat, sawi, dan terong.
“Dengan
terlibat langsung dalam proses menanam dan memelihara tanaman, anak-anak bisa
belajar sekaligus bermain,” ujarnya. Dalam pelaksanaan program Ayo Melek Gizi
(AMG) sendiri, Sarihusada sudah mendukung 13 PAUD atau Pendidikan Anak Usia
Dini yang menjadi percontohan di Jogjakarta. Kegiatannya beragam, dari mulai
pembinaan tenaga pengajar hingga pengembangan materi pengajaran tambahan
berbasis nutrisi. Diskusi Nutritalk termasuk salah satu program AMG sebagai
penyebarluasan informasi pada media.
Selain Arif, turut hadir Nunuk Sri
Mulyani, kepala sekolah PAUD Rumah Srikandi Kemudo, Dr Elvina Karyadi MSc, PhD,
SpGK, ahli gizi dan direktur Micronutrient Initiative Indonesia (MII), dan Prof
Dr Lydia Freyani Hawadi, selaku Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal,
dan Informal (PAUDNI). Disampaikan Arif, program AMG sudah berjalan empat tahun
dan telah melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan,
LSM, serta organisasi masyarakat di daerah.
“Tiap tahun ada empat juta generasi
baru lahir, sementara persiapan untuk menjadi orangtua dan mendidik anak masih
kurang, termasuk mengenai gizi dan nutrisi,” ungkapnya beralasan. Oleh karena
itu juga, program ini memberi fokus utama pada kesehatan ibu dan anak. Sejak
awal diselenggarakannya program ini, diketahui juga bahwa masalah gizi tidak
melulu karena uang, tapi juga ketidaktahuan ibu akan gizi. Karenanya, berbagai
upaya seperti merilis buku Ayo Melek Gizi, penyuluhan, serta edukasi keliling
dengan mobil sehat, sudah pula dilakukan.
Dr Elvina menambahkan, masalah gizi
pada anak biasanya erat kaitannya dengan kelaparan tersembunyi, yakni kebutuhan
gizi mikro yang tidak tercukupi. Kebanyakan orang berusaha memprioritaskan
pemenuhan gizi makro, yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan gizi mikro
yang terdiri atas vitamin dan mineral, sering terlupakan. “Mengenalkan enaknya
buah dan sayur sejak dini kemudian menjadi penting buat anak-anak, jangan
sampai dipaksakan dan membuat mereka trauma, lalu enggan mengonsumsinya,”
paparnya.
Prof Freyani, atau yang biasa disapa Prof Reni menambahkan, dirinya
mengakui kalau selama ini belum ada program Kebun Nutrisi yang diwajibkan di
PAUD. Hal ini bisa diusulkan untuk dimasukkan ke dalam kurikulum di masa yang
akan datang, karena efeknya baik untuk anak sekaligus sang ibu dalam hal
mengenal gizi seimbang. “Upaya untuk mengatasi masalah gizi dengan edukasi
sejak dini mungkin sudah pernah ada, tapi belum banyak dan maksimal. Inisiatif
ini diharapkan dapat menjadi inspirasi,” ungkap Arif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenalkan Enaknya Buah dan Sayur Sejak Dini", https://tekno.kompas.com/read/2013/05/21/18282118/kenalkan.enaknya.buah.dan.sayur.sejak.dini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenalkan Enaknya Buah dan Sayur Sejak Dini", https://tekno.kompas.com/read/2013/05/21/18282118/kenalkan.enaknya.buah.dan.sayur.sejak.dini.
KOMPAS.com - Dalam
menerapkan kebiasaan pola makan, anak kerap hanya dijadikan objek di
mana ia harus menyukai makanan yang disodorkan orangtua. Kadang ada
unsur paksaan juga di dalamnya. Padahal, jika anak mengenal gizi sejak
dini, maka ia akan dengan sadar menikmati makanannya, dan itu tentu akan
menjadi lebih baik di masa-masa mendatang.
Atas dasar itu jugalah program “Ayo Melek Gizi” yang diusung Sarihusada
sejak tahun 2009 berkembang dengan adanya pembuatan Kebun Nutrisi. Di
program ini, anak-anak diajak mengenal makanan sehat seperti sayur dan
buah yang mereka tanam, panen, dan masak sendiri.
“Kami ingin mengubah perspektif bahwa anak tidak harus selalu disodori
makanan, tapi mereka juga bisa mengenal dan menyukai makanan bergizi
dari diri mereka sendiri,” ujar Arif Mujahidin, Head of Corporate
Affairs Division Sarihusada, saat diskusi Nutritalk, “Menumbuhkan
Kecintaan Anak pada Gizi Sejak Dini” di restoran Kembang Goela,
Sudirman, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Sebagai tahap awal, pembangunan Kebun Nutrisi mini ini dilakukan di PAUD
Rumah Srikandi Kemudo, Klaten, perbatasan Jogjakarta. Anak-anak berusia
2-4 tahun di sana sudah diajari menanam dan merawat tanaman pangan
seperti kangkung, bayam, tomat, sawi, dan terong.
“Dengan terlibat langsung dalam proses menanam dan memelihara tanaman,
anak-anak bisa belajar sekaligus bermain,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan program Ayo Melek Gizi (AMG) sendiri, Sarihusada sudah
mendukung 13 PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini yang menjadi
percontohan di Jogjakarta. Kegiatannya beragam, dari mulai pembinaan
tenaga pengajar hingga pengembangan materi pengajaran tambahan berbasis
nutrisi.
Diskusi Nutritalk termasuk salah satu program AMG sebagai penyebarluasan
informasi pada media. Selain Arif, turut hadir Nunuk Sri Mulyani,
kepala sekolah PAUD Rumah Srikandi Kemudo, Dr Elvina Karyadi MSc, PhD,
SpGK, ahli gizi dan direktur Micronutrient Initiative Indonesia (MII),
dan Prof Dr Lydia Freyani Hawadi, selaku Direktur Jendral Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI).
Disampaikan Arif, program AMG sudah berjalan empat tahun dan telah
melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, LSM,
serta organisasi masyarakat di daerah.
“Tiap tahun ada empat juta generasi baru lahir, sementara persiapan
untuk menjadi orangtua dan mendidik anak masih kurang, termasuk mengenai
gizi dan nutrisi,” ungkapnya beralasan.
Oleh karena itu juga, program ini memberi fokus utama pada kesehatan ibu
dan anak. Sejak awal diselenggarakannya program ini, diketahui juga
bahwa masalah gizi tidak melulu karena uang, tapi juga ketidaktahuan ibu
akan gizi. Karenanya, berbagai upaya seperti merilis buku Ayo Melek
Gizi, penyuluhan, serta edukasi keliling dengan mobil sehat, sudah pula
dilakukan.
Dr Elvina menambahkan, masalah gizi pada anak biasanya erat kaitannya
dengan kelaparan tersembunyi, yakni kebutuhan gizi mikro yang tidak
tercukupi. Kebanyakan orang berusaha memprioritaskan pemenuhan gizi
makro, yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan gizi mikro yang
terdiri atas vitamin dan mineral, sering terlupakan.
“Mengenalkan enaknya buah dan sayur sejak dini kemudian menjadi penting
buat anak-anak, jangan sampai dipaksakan dan membuat mereka trauma, lalu
enggan mengonsumsinya,” paparnya.
Prof Freyani, atau yang biasa disapa Prof Reni menambahkan, dirinya
mengakui kalau selama ini belum ada program Kebun Nutrisi yang
diwajibkan di PAUD. Hal ini bisa diusulkan untuk dimasukkan ke dalam
kurikulum di masa yang akan datang, karena efeknya baik untuk anak
sekaligus sang ibu dalam hal mengenal gizi seimbang.
“Upaya untuk mengatasi masalah gizi dengan edukasi sejak dini mungkin
sudah pernah ada, tapi belum banyak dan maksimal. Inisiatif ini
diharapkan dapat menjadi inspirasi,” ungkap Arif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenalkan Enaknya Buah dan Sayur Sejak Dini", https://tekno.kompas.com/read/2013/05/21/18282118/kenalkan.enaknya.buah.dan.sayur.sejak.dini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenalkan Enaknya Buah dan Sayur Sejak Dini", https://tekno.kompas.com/read/2013/05/21/18282118/kenalkan.enaknya.buah.dan.sayur.sejak.dini.