Oleh: Ruben Tim Hardian, M.Psi. Psikolog | Eks
Ketua Tim Sukses Pemenangan Himpsi Jaya
Saya sejujurnya sudah mengenal lama Nama “RENI AKBAR-HAWADI” itu sebagai nama Biro Konsultasi Psikologi..ya sekitar tahun 2004 an gegara pernah diajak ikut “ngasong” oleh rekan-rekan senior Psikologi UI (walau saya alumni Psi YAI 😊) tapiii belum pernah satu kali pun ketemu sama empunya Biro yang infonya salah senior Psikolog terbaik dalam dunia pendidikan (nasib oh nasib sebagai anak junior kali yaa). Selang waktu berjalan sejak tahun 2004 an tersebut saya gak pernah lagi terlibat dalam kegiatan ngasong mengasong terutama di Biro Reni Akbar-Hawadi (karena sudah kerja kantoran sejak tahun 2007) dan seakan leyap dalam ingatan seiring waktu berjalan tahun ke tahun.
Nah..sampai suatu moment yang gak disangka-sangka, akhirnya saya mengenal kembali nama mbak Reni Akbar-Hawadi, bahkan bukan mengenal tetapi menjadi lebih dekat dan akrab (mudah2an gak dianggap SKSD – Sok Kenal Sok Dekat- ya Mbakku).
Cekitdot..Awal cerita yaitu pada Tahun 2020 saya mendapatkan mandat dan amanah menjadi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Musyawarah Wilayah (Muswil) HIMPSI DKI Jakarta Raya (Muswil Himpsi Jaya) yang tupoksi (tugas pokok fungsi) seperti tertuang dalam AD/ART Himpsi. Singkat cerita saya selaku Ketua Panpel Muswil akhirnya sampai pada satu tahapan dari beberapa tahapan yang disusun, yaitu saya harus mencari figur Calon Ketua Wilayah DKI Jakarta- HIMPSI Jaya sebagai bentuk pesta demokrasi. Figur ini akan menjadi pesaing posisi petahana yang berencana akan maju kembali dalam ajang pemilihan. Prinsip saya sebagai Ketua Muswil (yang mana ini penunjukkan ketiga kali sebagai Ketua Panpel Muswil berturut-turut) dalam pelaksanaan Muswil harus menjadi cermin representatif “Pesta Demokrasi” bagi anggota Psikologi Himpsi Jaya.
Mudahkah dapat figure yang dimaksud? Kan senior-senior Psikologi di Jakarta banyak.. Pasti banyak lah…tapi alangkah susahnya karena pada umumnya mereka menolak dengan berbagai alasan. Sementara hari berjalan terus mendekati dateline batas pengumpulan berkas, saya sampai frustasi karena H-4 tenggat waktu posisi calon masih Mas Widura sang incumbent. Untungnya tidak lama di siang hari saat saya memikirkan siapa yang harus saya kontak untuk ikut meramaikan pesta demokrasi Himpsi Jaya, salah satu Pengurus Himpsi Jaya aktif menginformasikan via telephone ada psikolog senior UI yang berminat dan berkualifikasi..wah siapa ya ?? (saya bergumam dalam hati).
Akhirnya saya mengetahui siapa yang dimaksud berminat, saya ketahui namanya dari form pendaftaran..wah ngerriii lihat profilnya…namanya beliau “Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.Si, M.M, Psikolog” sebagai Guru Besar UI dengan segudang pengalaman berorganisasi..jujur..awalnya saya tidak tahu dan kenal siapa beliau..namun setelah beberapa kali berkomunikasi (karena kebutuhan kelengkapan berkas-berkas pendaftaran) akhirnya saya tahu beliau yang dimana dikenal dengan sebutan nama “Reni Akbar-Hawadi” (OMG setelah 17 tahun berlalu saya akhirnya bertemu sama si Empunya kantor konsultan psikologi terkenal tersebut). Dalam perbincangan bersama beliau saya akhirnya mengetahui hal-hal apa yang membuat beliau berminat dan berkeinginan maju sebagai Calon Ketua Himpsi Jaya periode mendatang. Mbak Reni menyebutkan bahwa beliau terpanggil karena prihatin sekali melihat kondisi Himpsi Jaya (rupanya sesaat di approach untuk maju jadi calon Ketua Himpsi Jaya, mbak Reni langsung cari tahu apa yang membuat tidak satu pun yang maju untuk mencalonkan diri dari beberapa orang yang dikenalnya sangat dekat).
Dalam perjalanan
pendaftaran tidak sedikit bahkan cukup banyak senior-senior Psikologi yang
menyampaikan kepada saya kalo Mbak Reni Hawadi itu “Killer”, “Kaku”, “Agamais”, dan lain-lain
bahkan sampai juga ke telinga ada black
campaign yang mendeskreditkan dengan beberapa statement. Saya merasa tidak
menjadi masalah karena itulah proses demokrasi yang menjadi bagian proses kedewasaan dalam pemilihan nanti. Setiap
calon kandidat pasti ada kelebihan dan kekurangan, pasti ada yang suka dan ada
yang tidak suka..normatiflah..show must
go on. Disini saya melihat Mbak Reni Hawadi sebagai seorang sosok yang tangguh
bisa melewati berbagai bentuk hantaman..terjangan dalam kampanye hitam yang dihembuskan. Mbak
Reni bisa tetap fokus mempersiapkan dirinya sebaik mungkin bahkan menurut saya sangat
serius sekali untuk merancang kegiatan kampanyenya.
Saya merasakan proses
persiapan pelaksanaan Calon Ketua Wilayah DKI Jakarta- HIMPSI Jaya Periode
2021-2026 penuh jalan berliku dan berkerikil tajam. Di hari penutupan pendaftaran bakal calon
untuk melengkapi persyaratannya, jadi sudah hampir diujung pelaksanaan Muswil, tiba-tiba
karena satu dua hal akhirnya saya harus berkata “Give Up”. Saya memilih mengundurkan diri dan menyerahkan kembali mandat sebagai Ketua Panpel kepada Ketua
Himpsi Jaya. Hal tersebut juga saya sampaikan kepada Mbak Reni Hawadi sebagai
salah satu calon kandidat bahwa saya mengundurkan diri namun tanpa menyebutkan alasan
sebenarnya. Mbak Reni di ujung telpon terlihat sangat terkejut dan langsung
bertanya “ada apa ben koq kamu sampai
mengundurkan diri?” Saya tidak bisa
menjelaskan. Rupanya pertanyaan itu tes…karena
mbak Reni sudah tahu bahkan bisa menganalisis apa-apa yang terjadi di
tubuh Himpsi Jaya. Mbak Reni punya data dan
informasi yang cukup akurat
tentang apa dan bagaimana Himpsi Jaya selama ini dijalankan. Keprihatinan ini
yang membuat mbak Reni terus maju.
Setelah mengundurkan
diri dari Ketua Panpel Muswil Jaya, saya benar-benar tidak berkomunikasi dengan
dua bakan calon selama satu minggu karena saya mau menenangkan
diri sejenak dari kepenatan fisik mental selama masa-masa persiapan. Pas satu
minggu saya ber”henti” dari dinamika Muswil, ternyata Mbak Reni Hawadi menelpon
menanyakan kabar saya..”Haii Ben..Apa
kabar”…saya jawab kabar baik Mbak..kemudian Mbak Reni Hawadi bertanya “Ben..gimana udah seminggu berehat..mau bantu saya enggak” eits
bingung saya…”bantu apa Mbak”..dijawab
dengan santai mbak Reni Hawadi “Bantu saya
jadi Ketua Pemenangan Pemilihan Ketua Himpsi Jaya”…Saya balik bertanya “loh kok saya Mbak, kan masih banyak
senior-senior lain? Akhirnya mbak Reni bilang “ Kamu orang yang sangat tepat dan cocok saat ini, Ben” seraya menyampaikan beberapa Misi, Visi dan Rencana
Program Kerja, yang mana saya ingat ada beberapa poin penting yaitu :
1. Kepemimpinan
HIMPSI Jaya periode 2021-2026 menjadi masa transisi kepemimpinan ke generasi
muda. Generasi baby boomers harus
dikurangi jumlah dan perannya di Himpsi Jaya. Mulai melakukan kaderisasi,
mengajak dan mempercayakan generasi
milenial untuk menduduki posisi strategis di organisasi.
2. Kepengurusan akan diisi dengan melihat keterwakilan dari alumni-alumni Fakultas Psikologi dari Perguruan-Perguruan Tinggi yang ada di Jakarta. Dan meningkatkan peran aktif dari asosiasi/ikatan peminatan psikologi.
3. Melakukan
terus menerus sosialisasi tentang HIMPSI Jaya pada alumni perguruan tinggi agar
bisa menjaring kader-kader organisasi
terbaik kedepannya, sehingga tidak terjadi stagnasi.
Saya menyimak paparan Misi, Visi dan Program Kerja yang khusus dipaparkan
Mbak Reni Hawadi via zoom, setelah selesai saya menjawab “Ehmm..kasih waktu ya Mbak untuk berpikir” (walau bingung karena
ada beberapa info dari senior yang kurang baik)..namun setelah beberapa hari
saya memberikan jawaban setelah ditanya kembali…”Siap Mbak Reni..Saya siap membantu dengan mengucap Bismillahirohmanirohim…”
Inilah kerjasama perdana atau pertama kali saya
dengan Mbak Reni Hawadi, tidak ditutup mata ada beberapa hal yang harus saya
sesuaikan dengan gaya beliau yang serba
cepat, grabak grubuk, siap sana, siap
sini, kirim ini kirim itu dll merupakan menjadi bagian dari kesehari-harian saya
dengan tim sukses Mbak Reni..Kita semua menikmati karena Mbak Reni Hawadi
membawa tim ini menjadi bagian dari “Keluarga” bukan “atasan-bawahan”, yang
terkadang dalam kegiatan tersebut diisi dengan canda dan tawa, baik saat online meeting berlangsung atau di dalam
WhatsApp Group (Wag). Dari proses menjadi Tim Sukses itu semua ada yang saya
paling suka, yang bisa menjadi nilai pembelajaran bagi saya selama berkerjasama,
yaitu Mbak Reni :
1. Pribadi
yang Disiplin Waktu (ternyata
anak kolong-anak tentara…sama-sama anak FKPPI)
2. Pribadi
Tegas, Detail dan Cerdas (Ya
iyalah kan sudah mencapai jenjang Guru Besar UI dan menjadi Ketua Dewan Guru
Besar UI )
3. Pribadi
yang terstruktur, terorganisir dan terencana/sistematis (mau semua direncanakan dengan matang dan
terstruktur dengan baik)
4. Pribadi
Terbuka akan masukan (tetapi
dengan alasan yang rasional, yang irasional pasti langsung take out he..he.he)
Perencanaan materi
kampanye disusun dengan baik dan matang, tim dibentuk dengan kumpulan anak-anak
muda lintas Universitas ( Al Azhar, UI, YAI,Pancasila, Atmajaya, Tarumanegara,
UIN, dll), koordinasi masa/dukungan cukup rapi dan via online (maklum zaman
Covid-19) namun kehendak Tuhan berkata lain..”Mbak Reni kalah suara dari petahana
tetapi suatu rekor bisa mendapatkan perolehan suara dua digit “(amazing –
dimana muswil sebelum-sebelumnya yang kalah, suaranya selalu dibawah dua
digit).
Memang waktu bekerjasama
dengan mbak Reni tidaklah terlalu lama
(sekitar delapan minggu) tetapi pembelajaran tersebut sangatlah berarti dan
mengena pada diri saya…”Thanks ya Mbak
Reni Hawadi udah mau menjadi mentor gratis buat saya, kalaupun harus bayar
berapalah harus dikeluarkan untuk dimentor dengan sekaliber Dewan Guru Besar UI
qiqiqi.(kapan-kapan saya minta sertifikat nya ya Mbak 😊)
Oh ya..saya buat
tulisan ini di awal maret…dibulan Maret ini ada tanggal istimewa buat Mbakku
Reni Hawadi tanggalan cantik di tanggal 22 Maret..dibuka dengan Pantun
….”Bunga Anggrek
berwarna-warni, Anggrek Putih menghiasi taman berseri, selamat Ulang Tahun
Mbakku Reni, Hidup Bahagia dalam Alunan Symphoni Psikologi”…
Semoga Selalu
diberikan Kesehatan, Kebahagiaan dan Keikhlasan Lahir Bathin untuk Mensiarkan
dan Menjaga Marwah Ilmu Psikologi.. Aamiin Yaa Robbalallamin..
***