Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kini tidak lagi hanya
dianggap sebagai sarana bermain bagi anak di bawah usia sekolah. Namun,
juga sebagai fondasi awal program penguatan pendidikan karakter dan budi
pekerti.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016 lalu mewajibkan
setiap anak untuk mengikuti PAUD setidaknya selama setahun, sebelum
masuk jenjang sekolah dasar (SD). Mengingat pendidikan ini dianggap
sebagai tahapan penting bagi perkembangan setiap anak. Apalagi, kegiatan
di pendidikan anak usia dini dapat memberikan rangsangan atau stimulasi
pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra
sekolah.
Melihat betapa penting peranan pendidikan anak usia dini, UNESCO
sebagai organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB,
merekomendasikan setiap anak diharapkan mendapatkan pendidikan anak usia
dini pada usia pra sekolah. Sebab, pengalaman belajar di PAUD, akan
membantu anak untuk lebih siap dalam menerima pelajaran formal di bangku
pendidikan di SD.
Maka tidak salah, jika apresiasi yang tinggi dan penghargaan juga
diberikan pemerintah kepada para kepala daerah, pegiat, dan tokoh
masyarakat atas komitmen, dedikasi, serta sumbangsihnya dalam
melaksanakan program PAUD di Tanah Air.
Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Ibu Negara,
Iriana Joko Widodo, kepada 164 orang, mulai dari bupati, kepala dinas
pendidikan, camat, kepala desa, dan tokoh lainnya, di Tangerang, Banten,
pekan terakhir November 2017 lalu.
Pada acara yang dihadiri Ibu Wakil Presiden Mufida Jusuf Kalla,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, serta
Ketua Umum Organisasi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE) Erni Guntarto
Tjahjo Kumolo, Ibu Negara Iriana mengharapkan, seluruh pemangku
kepentingan pendidikan dapat segera mewujudkan PAUD yang berkualitas
internasional dan universal di Indonesia.
PAUD berkualitas internasional menurut Iriana penting lantaran
pendidikan yang dimulai sejak dini dianggap merupakan kunci keberhasilan
masa depan anak bangsa. Pasalnya, anak usia dini merupakan calon
penerus generasi bangsa, yang perlu diperhatikan para kepala daerah dan
pegiat PAUD secara total kebutuhan tumbuh kembangnya.
Seusai memberikan sambutan Ibu Negara langsung memberikan anugrah
kepada: Erni Guntarto Tjahjo Kumolo, Ketua Umum OASE; Sisilita
Arsyadjuliandi, Bunda PAUD rovinsi Riau; Elisabeth Endang
Prasetyaningsih, Bunda PAUD Kota Surakarta; Cut Fachrina Dewi, Bunda
PAUD Kecamatan Pante Bidara, Aceh Timur; Nurhidayah, Bunda PAUD Desa
Moteng, Kecamatan Brangrea, Kabupaten Sumba Barat, NTT; Yoseph Orem
Blikalolong, Sosok pemulung dan pendiri PAUD di Kupang; Barbara Eni
Priyanti, pemenang lomba buku cerita anak dalam format e-book; serta
Yani Tanti Siyani, Pemenang lomba penulisan naskah cerita anak.
Selain mereka, masih ada lagi yang menerima anugrah penghargaan dari
Ibu Negara, yakni: H Yusriansyah Syarkawi, Bupati Paser, Kalimantan
Timur; R. Kadarmanto Baskara, Kepala Dinas Pendidikan DI Yogyakarta;
Sriyanti Ano, Camat Dungingi, Kota Gorontalo; Hj. Bedah Matwiyah,
Kepala Desa Cihujam, Kecamatan Cijaku Lebak; Yelli Yulyaningsih, PKG
Kecamatan Serang, Kota Serang; Deni Wardani, Gugus PAUD Ahmad Yani,
Jakarta Timur; Rizki Ameron, pemenang Lomba Edu Game; dan Sri Mulyani,
Pemenang Lomba Festival Kreativitas.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy yang juga memberikan sambutan mengatakan, PAUD saat ini sudah
banyak mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan
nasional. “Saya katakan, PAUD saat ini semakin mencuri perhatian. PAUD
tidak lagi hanya dianggap sebagai sarana bermain bagi anak di bawah usia
sekolah. Namun, juga sebagai fondasi awal program penguatan pendidikan
karakter dan budi pekerti.”
Muhadjir berpendapat, pembentukan dan pembangunan karakter, budi
pekerti dan akhlak mulia seorang manusia sejak usia dini harus menjadi
pilar dan arus utama pembangunan pendidikan nasional. Hampir semua
negara maju, kata Mendikbud, sudah memperlakukan PAUD dengan sangat
baik. Mulai dari sisi anggaran atau pun kualitas guru dan tenaga
kependidikannya.
Karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas PAUD, telah masuk
dalam program prioritas pendidikan nasional dari Kemendikbud. “Sesuai
dengan arahan presiden, pemerintah memberikan Bantuan Operasional
Pendidikan Anak Usia Dini sebesar Rp.600 ribu per anak.” jelas Muhadjir.
Untuk membangun PAUD, kata Mendikbud, perlu adanya sinergi pemerintah
daerah, khususnya dalam pengalokasian anggaran daerah untuk
pengembangan PAUD yang ada di masing-masing daerah.
Wajib PAUD
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016 lalu mewajibkan
setiap anak untuk mengikuti PAUD setidaknya selama setahun, sebelum
masuk jenjang sekolah dasar (SD). Mengingat pendidikan ini dianggap
sebagai tahapan penting bagi perkembangan setiap anak. Apalagi, kegiatan
di pendidikan anak usia dini dapat memberikan rangsangan atau stimulasi
pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra
sekolah.
Pasalnya, pendidikan yang diberikan untuk anak usia 3-6 tahun tidak
hanya bertujuan mengenalkan anak pada bidang-bidang pelajaran ataupun
melatihnya berinteraksi dengan anak sebaya, ujar Prof. Dr. Lydia Freyani
Hawadi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal (PAUDNI).
Kegiatan di PAUD, tambah dia, dapat memberikan rangsangan atau
stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia
pra sekolah. Dimana, PAUD memiliki fungsi utama mengembangkan semua
aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik
(motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.
Pengalaman belajar di PAUD, terangnya, akan membantu anak untuk lebih
siap dalam menerima pelajaran formal di bangku pendidikan di SD. Hal
inilah yang menjadi salah satu alasan UNESCO merekomendasikan setiap
anak diharapkan mendapatkan pendidikan anak usia dini pada usia pra
sekolah.
Lingkungan belajar di sekolah tentu berbeda dengan lingkungan di
rumah. PAUD dapat menjembatani perbedaan suasana di kedua tempat
tersebut. Si Kecil akan belajar berinteraksi dengan anak sebayanya,
mengikuti aturan yang ditetapkan di playgroup atau TK, belajar
beradaptasi dengan rutinitas, dan sebagainya.
Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD sering kali
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi saat sekolah. Hal
ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan
bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.
Meski bukan lembaga pendidikan formal, namun, kegiatan yang diadakan
di playgroup atau TK dirancang khusus agar sesuai dengan fungsi
pendidikan anak usia dini. Salah satu tujuannya adalah melatih anak agar
terbiasa terhadap rutinitas dan kegiatan-kegiatan terstruktur.
Misalnya, anak akan belajar berolahraga, berbaris, menyusun puzzle, dan
sebagainya.
Di rumah, si Kecil tentu terbiasa bermain sesuka hati. Ia juga
mungkin sudah terbiasa mengikuti “aturan” yang Mam tetapkan, yang
biasanya tergolong lentur dibandingkan “aturan” yang terdapat di luar
rumah. Nah, usia pra sekolah adalah saat yang tepat baginya untuk
belajar mengikuti pola kegiatan maupun aturan lain di luar rumah.
Mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini akan melatihnya beradaptasi
dengan lingkungan baru dan peraturan baru.
Ia juga akan belajar berbagi, mengantre, menunggu, dan memahami bahwa
ternyata tidak semua hal yang ia inginkan bisa ia dapatkan. Dengan
begitu, ia tidak akan kaget atau stres saat masuk SD dan harus belajar
dalam situasi yang sangat terstruktur dan menuntut kedisiplinan.
Pada fase golden years, otak anak mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Pengalaman yang didapat si Kecil di periode ini turut membentuk
kepribadiannya dan akan memengaruhi sosoknya hingga kelak ia dewasa.
Maka dari itu, Prof. Reni mengingatkan, pendidikan karakter memang
sebaiknya dimulai sejak dini. Melalui pendidikan anak usia dini, si
Kecil akan mendapatkan berbagai contoh dan kegiatan positif yang akan ia
ingat dan praktikkan dalam kehidupannya.
Sedangkan, upaya pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini dapat
dilakukan melalui sebuah lembaga satuan pendidikan formal dan nonformal,
seperti Taman Kana-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan
Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis.(Ist)
Sumber: http://www.cekpoinindonesia.com/?p=146
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
Bukti bahwa kita mencintai Sang Khalik adalah dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. "Jika kamu menc...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)