Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi (Kedua dari kanan) saat menjadi narasumber |
DMI.OR.ID, JAKARTA – Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam
(PSKTTI) Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI)
menyelenggarakan Focus Grup Dicussion (FGD) bertajuk Meretas Kurikulum Sekolah Kebangsaan yang Implementatif di Lingkungan Pesantren pada Sabtu (12/12) di Kampus UI Salemba, Jakarta.
Kegiatan ini turut menghadirkan Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Yusnar Yusuf Rangkuti, M.Sc., Ph.D., yang juga Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al Washliyah selaku narasumber utama (keynote speaker).
Beberapa narasumber lain yang turut diundang dalam FGD ini ialah seorang psikolog yang juga Pakar Pendidikan UI, Prof. Dr. Hj. Lydia Freyani Hawadi, Psi., Pakar Ilmu Komunikasi UI, Prof. Dr. H. Ibnu Hamad, M.Si, dan Pakar Timur Tengah UI, Dr. H. Muhammad Luthfi Zuhdi, M.A, yang juga Ketua PSKTTI UI.
Adapun moderator dalam FGD yang berlangsung dalam dua sesi ini ialah seorang peneliti dan Pakar Timur Tengah UI, Dr. H. Hendra Kurniawan, Lc., M.Si. Dalam
kegiatan ini, beragam isu dan kajian terkait pondok pesantren,
kurikulum pendidikan, sekolah, terorisme, dan pemasalahan Timur Tengah
kontemporer tutur dibahas secara mendalam.
Berdasaran pengamatan DMI.OR.ID, beragam permasalahan Timur Tengah
seperti genealogi (asal-usul) Islamic State of Iraq and Syria (ISIS),
Arab Spring atau revolusi Timur Tengah, dan sejarah kebangkitan Islam di
dunia turut dibahas dalam FGD ini.
Begitu pula permasalahan terorisme, ekstrimisme, dan kekerasan yang
dilakukan atas nama agama oleh para teroris serta seberapa besar
pengaruh ideologi ekstrim dan terorisme di lingkungan pondok pesantren.
Termasuk peristiwa Bom Bali I dan II serta ledakan bom di Hotel JW.
Marriot.
Secara umum, dibahas pula tentang perbandingan tingkat kuantitas dan
kualitas pendidikan di Indonesia dengan negara-negara lainnya di seluruh
dunia, termasuk dari aspek Human Development Index atau Indeks Pembangunan Sumber Daya Manusia.
Adapun salah satu pertanyaan penting yang mengemuka dalam FGD ini
adalah berkembang luasnya pemahaman sebagian kecil ummat Islam Indonesia
yang merasa bukan bagian dari orang Indonesia. bahkan mereka merasa
hanya tinggal atau sedang berwisata di Indonesia.
Pemahaman seperti ini hanya akan membenturkan Keislaman dan
Kebangsaan, serta menganggap Islam bertentangan dengan nasionalisme
keindonesiaan.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani
Sumber: www.dmi.or.id