BANGKOK. PAUDNI – Kemajuan pelaksanaan Pendidikan Untuk Semua (PUS)
di Indonesia dan negara-negara anggota UNESCO terus dimonitoring oleh
UNESCO dan hasilnya dilaporkan melalui Education for All Global Monitoring Report (EFA-GMR). Direktur
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (Ditjen
PAUDNI), Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog menghadiri Regional
Technical Feedback Workshop: National EFA 2015 Reviews In Asia Pacific
di Bangkok (29/4).
Di ajang yang bergengsi itu, Dirjen PAUDNI Lydia Freyani Hawadi
mendapat kesempatan untuk memaparkan keberhasilannya dalam
memberantas buta aksara. Maklum, pada 2012 lalu, Indonesia memang
mendapat penghargaan dari UNESCO Paris berupa UNESCO King Sejong Award.
Saat menyampaikan paparannya, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi,
Psikolog mengungkapkan pemerintah Indonesia sangat menaruh perhatian
terhadap pemberantasan buta aksara. Bahkan sejak deklarasi Dakkar tahun
2000 lalu, pemerintah Indonesia telah menetapkan Pendidikan untuk Semua
(PUS) atau Education for All (EFA) menjadi bagian dari kebijakan pemerintah.
Selain itu lanjut Lydia Freyani Hawadi pemerintah Indonesia juga
telah menyusun rencana pelaksanaan program PUS tahun 2000-2015.
Pelaksaan program PUS terseut selalu dimonitoiring UNESCO setiap
tahunnya. “Capaian hasilnya dilaporkan melalui Education for All Global Monitoring Report (EFA-GMR),”kata Lydia Freyani Hawadi.
Lydia Freyani Hawadi mengatakan program pendidikan keaksaraan telah
berhasil mencapai target yang ditetapkan. Bahkan pencapaian itu lebih
cepat tiga tahun lebih cepat. Dengan begitu hingga akhir 2013 jumlah
penduduk tuna aksara umur 15-59 tahun sebesar 4,02 persen atau turun
sekitar 0.19 persen dari tahun sebelumnya yaitu 4.21 persen. “ Dengan
prestasi tersebut pada tahun 2012, pemerintah Indonesia menerima
penghargaan King Sejong Literacy Prize dari UNESCO,” kata Lydia Freyani Hawadi.
Hadir mendampingi Lydia Freyani Hawadi, Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat Dr. Wartanto, tim Teknis Setditjen PAUDNI Dr. Dwi Priyono,
M.Ed, Kasubag Data dan Informasi Bagrenggar Setditjen PAUDNI Cecep
Suryana, SE, MPd dan Staf Direktorat Dikmas Cecep Somantri.
Workshop yang digelar di Imperial Queen’s Park Hotel, 199 Sukhumvit
Soi, Bangkok 10110, Thailand pada 29 hingga 30 April dikuti oleh 40
negara di Asia Pasific. Selain itu juga dihadiri dari lembaga sosial
masyarakat peduli pendidikan, UNICEF EAPRO, ASPBAE, dan UIS.
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Hari ini Kamis, 26 Maret 2020 merupakan hari kesepuluh kita semua berada di rumah. Sambil menyiram tanaman, tiba-tiba terlintas di kepala sa...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
-
PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Lydia Freyani Hawadi Guru Besar Universitas Indonesia Disampaikan dalam S...
-
Bukti bahwa kita mencintai Sang Khalik adalah dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. "Jika kamu menc...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)