Rabu, 21 Maret 2018

Sidang CSW ke-62, KOWANI: Pentingnya Pmberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

JAKARTA (Pos Sore) — Delegasi Indonesia yang diwakili Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pimpinan Giwo Rubianto Wiyogo, menghadiri Sidang Commission of the Status of Women (CSW) ke-62, di New York, pada 12 – 23 Maret 2018. Turut mendampingi Dewan Pimpinan dan pengurus serta organisasi anggota Kowani.

Sidang tersebut dihadiri Perwakilan dari negara-negara anggota, badan-badan PBB, dan organisasi non-pemerintah terakreditasi ECOSOC dari seluruh wilayah di dunia.

CSW 2018 mengangkat tema ‘Challenges and opportunities in achieving gender equality and the empowerment of rural women and girls’ dengan sub tema ‘Participation in and access of women to the media, and information and communications technologies and their impact on and use as an instrument for the advancement and empowerment of women (agreed conclusions of the forty-seventh session)’.

Dalam pertemuan itu, Kowani menyampaikan pandangannya, kaum perempuan harus memiliki komitmen, berkolaborasi yang berkesinambungan untuk memberdayakan perempuan dan perlindungan anak di daerah pedesaan tertinggal, terbuang dan terpencil.
“Tanpa adanya pemberdayaan perempuan dan kerjasama antar negara maka SDG’s tidak akan tercapai,” tegas Giwo Rubianto. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tugas pemerintah adalah membangun infrastruktur, sanitasi, kesehatan, ekonomi dan pendidikan sejalan dengan Program Nawacita Presiden.
Dalam Pembukaan Sidang CSW 62, Sekjen PBB, Antonio Guttares dalam kata sambutannya menyampaikan, keberhasilan perempuan tidak didapatkan dengan cuma-cuma atau diberikan tetapi melalui usaha dan kerja keras.
Direktur UN WOMEN dalam sambutannya, menegaskan, perempuan harus bersatu untuk mencapai tujuan. Dan untuk mencapai tujuan perempuan harus sehat, baik jasmani maupun rohani. 

Ia juga menekankan, sebanyak 80% perempuan yang tinggal di pedesaan, masih mengalami ketertinggalan, ketertindasan, dan kekerasan. Karena itu, kaum perempuan harus berani memberhentikan ketertinggalan mereka. “Kita harus mendesak untuk memberhentikan kekerasan terhadap perempuan,” tandasnya.

Bagaimanapun, lanjutnya, suara perempuan harus di perhitungkan. Karenanya, kaum perempuan harus menuntut kesetaraan dalam hal pendidikan dan kebudayaan. Kita semua harus berkomitmen bahwa perempuan harus mendapat Pekerjaan yg layak. 

Turut hadir dalam kesempatan ini Dubes PTRI dan perwakilan Bappenas serta Yenny Wahid dan Coretta Putu. Sedangkan dari Kowani yang hadir mendampingi Ketua Umum Kowani antara lain Hadriani Ulitiur Ida Silalahi (Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri), Tantri Dyah Kiranadewi, Sharmila Yahya  Zaini, Lilis Lisye Sinulingga, Heryana Hutabarat (Ketua Bidang Humas), beserta Prosidawaty Malemta Tarigan, Lydia Freyani Hawadi, Mediasti Adityani Sutopo, Ani Budiarty, Sylvia Mogot Dewinter dan Heni Handayani Yakob. (tety)

Sumber:  https://possore.com/2018/03/15/sidang-csw-ke-62-kowani-pentingnya-pmberdayaan-perempuan-dan-perlindungan-anak/

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia