Oleh: Dave M. Firmansyah | Teman kecil di TK Siliwangi Jakarta dan rumah orangtua bertetangga di Kompleks Siliwangi, Jakarta Pusat.
Di keheningan malam saat saya berwirid, tiba-tiba dalam pikiran saya masuk gambaran Hari Kartini di TK Siliwangi.Sangat jelas terlihat saya berkostum anak Suku Dayak. Saya memakai penutup kepala bulu-bulu Enggang, bercawat, dengan tangan kiri memegang talawang (tameng Suku Dayak) dan tangan kanan memegang tombak. Nah, di sisi sebelah kiri saya ada Reni Hawadi. Reni ini tetangga saya satu jalan di Dr.Wahidin I, Kompleks Perwira Angkatan Darat (KPAD) Siliwangi, Jakarta Pusat. Kami sepantaran dan sering bermain di masa kecil.
Reni dijadikan pasangan karnaval oleh
mami saya. Ia tidak berkostum Suku Dayak seperti saya karena mami hanya
memiliki satu kostum untuk laki-laki Suku Dayak. Tidak kehabisan akal mami mendandani Reni
dengan kostum penari tradisional Hula
Hawaii. Ia bertelanjang dada dan mengenakan rok rumbai-rumbai. Hiasan kalung,
gelang, dan gelang kaki dari bunga
kamboja. Dan satu lagi Reni memegang ukulele, salah satu alat musik yang
mengiringi penari Hula. Saya masih ingat bagaimana Reni berjalan tegak memegang
ukulele dengan full confidence yang di
lihat banyak puluhan mata anak bersama para orangtuanya. Ia yang bertelanjang
dada berhasil sampai garis finish, sementara saya di tengah jalan mogok dan
nangis, keluar dari runway.
Mengingat itu sambil wirid saya tersenyum kecil dan bergumam "
hooh..apa kabar ya Reni sekarang?"Kalau anda membaca tulisan ini anda akan
segera tahu...Hari Minggu adalah waktu saya bersantai dengan anak cucu. Saya lagi di Tomang, berkunjunga ke salah
satu rumah anak saya saat ada bunyi
notifikasi di wa saya. Saya membacanya " Beeeeb halo halo. Ini Reni
Hawadi." Tanpa menunggu tidak sampai satu detik, Reni yang tampak masih typing langsung saya telpon.
Reni menyampaikan maksudnya ke
saya. Saya menyimaknya sambil berkata "waah ini luar biasa Ren, lima hari
y.l saya baru memikirkan kamu". Kontak batin itu nyata adanya. Koq bisa 5
hari yang lalu saat wirid saya mengingat
masa TK saya berpakaian Dayak bersama Reni, dan hari ini Reni menyapa saya
via WA.Masyaallah! Kalau bukan campur tangan Allah yang membukanya, mana
mungkin.
Saya mencoba menulis apa yang Reni minta yaitu ciri-ciri dalam dirinya berikut pengalaman yang menyertainya saat TK dan SD kecil.
1. Reni memiliki percaya diri tinggi
Salah satu
alasan saya bermain di rumah Reni adalah pohon jambunya. Saya bisa memanjat,
memetik buah jambu dan nangkring di
atasnya untuk menikmati jambu klutuk. Nah Reni begitu melihat saya naik pohon,
dia pasti akan ikut-ikutan memanjat. Dia tidak peduli si bibi di bawah
memanggil-manggil dan mencegahnya. Reni
jalan terus, dia tahu apa yang dia mau dan berpikir dia juga bisa memanjat
pohon. Ia mengamati saya dari bawah
bagaimana cara naik dan memegang dahan yang mana sebelum memanjat.
Tahu-tahu Reni sudah ikut nangkring di atas pohon. Kami berdua menikmati
semilir angin di tengah banyaknya buah jambu sambil ngobrol dan ketawa-tawa.
2. Reni itu menyukai tantangan
Anak perempuan
lain memilih pakai kebaya Sunda, kebaya Kartini, baju Minang, baju Aceh, baju
Lampung, baju Bodo dan baju Bali tapi Reni mau berkostum Hula yang tanpa
penutup dada walaupun berumbai cawat yang dipakainya kelihatan.
3. Reni itu berani dan bernyali besar
Reni bukan hanya
temani saya naik pohon jambu tetapi juga
dia ikut naik genteng untuk ambil buah
buni tetangga sebelah kirinya yang berpohon tinggi besar dan dahan rantingnya menjuntai
sampai ke genteng garasi rumah Reni.Di
atas genteng itu juga kami main layangan. Kami juga suka main sepeda menikmati
panjangnya jalan dr.Wahidin I sambil
balapan.
4. Reni itu ga suka ketidak jujuran
Ada hal yang
tidak terduga saat main gundu di sore hari. Reni merasa dicurangi , ia marah besar
dan tiba-tiba saja Reni nyengket saya
dan saya terjatuh. Saya menangis dan langsung jalan pulang ke rumah sambil menyeka mata saya dan
terisak saya masih berucap “ awas
lo..besok”. Tapi Reni diam saja dan hanya melihat saya.
5. Reni itu punya keiinginan tahu yang besar
Depan rumah Reni ada kali berikut fasum fasos yang tidak terpelihara, jadi banyak tumbuh rumput tinggi-tinggi. Disana ada gubuk dari karton-karton. Suami istri berikut satu anak perempuannya. Nah itu salah satu tempat tujuan Reni bermain. Anak gembel yang bernama Karpet suka diajak main ke rumahnya untuk jadi salah satu anggota permainan guru-guru’an, atau masak-masak’an dan lain sebagainya termasuki teman memanjat pohon jambu. Sebaliknya Reni suka mendatangi rumah kardus Karpet. Disana ada saja yang Reni tanyakan ke emaknya Karpet. Bahkan Reni juga tidak ragu-ragu masuk ke rumah kardus yang kecil dan pengap. Bahkan ikut mencicipi makanan yang ditawarkan ibunya Karpet.Hal lain tentang Proyektor 8mm . Saya memiliki proyektor 8 mm dan film-film Chaplin hitam putih. Nah Reni paling suka nonton. Tidak lupa sambil tanya-tanya beli dimana dan bagaimana cara memasang reel film. Belakangan saya tahu Reni minta dibelikan papinya Proyector 8 mm.Sejak saat itu dia sudah jarang nonton di rumah saya.
6. Reni itu peduli orang
Di rumah saya ada anak ART yang bernama Warni. Kami suka ajak dia bermain. Bahkan persahabatan kami diabadikan dg foto bertiga di The Sun, Senen. Reni inilah yang suka tanya-tanya 1001 macam pada Wani termasuk kenapa dia tidak bersekolah. Tidak lama setelah itu ibu Warni berhenti bekerja dan pulang kampung. Saya tidak tahu apa karena Warni merengek ingin sekolah atau kebetulan saja.
7. Reni itu bisa bertanggung jawab
Di rumah saya
ada Proyektor 8mm dan film-film Chaplin hitam putih. Nah Reni paling suka
nonton sambil tanya-tanya beli dimana dan bagaimana cara memasang reel film.
Belakangan saya tahu Reni minta dibelikan papinya Proyector 8 mm.Sejak saat itu dia sudah jarang nonton di rumah
saya.
Pertemanan saya dengan Reni terputus saat keluarga Oom Doelli Hawadi pindah ke Kampung Ambon, Rawamangun. Mereka menempati rumah verdieping yang cukup luas dengan lahan 1000m2 dan merupakan daerah perkampungan yang jarang penduduk. Masih banyak lahan kosong.
Untuk itu mami
saya memberi hadiah kepada keluarga Oom
Doelli satu ekor anjing herder jantan yang bernama Argo.Kebetulan di rumah
kami memelihara beberapa ekor herder. Saya tahu
keluarga Reni penyayang binatang. Di rumahnya yang lama Reni memelihara
bulldog dan boxer disamping memelihara banyak ragam unggas seperti ayam jantan,
ayam petelur, ayam mutiara, ayam merak, kasuari, dan burung kakaktua.Walaupun
ada ART tetapi Reni suka membantu binatang peliharaannya. Ia ikut merawat dan
memberinya makan. Walaupun Reni sering bermain dengan saya namun ia bertanggung
jawab pada semua les yang diikuti seperti mengaji, main piano, menggambar
dengan Pak Ooq, berkuda dan menari Jawa di Pak Sampan.
Akhir kata saya
mengucapkan selamat ulang tahun ke-65 kepada teman sejati kecilku, Reni Hawadi.Walau
kami jarang berkomunikasi, setiap interaksi masih seru dan Reni adalah Reni yang saya kenal dengan kepolosan
dan ceplas ceplosnya.
Ren, senang bisa
ngobrol lama! Semoga selalu sehat dan terus barokah dalam bimbingan Allah SWT
bersama suami, anak dan mantu serta cucu sekalian ya Ren. Selamat Ulang Tahun
Ke-65.Wassalamualaikum wr.wb.
Pondok
Aren, 10 Januari 2022.
Dave
M. Firmansyah