SURABAYA, PAUDNI. Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) menjadi tonggak penting dalam menyiapkan generasi
pemimpin bangsa, menyambut bonus demografi Indonesia pada tahun 2035
nanti. Untuk mendukung upaya tersebut, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
wajib menghidupkan PAUD di wilayah kerja masing-masing.
Hal ini disampaikan Dirjen PAUDNI Lydia Freyani Hawadi dalam
pengarahannya pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program dan Anggaran
BPPAUDNI Regional II Tahun 2014, di Surabaya, akhir pekan lalu.
Dalam paparannya, Lydia menjelaskan, bonus demografi adalah suatu
keadaan yang mana jumlah penduduk usia produktif antara 15-55 tahun
sangat besar. Dari sisi pembangunan, struktur penduduk ini sangat
menguntungkan.
“Pada tahun itu, kita akan memiliki calon-calon pemimpin bangsa. Dari
sekarang, kita harus siapkan dengan baik. Disinilah peran penting PAUD
untuk menyiapkan mereka.Oleh karena itu, SKB harus hidupkan PAUD,”
tegasnya.
Di hadapan sekitar 30 Kepala SKB di Provinsi Jawa Timur dan NTT, Guru
Besar Psikologi UI itu meminta SKB untuk mencari dan mengajak anak-anak
usia dini mengikuti PAUD di lembaga masing-masing. Tak hanya itu,
Dirjen juga mendesak SKB untuk ikut membantu pendirian lembaga-lembaga
PAUD di desa-desa pada wilayah kerja mereka. “Ini untuk menunjang
tercapainya target nasional, satu desa satu PAUD,” tandasnya.
Agar upaya itu terwujud, Lydia menyarankan SKB untuk menjalin
hubungan instensif dengan Dinas Pendidikan masing-masing. Maksudnya,
agar kiprah serta program SKB diketahui oleh pemerintah daerah sehingga
memudahkan SKB dalam menyelenggarakan program-program PAUDNI.
“Daerah juga harus alokasikan dana untuk PAUD minimal 2 persen dari
total anggaran pendidikan di APBD. Kalau dua persen, larinya bisa
kencang. Tetapi kalau di bawah itu, ya agak berat,” ujarnya.
Di sisi lain, Dirjen juga meminta pemerintah kabupaten/kota memberi
bantuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi pendidik PAUD. Sebab,
mayoritas latar belakang kompetensi pendidik PAUD sangat beragam. “Ada
yang SMA, ada juga yang S1 tapi banyak yang jurusan non kependidikan,”
ungkapnya.
Untuk mempercepat peningkatan kualifikasi pendidik PAUD, ia mengajak
universitas yang memiliki Fakultas Psikologi, atau Fakultas Ilmu
Pendidikan serta LKP untuk menggelar Diklat Pendidik PAUD dari Tingkat
Dasar sampai Mahir.
(M. Subchan/BPPAUDNI Reg. II Surabaya)
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)