MAKASSAR. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI), Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog mengingatkan agar pengelola lembaga kursus dan pelatihan (LKP) jeli melihat potensi pasar. Mereka juga harus paham kebutuhan warga.
“Jangan latah membuka kursus, tetapi lihat potensinya. Lebih baik lagi jika keahlian yang ditawarkan adalah yang belum bisa didapatkan di sekolah,” ucapnya saat menutup Orientasi Teknis (Ortek) Manajemen Kelembagaan LKP di Balai Pengembangan PAUDNI Regional III, Makassar, Sabtu (22/6).
Dalam arahannya, Direktur Jenderal mengingatkan para pengelola LKP agar terus berbenah diri, dan meningkatkan kinerja lembaga. Lembaga yang berkategori C dan D misalnya, harus berupaya untuk meningkat menjadi kategori B atau kategori A.
Saat berdialog dengan peserta Ortek, Dirjen mendapati masih ada pengelola LKP yang sudah tujuh tahun menyelenggarakan kursus dan pelatihan, namun masih tetap berkategori C. Bahkan, ada yang sudah berjalan 10 tahun, tetapi kinerjanya pun masih kategori C.
“Perlu kesungguhan dan kerja keras untuk meningkatkan kategori kinerja LKP masing-masing,” kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu mengingatkan.
Dirjen juga berpesan agar LKP tidak hanya mengandalkan bantuan pendanaan dari pemerintah, baik melalui APBN maupun APBD. Tetapi sebaiknya bekerja keras meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi biaya operasional lembaga.
Jika LKP bekerja secara professional dan bisa terus meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik. Maka hasilnya akan terlihat pada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan lembaga kursus dan pelatihan bersangkutan. (Rusdy/Yohan)