JAKARTA (Pos Kota ) – Sedikitnya 13 juta penduduk Indonesia
masih buta aksara. Semestinya angka yang cukup tinggi itu menjadi pemicu
pemerintah kota dan kabupaten untuk bisa menggarahkan anggaran RAPBD
bidang pendidikan khusus untuk memberantas buta aksara.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Dirjen PAUDNI) Lydia Freyani Hawadi pada konfrensi Pers Seminar Internasional meningkatkan Keaksraaan Berbasis Bahasa Ibu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (31/10/12).
“Pemerintah kota dan kabupaten jangan hanya menggarapkan anggaran pusat. Harusnya 20 persen anggaran dari pendidikan bisa disisihkan untuk menuntaskan keaksaraan,” kata Lydia Freyani.
Dalam kesempatan itu, Lydia Freyani juga mengimau pemerintah daerah sepatutnya mendukung bahasa ibu melalui penerbitan Peraturan Daerah (Perda) dan peningkatan alokasi anggaran. Hal ini dapat mengembangkan keaksaraan masyarakat. “Bahasa Ibu adalah bahasa pertama yang akan membawa seseorang mengenali bahasa lainnya juga mengenal literasi,” katanya.
Menurut Dirjen PAUDNI yang akrab disapa, Reni Akbar Hawadi ini masih banyak tunaaksara berusia lanjut. Mereka tentunya acapkali lebih sering berbahasa ibu. Kepada mereka, pengenalan aksara melalui bahasa ibu bisa menjadi lebih efektif. Oleh karena itulah Reni mengimbau pemerintah daerah untuk menerbitkan Perda yang mendukung pelestarian bahasa ibu. Salah satu provinsi yang Reni apresiasi adalah Pemerintah Jawa Barat.
“Dengan Perda itu, bahasa ibu menjadi kurikulum dalam pembelajaran sekolah di Jawa Barat,” ujar Guru Besar Universitas Indonesia tersebut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan menggelar Seminar Internasional Meningkatkan Keaksaraan Berbasis Bahasa Ibu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kegiatan diselenggarakan mulai tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2012 di Hotel Atlet Century, Jalan Pintu Satu Senayan Jakarta. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim direncanakan membuka acara pada 1 November 2012. (rizal)
Teks: Dirjen PAUDNI Lydia Freyani Hawadi tengah berharap pemda membuat anggaran untuk mengurangi buta aksara
Sumber: http://poskotanews.com/2012/10/31/pemda-harus-masukkan-anggaran-untuk-berantas-buta-aksara/
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Dirjen PAUDNI) Lydia Freyani Hawadi pada konfrensi Pers Seminar Internasional meningkatkan Keaksraaan Berbasis Bahasa Ibu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (31/10/12).
“Pemerintah kota dan kabupaten jangan hanya menggarapkan anggaran pusat. Harusnya 20 persen anggaran dari pendidikan bisa disisihkan untuk menuntaskan keaksaraan,” kata Lydia Freyani.
Dalam kesempatan itu, Lydia Freyani juga mengimau pemerintah daerah sepatutnya mendukung bahasa ibu melalui penerbitan Peraturan Daerah (Perda) dan peningkatan alokasi anggaran. Hal ini dapat mengembangkan keaksaraan masyarakat. “Bahasa Ibu adalah bahasa pertama yang akan membawa seseorang mengenali bahasa lainnya juga mengenal literasi,” katanya.
Menurut Dirjen PAUDNI yang akrab disapa, Reni Akbar Hawadi ini masih banyak tunaaksara berusia lanjut. Mereka tentunya acapkali lebih sering berbahasa ibu. Kepada mereka, pengenalan aksara melalui bahasa ibu bisa menjadi lebih efektif. Oleh karena itulah Reni mengimbau pemerintah daerah untuk menerbitkan Perda yang mendukung pelestarian bahasa ibu. Salah satu provinsi yang Reni apresiasi adalah Pemerintah Jawa Barat.
“Dengan Perda itu, bahasa ibu menjadi kurikulum dalam pembelajaran sekolah di Jawa Barat,” ujar Guru Besar Universitas Indonesia tersebut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan menggelar Seminar Internasional Meningkatkan Keaksaraan Berbasis Bahasa Ibu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kegiatan diselenggarakan mulai tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2012 di Hotel Atlet Century, Jalan Pintu Satu Senayan Jakarta. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim direncanakan membuka acara pada 1 November 2012. (rizal)
Teks: Dirjen PAUDNI Lydia Freyani Hawadi tengah berharap pemda membuat anggaran untuk mengurangi buta aksara
Sumber: http://poskotanews.com/2012/10/31/pemda-harus-masukkan-anggaran-untuk-berantas-buta-aksara/