Oleh karena itu, Dirjen PAUDNI meminta agar Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengalokasikan anggaran untuk melatih para pengelola rumah pintar, termasuk dengan tutornya. Pengelola rumah pintar berasal dari organisasi mitra Ditjen PAUDNI, antara lain Dharma Wanita, Persit Kartika Chandra Kirana, PKK, dan organisasi lainnya. Hingga akhir 2012, pemerintah telah membangun 295 rumah pintar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Rumah Pintar berawal dari pemikiran Ibu Negara Ani Yudhoyono untuk turut berperan dalam menyejahterakan bangsa. Bersama Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), wanita yang juga merupakan Bunda PAUD nasional tersebut menggagas program Indonesia Pintar, yang salah satunya adalah Rumpin. Rumpin sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dapat mewadahi berbagai kegiatan dimulai dari pendidikan anak usia dini, remaja, kaum perempuan juga kelompok lanjut usia. Diharapkan melalui rumah pintar terbangun masyarakat cerdas, inovatif, kreatif, mandiri yang sejahtera. Rumah Pintar memiliki minimal lima buah sentra kegiatan, yakni sentra buku, sentra bermain, sentra komputer, sentra panggung, sentra kriya. Dirjen PAUDNI berharap agar program Rumah Pintar ini dapat bersinergi dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
(NW, sumber: paudni.kemdikbud.go.id)