REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan
 Informal (PAUDNI)  Lydia Freyani Hawadi mengatakan, kalau sampai PAUD 
dihapus di Purwakarta berarti  dinas pendidikan setempat tidak memahami 
esensi PAUD. Padahal PAUD ini menjadi fokus pendidikan pemerintah yang 
punya efek jangka panjang hingga  2045, Rabu, (2/4).
PAUD, ujar Lydia, diadakan untuk membentuk manusia Indonesia yang  
cerdas, berakhlak mulia, dan kompetitif. Anak-anak yang ikut PAUD angka 
putus sekolahnya kecil, angka bertahan sekolahnya tinggi.
Memang, kata Lydia, orang tua pada umumnya kalau anak masuk sekolah PAUD, SD, SMP, SMA seolah-olah tugas mereka sudah selesai. "Padahal tidak seperti itu, meski anaknya masuk PAUD atau sekolah apapun orang tua tidak bisa lepas tangan, pendidikan orang tua itu yang utama dan pertama," katanya.
Salah besar, ujar Lydia, kalau dengan anak masuk 
sekolah lalu orang tua lepas tangan. Pendidikan di sekolah dan 
pendidikan orang tua harus selaras dan saling mengisi."PAUD tidak boleh 
dihapuskan dan tidak boleh dianggap remeh. Pada usia  0-6 tahun, 
anak-anak itu sedang berkembang dengan pesat, makanya harus ikut PAUD," 
kata Lydia.
Jangan sampai, ujar Lydia, terjadi penyesalan karena menyia-nyiakan pendidikan  6 tahun  pertama perkembangan anak.
Sumber: Republika.co.id 
