Rabu, 21 Maret 2018

Pendidikan Anak Usia Dini Tumbuhkan Imajinasi dan Kreativitas

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kini tidak lagi hanya dianggap sebagai sarana bermain bagi anak di bawah usia sekolah. Namun, juga sebagai fondasi awal program penguatan pendidikan karakter dan budi pekerti. 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016 lalu mewajibkan setiap anak untuk mengikuti PAUD setidaknya selama setahun, sebelum masuk jenjang sekolah dasar (SD). Mengingat pendidikan ini dianggap sebagai tahapan penting bagi perkembangan setiap anak. Apalagi, kegiatan di pendidikan anak usia dini dapat memberikan rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra sekolah.

Melihat betapa penting  peranan pendidikan anak usia dini, UNESCO sebagai organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB, merekomendasikan setiap anak diharapkan mendapatkan pendidikan anak usia dini pada usia pra sekolah. Sebab, pengalaman belajar di PAUD, akan membantu anak untuk lebih siap dalam menerima pelajaran formal di bangku pendidikan di SD.

Maka tidak salah, jika apresiasi yang tinggi dan penghargaan juga diberikan pemerintah kepada para kepala daerah, pegiat, dan tokoh masyarakat atas komitmen, dedikasi, serta sumbangsihnya dalam melaksanakan program PAUD di Tanah Air.

Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, kepada 164 orang, mulai dari bupati, kepala dinas pendidikan, camat, kepala desa, dan tokoh lainnya, di Tangerang, Banten, pekan terakhir November 2017 lalu.

Pada acara yang dihadiri Ibu Wakil Presiden Mufida Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, serta Ketua Umum Organisasi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE) Erni Guntarto Tjahjo Kumolo, Ibu Negara Iriana mengharapkan, seluruh pemangku kepentingan pendidikan dapat segera mewujudkan PAUD yang berkualitas internasional dan universal di Indonesia.

PAUD berkualitas internasional menurut Iriana penting lantaran pendidikan yang dimulai sejak dini dianggap merupakan kunci keberhasilan masa depan anak bangsa. Pasalnya, anak usia dini merupakan calon penerus generasi bangsa, yang perlu diperhatikan para kepala daerah dan pegiat PAUD secara total kebutuhan tumbuh kembangnya.

Seusai memberikan sambutan Ibu Negara langsung memberikan anugrah kepada: Erni Guntarto Tjahjo Kumolo, Ketua Umum OASE; Sisilita Arsyadjuliandi, Bunda PAUD rovinsi Riau;  Elisabeth Endang Prasetyaningsih, Bunda PAUD Kota Surakarta; Cut Fachrina Dewi, Bunda PAUD Kecamatan Pante Bidara, Aceh Timur;  Nurhidayah, Bunda PAUD Desa Moteng, Kecamatan Brangrea, Kabupaten Sumba Barat, NTT; Yoseph Orem Blikalolong, Sosok pemulung dan pendiri PAUD di Kupang; Barbara Eni Priyanti, pemenang lomba buku cerita anak dalam format e-book; serta Yani Tanti Siyani, Pemenang lomba penulisan naskah cerita anak.

Selain mereka, masih ada lagi yang menerima anugrah penghargaan dari Ibu Negara, yakni: H Yusriansyah Syarkawi, Bupati Paser, Kalimantan Timur; R. Kadarmanto Baskara, Kepala Dinas Pendidikan DI Yogyakarta; Sriyanti Ano, Camat Dungingi, Kota Gorontalo;  Hj. Bedah Matwiyah, Kepala Desa Cihujam, Kecamatan Cijaku Lebak; Yelli Yulyaningsih, PKG Kecamatan Serang, Kota Serang; Deni Wardani, Gugus PAUD Ahmad Yani, Jakarta Timur; Rizki Ameron, pemenang Lomba Edu Game; dan Sri Mulyani, Pemenang Lomba Festival Kreativitas.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang juga memberikan sambutan mengatakan, PAUD saat ini sudah banyak mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan nasional. “Saya katakan, PAUD saat ini semakin mencuri perhatian. PAUD tidak lagi hanya dianggap sebagai sarana bermain bagi anak di bawah usia sekolah. Namun, juga sebagai fondasi awal program penguatan pendidikan karakter dan budi pekerti.”

Muhadjir berpendapat, pembentukan dan pembangunan karakter, budi pekerti dan akhlak mulia seorang manusia sejak usia dini harus menjadi pilar dan arus utama pembangunan pendidikan nasional. Hampir semua negara maju, kata Mendikbud, sudah memperlakukan PAUD dengan sangat baik. Mulai dari sisi anggaran atau pun kualitas guru dan tenaga kependidikannya.

Karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas PAUD, telah masuk dalam program prioritas pendidikan nasional dari Kemendikbud. “Sesuai dengan arahan presiden, pemerintah memberikan Bantuan Operasional Pendidikan Anak Usia Dini sebesar Rp.600 ribu per anak.” jelas Muhadjir.

Untuk membangun PAUD, kata Mendikbud, perlu adanya sinergi pemerintah daerah, khususnya dalam pengalokasian anggaran daerah untuk pengembangan PAUD yang ada di masing-masing daerah.

Wajib PAUD
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016 lalu mewajibkan setiap anak untuk mengikuti PAUD setidaknya selama setahun, sebelum masuk jenjang sekolah dasar (SD). Mengingat pendidikan ini dianggap sebagai tahapan penting bagi perkembangan setiap anak. Apalagi, kegiatan di pendidikan anak usia dini dapat memberikan rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra sekolah.

Pasalnya, pendidikan yang diberikan untuk anak usia 3-6 tahun tidak hanya bertujuan mengenalkan anak pada bidang-bidang pelajaran ataupun melatihnya berinteraksi dengan anak sebaya, ujar Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI).

Kegiatan di PAUD, tambah dia, dapat memberikan rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra sekolah. Dimana, PAUD memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

Pengalaman belajar di PAUD, terangnya, akan membantu anak untuk lebih siap dalam menerima pelajaran formal di bangku pendidikan di SD. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan UNESCO merekomendasikan setiap anak diharapkan mendapatkan pendidikan anak usia dini pada usia pra sekolah.

Lingkungan belajar di sekolah tentu berbeda dengan lingkungan di rumah. PAUD dapat menjembatani perbedaan suasana di kedua tempat tersebut. Si Kecil akan belajar berinteraksi dengan anak sebayanya, mengikuti aturan yang ditetapkan di playgroup atau TK, belajar beradaptasi dengan rutinitas, dan sebagainya.

Anak yang sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD sering kali memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi saat sekolah. Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain, belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.

Meski bukan lembaga pendidikan formal, namun, kegiatan yang diadakan di playgroup atau TK dirancang khusus agar sesuai dengan fungsi pendidikan anak usia dini. Salah satu tujuannya adalah melatih anak agar terbiasa terhadap rutinitas dan kegiatan-kegiatan terstruktur. Misalnya, anak akan belajar berolahraga, berbaris, menyusun puzzle, dan sebagainya.

Di rumah, si Kecil tentu terbiasa bermain sesuka hati. Ia juga mungkin sudah terbiasa mengikuti “aturan” yang Mam tetapkan, yang biasanya tergolong lentur dibandingkan “aturan” yang terdapat di luar rumah. Nah, usia pra sekolah adalah saat yang tepat baginya untuk belajar mengikuti pola kegiatan maupun aturan lain di luar rumah. Mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini akan melatihnya beradaptasi dengan lingkungan baru dan peraturan baru.

Ia juga akan belajar berbagi, mengantre, menunggu, dan memahami bahwa ternyata tidak semua hal yang ia inginkan bisa ia dapatkan. Dengan begitu, ia tidak akan kaget atau stres saat masuk SD dan harus belajar dalam situasi yang sangat terstruktur dan menuntut kedisiplinan.

Pada fase golden years, otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pengalaman yang didapat si Kecil di periode ini turut membentuk kepribadiannya dan akan memengaruhi sosoknya hingga kelak ia dewasa. Maka dari itu, Prof. Reni mengingatkan, pendidikan karakter memang sebaiknya dimulai sejak dini. Melalui pendidikan anak usia dini, si Kecil akan mendapatkan berbagai contoh dan kegiatan positif yang akan ia ingat dan praktikkan dalam kehidupannya.

Sedangkan, upaya pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini dapat dilakukan melalui sebuah lembaga satuan pendidikan formal dan nonformal, seperti Taman Kana-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan  Satuan PAUD Sejenis.(Ist)

Sumber: http://www.cekpoinindonesia.com/?p=146

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia