Oleh: Dr. Muhammad Luthfi Zuhdi,M.A.
Wakil Rektor UI Bidang SDM&Aset Tahun 2019-2020; Direktur SKSG UI Tahun 2017-2019
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh Tahun 2009-2013
Momen lain yang saya ingat bersama Prof. Reni adalah setahun ketika kepemimpinan Kajian Timur Tengah dan Islam vakum dengan berakhirnya masa jabatan Dr. Mustafa Edwin Nasution, S.E., M.Sc., pada tahun 2009 kami menghadap ke Rektor UI pada masa itu Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri. Dalam perbincangan tersebut Rektor mendorong Prof. Reni (yang baru beberapa bulan memperoleh gelar guru besarnya) untuk menjadi Kaprodi KTTI. Pada mulanya Prof. Reni menolak dengan alasan Kaprodi KTTI biasa dipimpin oleh akademisi laki-laki karena terkait kajian keislaman. Dalam pandangan Prof. Reni dirinya tidaklah pantas menjabat sebagai Kaprodi KTTI hanya karena perempuan. Pada saat seperti itu, bersama kolega dari Program Studi KTTI yang lain, kami memberi dukungan dan dorongan kepada Prof. Reni untuk mau menerima jabatan Kaprodi KTTI karena kami percaya pada kemampuan beliau. Akhirnya beliau menjabat sebagai Kaprodi KTTI periode 2009-2012 dan saya sendiri tidak lama kemudian mendapat amanah menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Riyadh. Walau sudah jauh, saya masih mengikuti dan mendengar kabar tentang kiprah Prof.Reni mengelola KTTI, yang semakin maju di bawah kepemimpinannya.
Ada saja ide yang dijalankannya untuk mengenalkan KTTI lebih luas pada khalayak seperti lecture series baik dari pakar lintas bidang ilmu dari dalam negeri sampai mengundang ambassador. Pembicara dari yang di undang bukan hanya terbatas Duta Besar negara-negara Middle East saja namun juga H.E. Scot Marciel Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Amerika Serikat untuk Indonesia dan H.E. Martin Hartfull Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia pernah menjadi pembicara tamu KTTI yang di siarkan secara bauran yaitu audiens hadir langsung dan juga secara video confreence.
Saya juga mendengar bahwa Prof.Reni berhasil mengajak Rektor UI ke Iran untuk melakukan penanda tanganan MOU dengan empat perguruan tinggi disana antara lain Univesity of Teheran. Namun sayang program tersebut belum sempat terlaksana karena setelah tiga tahun memimpin Prodi KTTI, di hampir penghujung masa jabatannya pada tahun 2012 Prof.Reni dilantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal, dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Masih banyak momen lain selain dalam kegiatan akademis yang mempertemukan dengan Prof Reni. Salah satu yang berkesan saat saya bertugas sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Riyadh. Prof. Reni berkabar bahwa beliau sedang umroh dan andaikan bisa bertemu dengan saya. Bukan suatu kebetulan jadwal saya saat itu ada meninjau penyelenggaraan pendidikan masyarakat Indonesia di Makkah, jadi bertemulah kami di tempat Prof. Reni menginap di Hotel Hilton Mekkah. Akhirnya saya dan istri juga Prof. Reni dan suami berbincang tentang banyak hal, termasuk tentang keluarga. Dari pertemuan ini kesan saya menjadi bertambah tentang Prof.Reni. Beliau seorang pribadi yang terbuka, hangat dan memiliki keinginan tahu yang besar ..selalu bertanya dan bertanya..
Inilah momen-momen baik kami, Prof. Reny adalah sahabat dan kolega di mana saya banyak belajar dari beliau. Selamat ulang tahun, semoga Allah swt selalu memberikan karunia kebahagiaan dan keberkahan bersama seluruh keluarga. Amin ya rabbal alamin.
Jakarta. 17 Januari 2022
Salam hormat
Muhammad Luthfi Zuhdi