Minggu, 22 Oktober 2017

Dirjen PAUDNI: Usia Dini Periode Penting

BOGOR. Anak usia dini berada dalam periode perkembangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

“Seluruh instrumen besar manusia terbentuk pada masa usia dini, baik aspek kecerdasan maupun psikis,” kata Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog, pada pengukuhan Bunda PAUD Kota Bogor di Balai Kota Kota Bogor, Selasa (4/6).

Menurut Dirjen, sejak anak lahir telah memiliki berbagai potensi yang masih harus dikembangkan. Anak, katanya, memiliki pola perkembangan dan kebutuhan yang berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhatian khusus dalam memberikan layanan kepada anak.

Pada pengukuhan Ny. Fauziah Diani Budiarto sebagai Bunda PAUD Kota Bogor ini, Dirjen menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, membuktikan bahwa pada usia 6 tahun pertumbuhan fisik otak anak sudah terbentuk 90 persen dan perkembangan intelektualnya sudah mencapai 70 persen.
“Hal ini membuktikan betapa penting bagi kita untuk memberikan perhatian khusus pada anak usia 0-6 tahun. Proses pendidikan yang kita berikan pada masa usia tersebut sangat menentukan masa depan anak,” tambahnya.

Reni-Akbar-Hawadi–sapaan akrab Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog–mengatakan optimalisasi potensi ini sangat tergantung dari banyaknya rangsangan yang diterima anak dari lingkungannya. Semakin dini pendidikan diberikan, tambahnya, akan semakin besar kualitas SDM.
Oleh karena itu, keberadaan PAUD amat dibutuhkan demi membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan data di Direktorat Pembinaan PAUD tahun 2011, APK PAUD di Kota Bogor sudah mencapai 33,4 persen. Sementara jumlah kelurahan yang belum ada PAUD hanya tinggal empat kelurahan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan APK tersebut, salah satu strategi yang dilancarkan oleh Ditjen PAUDNI adalah mengukuhkan Bunda PAUD Kota Bogor.Pengukuhan Bunda PAUD Kota Bogor juga diikuti Pengukuhan Bunda PAUD enam kecamatan dan 68 Bunda PAUD kelurahan. Saat ini, Kota Bogor telah memiliki 182 TK dan 225 lembaga PAUD (Kelompok Bermain dan Posyandu).
“Setelah adanya pengukuhan Bunda PAUD Kota Bogor, dan pengukuhan Bunda PAUD Kecamatan dan Kelurahan di dalamnya, diharapkan APK PAUD di wilayah tersebut bisa mencapai target,” tambah Dirjen PAUDNI lagi.

Bantuan
Tak hanya mengukuhkan Bunda PAUD, pada kesempatan itu, Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog juga menyerahkan bantuan tahun 2013 sebesar Rp4.652.740.000 sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam upaya Kota Bogor dalam berbagai layanan seperti pendidikan anak usia dini, peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidikan, serta kursus dan pelatihan.
“Dukungan ini mungkin belum memenuhi harapan Kota Bogor. Untuk itu saya mengajak semua pengambil kebijakan dan komponen masyarakat secara bersama-sama membangun kepedulian terhadap pendidikan anak-anak kita,” tambahnya.

Dirjen juga berharap, melalui Pengukuhan Bunda PAUD Kota Bogor ini, hendaknya dapat dilakukan berbagai terobosan seperti membangun dukungan kerja sama semua pihak, baik lintar sektor, organisasi, maupun dunia usaha.

Bom waktu
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Walikota Bogor Diani Budiarto menekankan bahwa persiapan menyongsong hari esok sudah pasti berkaitan dengan mempersiapkan PAUD. “Persiapan itu harus dilakukan dari sekarang,” katanya.

Permasalahan pendidikan, ujarnya, akan menjadi bom waktu di masa depan. Kekhawatiran itu semakin dirasakan karena generasi sekarang lebih cepat mengadopsi pesan-pesan dari luar ketimbang dari lembaga-lembaga formal yang dilakukan baik pemerintah maupun swasta.
“Kenakalan remaja dan berbagai dinamika itu adalah salah satu bentuk dari tidak seriusnya kita menangani mereka ketika masih berusia dini,” tuturnya.

Diani Budiarto mengatakan dengan adanya berbagai tindakan remaja yang terjadi saat ini, pihaknya akan lebih serius menangani masalah ini. Bahkan, tambahnya, harus lebih serius. “Kalau bisa kita berlari mengejar ketinggalan kita dalam menangani PAUD,” katanya. (Teguh Susanto/HK)

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia