Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog saat melakukan kunjungan kerja ke lembaga PAUD di Singapura. |
BANGKOK. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) mengharapkan Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tingkat Asia Tenggara bisa didirikan di Indonesia. Dibutuhkan dukungan dari kementerian/lembaga terkait serta masyarakat untuk mewujudkannya.
Demikian garis besar pernyataan Direktur Jenderal PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog saat mengunjungi Sekretariat Southeast Asian Ministers of Education Oganization (SEAMEO) di Bangkok, Thailand, Rabu (27/2)
“Indonesia merupakan negara yang tepat untuk mendirikan Pusat PAUD, karena negara ini berpenduduk keempat terbesar di dunia. Kita punya banyak sumber daya manusia dan memiliki banyak pula anak usia dini yang membutuhkan layanan pendidikan,” kata Lydia yang juga akrab disebut Reni Akbar-Hawadi.
Dijelaskan Reni, Pusat PAUD bermanfaat sebagai pusat penelitiandan pengembangan PAUD, sekaligus meningkatkan mutu pendidik PAUD. Bagi Asia Tenggara, hal ini dibutuhkan sebagai pusat kajian terkait banyaknya negara-negara di Asia Tenggara yang menghadapi tantangan besar untuk mencapai target Perjanjian Dakar, yakni melayani 75 persen anak usia dini pada tahun 2015.
Kepada SEAMEO, Ditjen PAUDNI telah mengusulkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Pusat PAUD dalam lingkup Asia Tenggara tersebut. “Tidak hanya Indonesia yang berminat untuk menjadi tuan rumah Pusat PAUD tersebut, tapi juga Malaysia, Kamboja, dan Thailand,” kata Guru Besar Universitas Indonesia tersebut.
Oleh karena itulah, untuk mewujudkan hal itu Ditjen PAUDNI membutuhkan dukungan dari kementerian/lembaga yang terkait dengan PAUD, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Agama, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
“Kami akan mengupayakan pertemuan untuk membahas hal ini,” kata Reni.
Pusat Pengembangan
Pada lingkup SEAMEO atau Asia Tenggara, Indonesia telah memiliki banyak pusat pengembangan. Di antaranya pusat biotrop di Bogor, pusat matematika di Jakarta, pusat makanan dan nutrisi di Bogor, dan lainnya. Namun, di antara pusat-pusat itu, belum ada pusat PAUD.
Wacana pendirian pusat PAUD untuk kawasan Asia Tenggara, sebelumnya sudah muncul pada tahun 2008. Akan tetapi, hingga saat ini titik akhir keputusan belum juga ditemui. SEAMEO merencanakan akan membahas kembali hal pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. (Dina Julita/HK)