Rabu, 23 Februari 2022

Mbak Reni Sangat Kampiun Prestasinya di kampus dan Luar Kampus.

Oleh: Dr.dr.Basuki Supartono, Sp.OT.,FICS., MARS

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Belum lama ini saya dikontak oleh mbak Reni (Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi UI).  Saya terkejut, sebab lama nian kami tak bertegur sapa. Mungkin sudah lebih 40 tahun. Apalagi di masa pandemi ini. Covid-19 membuat kesibukan saya sebagai tenaga kesehatan sedikit meningkat.  Untuk panggilan,  saya biasa menyapa beliau dengan mbak Reni - mohon maaf, Prof. Karena  beliau sudah berpesan,  “Yang nyaman saja, Bas.”

Komunikasi terakhir justru dengan suami mbak Reni, yang saya sapa dengan Bang Zul (Drs. H. Zulkifli Akbar, Psi., M.Si).  Waktu itu kami sama-sama  ngebirokrat di Kemenpora dimana beliau merupakan salah satu pejabat.

Memori saya berselancar. Di tahun 1980, saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Indonesia.  Mbak Reni senior saya.  Ketika itu Senat Mahasiwa membuat program tentiran untuk para  mahasiswa baru. Saya masih ingat bagaimana beliau menentir kami.  Tutur kata, cara mengajar, ketrampilan menyampaikan pesan pembelajaran dan lain-lain sungguh inspiratif. Saya belajar bagaimana berkomunikasi yang efisien dan efektif. Saya juga mendapat framing belajar yang enak dan mudah tapi sukses. Hal itu terbawa sampai sekarang.

Memang mbak Reni sangat kampiun prestasinya, baik di kampus maupun di luar kampus. Sampai sekarang pun terbukti beliau sukses mengemban amanah di berbagai bidang.  Di bidang pendidikan sebagai guru besar, di bidang birokrat, di aktifitas sosial kemanusiaan, bahkan di media sosial.  Profil masa depan beliau sepertinya tergambar sejak mbak Reni menentir dan berinteraksi dengan kami para yuniornya. Saya melihatnya demikian.

Dinamika kampus tahun 80 di era orde baru ditambah dengan kesibukan perkuliahan  membuat kami jarang bertemu. Saya sibuk di bangku kuliah, diseling dengan demo aksi kemahasiswaan.  Sampai akhirnya pada 1983 saya meninggalkan kampus Rawamangun menuju ke Surabaya. Kami tidak sempat bertukar salam ketika itu. Interaksi di masa perjuangan mahasiswa di  era 80 an memberi warna dan dasar bagi kehidupan saya selanjutnya. Sari patinya adalah ketekunan, kesabaran, keuletan, dan fokus pada tujuan. Saling berbagi, memberi manfaat, dan peduli sesama menjadi karakter saya. Dan ini menjadi landasan yang kuat bagi kehidupan saya sekarang. Terima kasih,  Prof.

Dua puluh lima tahun kemudian baru berjumpa lagi,  itupun dengan suami beliau, bang Zul.  Persahabatan masa lalu tak lekang oleh masa.  Tali silaturrahim terjalin kembali, walau secara tidak langsung.

Prof. Reni, mbak Reni, semoga selalu eksis dan bermanfaat bagi rahamat alam semesta. Sebagaimana sabda  Rasulullah: “Sebaik-baik orang adalah yang panjang umurnya dan banyak amalnya”.  Selamat Prof. Semoga terus mengalir hasil karya memberikan kesejukan buat kita semua. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Wassalaamu’alaikum Wr Wb.

Tertanda,

Murid tentiran

Basuki Supartono (Ketua Angkatan Mahasiswa Psikologi UI tahun 1980/Ketua Angkatan Mahasiswa UI tahun 1980)

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia