Selasa, 08 Desember 2020

WCGTC dan APFG


World Council for Gifted and Talented Children disingkat WCGTC, organisasi dunia non profit yang menyediakan layanan dan dukungan bagi anak berbakat.

Asia-Pacific Federation on Giftedness (APFG) penyelenggara Asia-Pacific Conference on Giftedness (APCG), konferensi dua tahunan yang diadakan setiap musim panas.
Dua konferensi internasional inilah yang saya datangi setiap tahun secara bergantian.Jika WCGTC menyelenggarakan pada tahun ganjil, maka APCG pada tahun genap.
Sejak saya diajak dalam Kelompok Kerja Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB) Balitbang Kemdikbud tahun 1983, dua tahun setelah saya lulus Sarjana Psikologi, Prof.Dr. Utami Munandar juga mendorong agar saya aktif di forum internasional keberbakatan.
WCGTC yang pertama diikuti oleh Bu Munandar demikian beliau disapa yaitu di Manila (1983). Saya belum aktif karena saat yang bersamaan saya baru melahirkan anak pertama. Dua tahun berikutnya, Bu Munandar mengajak saya sekaligus mencari sponsor untuk kami berdua ke Hamburg (1985). Namun lagi-lagi saya tidak bisa ikut, karena masih punya bayi lagi. Dua tahun berturut-turut, saya beranak dua. Jadi tidak mungkin meninggalkan dua anak yang masih berusia 24 bulan dan 11 bulan.
Kesuksesan saya memperoleh sponsor dari Yayasan Supersemar, saat konferensi ke Bangkok (1982) membuat Bu Munandar yakin saya akan mudah memperoleh sponsor. Dan memang demikian halnya, lagi-lagi Yayasan Super Semar memenuhi permintaan saya, kali ini untuk mensponsori dua orang. Bu Munandar akhirnya pergi ke Hamburg, mengajak Dr. Hera Lestari Mikarsa yang juga telah membantu beliau di KKPPAB.
Setahun setelah saya mengikuti kuliah S3,Bu Munandar mengajak saya lagi. Kali ini konferensi diadakan di The Hague (1991) dan saya telah memiliki empat anak.Beruntungnya kami masih tinggal bersama mami, jadi merasa aman meninggalkan empat anak. Inilah pertama kali Idjul bersama empat anak saya tinggal selama tiga minggu. Mumpung konferensi di Eropa, saya minta ijin suami untuk jalan ke beberapa negara terdekat (Belgia, Inggris, Perancis, Swiss, Jerman, dan Austria). Saya tidak sendiri, adik saya Wina yang sudah lama ingin ke Eropa menemani saya. Ikut sertanya Wina memberi keuntungan, kami tinggal dua malam di Hyatt Regency London, atas kebaikan bossnya, GM Grand Hyatt Hotel.
Setelah The Hague (1991), berturut-turut saya hadir WCGTC di Toronto (1993), Hongkong (1995), Seattle (1997), Turkey (1999), dan dan Barcelona (2001). Sedangkan APCG yang saya hadiri Taipei (1992), Seoul (1994), Jakarta (1996), New Delhi (1998), dan Beijing (2000).
Setelah The Hague, praktis saat menghadiri konferensi internasional saya membawa satu atau dua anak secara bergilir. Ceniza yang beruntung saya ajak ke Toronto, Abang ke Hingkong dan Seattle (sendirian saja ia pergi utk acara Gifted Youth, saya tidak ikut karena sedang hamil tua si bungsu Gladyz ), Ali ikut ke Barcelona, Ardha ke New Delhi dan Nazura serta Ali ikut yang di Beijing.
Biasanya disamping kota konferensi, saya sempatkan mampir ke kota lain. Saat d Barcelona, kebetulan Disney Paris belum lama dibuka, jadi saya mengajak Ali untuk sekaligus ke Disney Paris.
Keikutsertaan anak-anak dengan saya sebagai bentuk penanaman pada alam ketidak mereka, yang pada saatnya bisa menjadi motivasi mereka untuk berkembang.
Strategi ini jitu, mereka secara aktif mencari peluang-peluang untuk maju berkembang dengan sendirinya bagi masa depan mereka.Dan tentu disertai doa kami selaku orangtua yang tidak putus-putusnya agar dimudahkan setiap langkah kehidupan mereka, dilindungi, dijauhkan dari kejahatan, dan diberkati, serta memberi manfaat untuk sesama.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia