Sabtu, 21 Juli 2018

Inilah Mitos Tentang Anak Berbakat

Sebenarnya, seorang anak terlahir dengan bakatnya masing-masing. Seorang anak bisa dikatakan berbakat, bukan semata-mata karena si kecil mudah memahami segala sesuatu, memiliki daya ingat yang baik serta mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan cepat. Tapi anak berbakat terlihat dari seberapa besar dia mempunyai minat dalam bidang tertentu. Hal ini sering ditunjukan dengan skor IQ yang lebih tinggi.

Mungkin si kecil bukan anak berprestasi di sekolah, tapi ini tidak menutup kemungkinan si kecil memiliki bakat lainnya. Hal ini karena ada yang membedakan antara bakat dan prestasi, yakni tingkat kewaspadaan atau alertness, keterampilan dalam bidang lain, serta kemampuan dalam memahami sesuatu atau yang biasa disebut dengan quick insights.
Berikut merupakan beberapa mitos yang sering kita dengar dan masih dipercaya di masyarakat tentang anak berbakat.

Anak berbakat akan hidup dalam perbedaan

Memang benar, anak berbakat memiliki perbedaan dalam hal perkembangan jika dibandingkan dengan teman sebayanya. Tapi menurut Dr Reni Akbar Hawadi Psi, yang merupakan Ketua Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, segala perbedaan yang dimiliki anak berbakat memang akan membuatnya merasa terasing, tapi ini tidak menjadi patokan, karena banyak anak yang hidup terasing justru memiliki tingkat skor IQ yang tinggi.

Gaya belajar anak berbakat lebih aktif

Banyak yang beranggapan kalau anak berbakat akan memiliki gaya belajar yang unik, mereka akan aktif menjelajah lingkungannya dan tertarik pada satu bidang tertentu. Padahal ini keliru, mereka yang tertarik kepada bidang tertentu bukan berarti berbakat pada bidang tersebut. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau ketertarikan ini akan berpengaruh kepada kemampuan seseorang. Bukan karena bakat, tapi ini lebih kepada karena latihan.

Anak berbakat lebih mudah berbicara

Banyak yang percaya kalau anak berbakat akan terlihat dari gaya bicaranya. Mereka terlihat tegas, punya pola pikir yang out of the box, serta cenderung ngoceh dan gaya bicaranya tidak mencerminkan anak di usianya (terlihat lebih dewasa). Anggapan ini memang bisa dibenarkan, karena anak berbakat biasanya akan cenderung luwes dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Hal ini terlihat dari pola pikirnya yang out of the box.

Sumber:  https://bundakonicare.com/article/mitos-fakta/inilah-mitos-tentang-anak-berbakat

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia