Selasa, 03 Juli 2018

2.000 Anak-Anak Riau Berkreasi Dalam 'Gebyar PAUD'

Pekanbaru, 2/11 (antarariau.com) - Sebanyak 2.000 anak usia dini berasal dari (Pendidikan Anak Berusia Dini - PAUD) pada 12 kabupaten dan kota se-Provinsi Riau berkreasi dalam bernyanyi, menari, memainkan musik dan senam dalam gebyar PAUD tahun 2013 tingkat nasional.
       
Acara yang dibuka resmi Asisten II Sekda Provinsi Riau Amrizal Pakis di Kantor Gubernur Riau yang mewakili gubernur Riau  di Pekanbaru,  Sabtu itu juga dimeriahkan aksi unjuk kebolehan anak-anak autis  dalam memainkan musik tradisional, gendang dan angklung.
       
Puluhan anak PAUD lainnya menampilkan kesenian tradisional menari dan menyanyikan lagu Bunda, juga senam massal.
      
Acara yang dirangkaikan dengan penganugrahan bagi bunda-bunda PAUD tingkat provinsi, kabupaten dan kota itu, disaksikan oleh Dirjen PAUD non formal dan informal Kemendikbud Prof Dr Lidya Freyani Hawadi (Psikolog).
       
Dalam kesempatan itu Dirjen PAUD didampingi Direktur Pembinaan Paud Kemendikbud Dr Erman Syamsuddin.
       
Asisten II Sekda Provinsi Riau Amrizal Pakis mengatakan, perhatian dan pengalokasian anggaran untuk pengembangan PAUD di Provinsi Riau dalam tahun 2013 masih minim.
       
Ini terjadi, katanya lebih akibat antara lain program PAUD yang masih baru sementara itu Pemprov Riau, dan pemerintah kabupaten dan kota hanya melakukan pendekatan lebih dulu pada pendidikan luar sekolah, TK, SD, SLTP dan SLTA.
       
"Sekarang program pengembangan PAUD ini di Riau lebih holistik melalui berbagai program dengan pendekatan umur 0-2 tahun adalah pada tempat penitipan anak (TPA), 2-4 tahun pengasuhan, usia 4-6 tahun PAUD," katanya.
      
Ia memandang bahwa filosofi pendidikan tidak akan bisa berdiri sendiri karena terkait tiga kluster yakni kluster pertama PAUD, kedua Balita dan tingkat pertumbuan fisik anak.
      
Pada anak usia balita, katanya lagi, disini diperlukan perhatian serius orang tua, dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan, pemenuhan gizinya guna mendorong pengembangan otak anak.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia