Minggu, 23 Januari 2022

Kontak Batin : Reni Teman Sejatiku

Oleh: Dave M. Firmansyah Teman kecil di TK Siliwangi Jakarta dan rumah orangtua bertetangga di Kompleks Siliwangi, Jakarta Pusat.

Di keheningan malam saat saya berwirid,  tiba-tiba dalam pikiran saya masuk gambaran Hari Kartini di TK Siliwangi.Sangat jelas terlihat saya  berkostum  anak Suku Dayak.  Saya memakai penutup kepala  bulu-bulu Enggang, bercawat, dengan tangan kiri memegang talawang (tameng Suku Dayak) dan tangan kanan memegang tombak. Nah, di sisi sebelah kiri saya ada Reni Hawadi. Reni ini tetangga saya satu jalan di Dr.Wahidin I, Kompleks Perwira Angkatan Darat (KPAD) Siliwangi, Jakarta Pusat. Kami sepantaran dan sering bermain di masa kecil.

Reni dijadikan pasangan karnaval oleh mami saya. Ia tidak berkostum Suku Dayak seperti saya karena mami hanya memiliki satu kostum untuk laki-laki Suku Dayak.  Tidak kehabisan akal mami mendandani Reni dengan kostum penari  tradisional Hula Hawaii. Ia bertelanjang dada dan mengenakan rok rumbai-rumbai. Hiasan kalung, gelang,  dan gelang kaki dari bunga kamboja. Dan satu lagi Reni memegang ukulele, salah satu alat musik yang mengiringi penari Hula. Saya masih ingat bagaimana Reni berjalan tegak memegang ukulele dengan full confidence  yang di lihat banyak puluhan mata anak bersama para orangtuanya. Ia yang bertelanjang dada berhasil  sampai garis finish,  sementara saya di tengah jalan mogok dan nangis, keluar dari runway.

Mengingat itu sambil wirid   saya tersenyum kecil dan bergumam " hooh..apa kabar ya Reni sekarang?"Kalau anda membaca tulisan ini anda akan segera tahu...Hari Minggu adalah waktu saya bersantai dengan anak cucu.  Saya lagi di Tomang, berkunjunga ke salah satu  rumah anak saya saat ada bunyi notifikasi di wa saya. Saya membacanya " Beeeeb halo halo. Ini Reni Hawadi." Tanpa menunggu tidak sampai satu detik, Reni yang tampak masih typing  langsung saya telpon.

Reni menyampaikan maksudnya ke saya. Saya menyimaknya sambil berkata "waah ini luar biasa Ren, lima hari y.l saya baru memikirkan kamu". Kontak batin itu nyata adanya. Koq bisa 5 hari yang lalu  saat wirid saya mengingat masa  TK saya berpakaian Dayak  bersama Reni, dan hari ini Reni menyapa saya via WA.Masyaallah! Kalau bukan campur tangan Allah yang membukanya, mana mungkin.

Saya mencoba menulis apa yang Reni minta yaitu ciri-ciri dalam dirinya berikut pengalaman yang menyertainya saat TK dan SD kecil.

          1. Reni memiliki percaya diri tinggi

Salah satu alasan saya bermain di rumah Reni adalah pohon jambunya. Saya bisa memanjat, memetik buah jambu  dan nangkring di atasnya untuk menikmati jambu klutuk. Nah Reni begitu melihat saya naik pohon, dia pasti akan ikut-ikutan memanjat. Dia tidak peduli si bibi di bawah memanggil-manggil dan mencegahnya.  Reni jalan terus, dia tahu apa yang dia mau dan berpikir dia juga bisa memanjat pohon. Ia mengamati saya dari bawah  bagaimana cara naik dan memegang dahan yang mana sebelum memanjat. Tahu-tahu Reni sudah ikut nangkring di atas pohon. Kami berdua menikmati semilir angin di tengah banyaknya buah jambu sambil ngobrol dan ketawa-tawa.

         2. Reni itu menyukai  tantangan

Anak perempuan lain memilih pakai kebaya Sunda, kebaya Kartini, baju Minang, baju Aceh, baju Lampung, baju Bodo dan baju Bali tapi Reni mau berkostum Hula yang tanpa penutup dada walaupun berumbai cawat yang dipakainya kelihatan.

        3. Reni itu berani dan bernyali besar

Reni bukan hanya temani saya naik pohon jambu  tetapi juga dia ikut naik genteng  untuk ambil buah buni tetangga sebelah kirinya yang berpohon tinggi besar dan dahan rantingnya menjuntai sampai  ke genteng garasi rumah Reni.Di atas genteng itu juga kami main layangan. Kami juga suka main sepeda menikmati panjangnya jalan dr.Wahidin I sambil  balapan.

      4. Reni itu ga suka ketidak jujuran

Ada hal yang tidak terduga saat main gundu di sore hari. Reni merasa dicurangi , ia marah besar dan tiba-tiba saja  Reni nyengket saya dan saya terjatuh. Saya menangis dan langsung jalan  pulang ke rumah sambil menyeka mata saya dan terisak  saya masih berucap “ awas lo..besok”. Tapi Reni diam saja dan hanya melihat saya.

      5. Reni itu  punya keiinginan tahu yang besar

Depan rumah Reni ada kali berikut  fasum fasos yang tidak terpelihara, jadi banyak tumbuh rumput tinggi-tinggi. Disana ada gubuk dari karton-karton. Suami istri berikut satu anak perempuannya. Nah itu salah satu tempat tujuan Reni  bermain.  Anak gembel yang bernama Karpet  suka diajak main ke rumahnya untuk jadi salah satu anggota permainan guru-guru’an, atau masak-masak’an dan lain sebagainya termasuki teman memanjat pohon jambu. Sebaliknya Reni suka mendatangi rumah kardus Karpet. Disana  ada saja yang Reni tanyakan ke emaknya Karpet. Bahkan  Reni juga tidak ragu-ragu masuk ke rumah kardus yang kecil dan pengap. Bahkan ikut mencicipi makanan yang ditawarkan ibunya Karpet.Hal lain  tentang Proyektor 8mm . Saya memiliki proyektor 8 mm dan film-film Chaplin hitam putih. Nah Reni paling suka nonton. Tidak lupa sambil tanya-tanya beli dimana dan bagaimana cara memasang reel film. Belakangan saya tahu Reni minta dibelikan papinya Proyector 8 mm.Sejak  saat itu dia sudah jarang nonton di rumah saya.

       6. Reni itu peduli orang

Di rumah saya ada anak ART yang bernama Warni. Kami suka ajak dia bermain. Bahkan persahabatan kami diabadikan dg foto bertiga di  The Sun, Senen. Reni inilah yang suka tanya-tanya 1001 macam pada Wani termasuk kenapa dia tidak bersekolah. Tidak lama setelah itu ibu Warni berhenti bekerja dan pulang kampung. Saya tidak tahu apa karena Warni merengek ingin sekolah atau kebetulan saja.

        7. Reni itu bisa bertanggung jawab

Di rumah saya ada Proyektor 8mm dan film-film Chaplin hitam putih. Nah Reni paling suka nonton sambil tanya-tanya beli dimana dan bagaimana cara memasang reel film. Belakangan saya tahu Reni minta dibelikan papinya Proyector 8 mm.Sejak  saat itu dia sudah jarang nonton di rumah saya.

Pertemanan saya dengan Reni terputus saat keluarga Oom Doelli Hawadi pindah ke Kampung Ambon, Rawamangun. Mereka menempati rumah  verdieping yang cukup luas dengan lahan 1000m2 dan merupakan daerah perkampungan yang jarang penduduk. Masih banyak lahan kosong.

Untuk itu mami saya memberi  hadiah kepada keluarga Oom Doelli  satu ekor anjing herder  jantan yang bernama Argo.Kebetulan di rumah kami memelihara beberapa ekor herder. Saya tahu  keluarga Reni penyayang binatang. Di rumahnya yang lama Reni memelihara bulldog dan boxer disamping memelihara banyak ragam unggas seperti ayam jantan, ayam petelur, ayam mutiara, ayam merak, kasuari, dan burung kakaktua.Walaupun ada ART tetapi Reni suka membantu binatang peliharaannya. Ia ikut merawat dan memberinya makan. Walaupun Reni sering bermain dengan saya namun ia bertanggung jawab pada semua les yang diikuti seperti mengaji, main piano, menggambar dengan Pak Ooq, berkuda dan menari Jawa di Pak Sampan.

Akhir kata saya mengucapkan selamat ulang tahun ke-65 kepada teman sejati kecilku, Reni Hawadi.Walau kami jarang berkomunikasi, setiap interaksi masih seru dan Reni  adalah Reni yang saya kenal dengan kepolosan dan ceplas ceplosnya.

Ren, senang bisa ngobrol lama! Semoga selalu sehat dan terus barokah dalam bimbingan Allah SWT bersama suami, anak dan mantu serta cucu sekalian ya Ren. Selamat Ulang Tahun Ke-65.Wassalamualaikum wr.wb.

 

Pondok Aren, 10 Januari 2022.

Dave M. Firmansyah

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia