Selasa, 01 Desember 2020

WARNA AURA


Usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2012 saya dan Dewi Odjar mengabadikan pertemuan kami yang tidak terduga itu dengan berfoto bersama.

Dewi Odjar, senior saya di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,terpaut satu tahun diatas saya. Odjar bisa dibilang contoh sukses alumni perempuan Psikologi UI yang memilih berkarir sejak lulus di pemerintahan.
Saya tidak tahu kalau saat itu ia menjabat Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi di Badan Standardisasi Nasional (BSN). Jadi surprise pas disana..saya lagi cari-cari tempat duduk, Odjar yang sudah berada di tempatnya memanggil nama saya "Reeen..sini..sini..". Setelah upacara selesai dan keliling " harus foto bareng nih, langka bangets ketemu disini".
Tulisan ini tentang warna aura tapi muter dulu ceritanya hahaha.. Di hari saya ketemu Odjar, saya memakai kain batik dari Kalimantan Tengah yang bercorak Batang Garing dan Tajau warna merah dan atasan merah dengan bordir warna warni sesuai kainnya.
Saking seringnya saya memakai warna merah, saya sering diidentikan dengan menyukai warna merah. Nah untuk ini saya harus berterima kasih pada tante saya yang saya panggil TY, karena secara tidak langsung ini andilnya. Begini ceritanya.
TY ini salah satu sumber informasi saya untuk pohon keluarga dari mami, dan hal-hal yang mungkin apa yaa.. bersifat parapsikologi, pseudosains. Misal, tiba-tiba TY pegang tangan kanan saya terus baca'in saya "bla bla bla.." Atau suddenly bilang "ni, tahu gak asal nama Freyani..itu dari Vrijdag, terus TY bla bla bla tentang karakter anak yang lahir hari Jumat". Dst..dst.
Jadi setiap datang ke rumah Angah, dimana TY tinggal bersama kakaknya, saya peroleh bonus ilmu yang tidak saya dapat di kampus. Dia tahu saya sebagai mahasiswa Psikologi punya ketertarikan lebih tentang gini gini...Jadi TY selalu semangat..dan saya sebagai muridnya jadi pendengar yang baik.
Salah satunya cerita TY tentang empat elemen dalam kehidupan yaitu air, api, udara, dan tanah. TY bilang empat elemen ini juga ada dalam diri manusia.
Mulailah ia mempraktekan dengan "membaca" kan satu persatu elemen dari papi, mami dan enam adik saya berikut makna dan dampak hubungan kedekatan satu sama lain. "Bener gak..si ana lebih dekat dengan si ini terus si anu sering ribut, ga klop dengan si fulan.." Eeh..iya juga ya..koq bisa pas bangets". Saya takjub...kagum sama TY,adik bungsu mami.
Nah saatnya TY membaca elemen saya, dia bilang "Reni ini punya elemen api. Orang dgn elemen api punya karakter kuat, berani, penuh energi, bersemangat dan bertanggung jawab. Tapiiii.. suka ga mikir panjang, maunya cepat-cepat" Jadi bagi sebagian orang dilihat menyebalkan.. "wadduh..gak enak nih akhirnya hehe..Terus TY melanjutkan " juga punya sifat tidak peduli".
Begitulah hasil asesmen psikologik saya oleh TY berdasar elemen yang ada dalam diri saya. "Gpp setiap manusia ada bagusnya ada kurangnya" TY lantas memberi advis "karena elemennya Api, bagusnya Reni pakai warna merah atau yang terang-terang, agar aura Reni keluar". Jadi ini asal mulanya...
Obrolan asyik tentang elemen, aura, zodiac, dan shio dengan TY tidak saya masukan benar awalnya namun lama-lama secara tidak sengaja saya peroleh pujian kalau memakai warna merah, sebaliknya kalau saya memakai warna gelap atau putih termasuk anak-anak dan pak suami berkomentar" bun pucat banget tuh muka..misluk kudungnya". Sambil saya tarik laci, tarik jilbab dari kepala dan ambil yang baru hijab warna merah.." nah gitu.. lebih bagus bun ..ceraaah"
Sejak saat itu saya yang sebenarnya suka warna apa saja untuk baju saya, memadukannya dengan warna merah untuk jilbabnya. Jadi seperti motto minuman.."apapun warna bajunya, jilbabnya warna merah".Demi aura menyenangkan hahaha..

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia