Selasa, 17 Agustus 2021

Samawa


Al-Qur'an tidak hanya memuat petunjuk hubungan manusia dengan Tuhan _(hablum min Allah)_ namun juga memberi petunjuk hubungan dengan sesama manusia _(hablum min an-nas)_.
Salah satu masalah dalam hubungan antar manusia adalah hubungan dengan pasangannya dalam perkawinan. Dua manusia dengan dua kutub sifat yang berbeda akan memunculkan masalah.
Dalam firman-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan kita tentang tujuan penciptaan manusia berpasangan. Ayat dibawah ini sering dikutip untuk ditulis dalam kartu undangan perkawinan sebagai doa dan harapan sekaligus juga dipakai orang mengucapkan doa selamat bagi mempelai.
Rangkaian tiga kata (sakinah, mawaddah wa rahmah) bukan sekedar ucapan untuk mempelai namun mempunyai makna doa dan harapan pada pengantin dalam perjalanan
kehidupan perkawinannya.
Apakah arti samawa?Jangan coba cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasti tidak akan ketemu kata samawa. Jujur sayapun tidak sreg menulis kata samawa sebagai singkatan dari rangkaian tiga kata tersebut.
Untuk penulisan judul artikel Insight kali ini saya menulisnya menjadi samawa. Hal ini sekaligus menjadi pesan dan upaya meluruskan kita agar tidak malas menulis tiga kata indah yang bermuatan doa dan harapan bagi pasangan yang masuk dalam kehidupan baru mereka.
Samawa singkatan dari sakinah, mawaddah wa rahmah yang semakin kerap digunakan kita di Indonesia. sering disingkat Samawa berasal dari firman Allah SWT sebagai berikut:
_Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan umtukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang"_
*QS.Ar-Rum (30):21.*
Kata sakinah berasal dari bahasa Arab, sakana yang mengandung arti tenang, tenteram. Setelah diadopsi menjadi bahasa Indonesia, kata sakana menjadi sakinah. Dalam KBBI kata sakinah masuk ke dalam kelas nomina (kata benda).Ada empat arti kata sakinah yaitu kedamaian, ketenteraman, ketenangan dan kebahagiaan.
Dari mana datangnya ketenangan itu? Allah Subhanahu wa Ta'ala lah yang memberikannya,
_"Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu"_
*QS.Al-Baqarah (2):248.*
_"Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya."_
*QS. At-Taubah (9):26.*
_"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka."_
*QS.Al-Fath (48):4.*
Jika kata sakinah dikaitkan dengan keluarga maka sakinah dalam keluarga berarti keadaan yang tetap tenang, tenteram dan damai meski ada badai melanda sebagai ujian hidup rumah tangga.
Kata kedua yaitu mawaddah. Ini juga berasal dari bahasa Arab wadda yang berarti rasa sayang, cinta yang membara, atau menggebu. Kata mawaddah telah diadopsi kedalam bahasa Indonesia. Dalam KBBI menjadi kata mawadah, yang artinya kasih sayang.
Ada yang menuliskan bahwa mawadah mengandung makna filosofis, yaitu dorongan batin yang kuat untuk selalu berharap agar orang yang dicintai terhindar dari sesuatu yang buruk. Ada keinginan memberi rasa bahagia bersama pasangannya.
Kata ketiga yaitu rahmah. Setelah diadopsi dalam bahasa Indinesia ejaannya disesuaikan menjadi rahmat. Kata rahmat dalam KBBI, artinya belas kasihan; kerahiman, karunia (Allah); berkah (Allah).
Rahmah berasal dari Rahimayarhamu-Rahmah. Dalam berbagai bentuknya ada 338 kali di dalam Al-Qur'an.
Ibnu Faris menyebutkan kata yang terdiri dari fonem ra, ha, dan mim menunjuk kepada arti kelembutan hati, belas kasih, dan kehalusan.
Untuk itu diharapkan dalam kehidupan perkawinan kelembutan hati mendorong seseorang melakukan kebaikan pada pasangannya. Dengan inilah ketenangan dalam rumah tangga sebagai karunia Sang Khalik akan senantiasa terjaga dalam dekapanNya.
Semoga ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist menjadi penguat diri kita untuk terus berjalan ke arah sesuai petunjukNya agar memperoleh keselamatan dunia akhirat.
Selamat menjalankan Sunnah Dhuha. Salam sehat.
7 Zulhijah 1442H/17.07.2021.
lfh/LFH.
Youtube prof reni akbar hawadi
_Diadaptasi dan disadur secara bebas dari berbagai sumber_.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia