Sabtu, 26 Desember 2020

TIGA K

Masih tentang masa usia sekolah. Salah satu yang saya ingat adalah panggilan kesayangan papi untuk kami bertiga, saya, Nita, dan Siska. Entah kenapa hanya kami bertiga yang dapat sebutan 3K padahal masih ada dua adik perempuan saya yang lain yaitu Wina dan Dian.

3 K adalah Kekasih, Kesayangan, dan Kebanggaan. Saya tidak pernah tahu apa maknanya panggilan ini terhadap masing-masing anak. Saya baru refleksi justru saat menulis ini, mengingat ada kata 3K untuk tiga anak perempuan papi mami ini dalam hidup saya. Ini analisis yang di "klop-klop" in

Begini dari tujuh anak papi mami, yang diajak papi menemani perjalanan dinasnya keliling Eropa dan "dunia" di tahun 1967 (rute KLM dari Eropa mau ke Asia melewati Kutub Utara dan transit di Anchorage, Alaska seolah telah keliling dunia.

Saya juga lah saat masih di kelas 4 SD yang peroleh keistimewaan menggantikan papi belajar berkuda di Djakarta International Saddle Club (DISC) bersama teman Pamennya. Adik saya lainnya tidak belajar berkuda.

Saat papi mami belajar tarekat, saya yang masih berumur 10 tahun pun diajak serta. Dan saya mengikutinya sampai selesai dan peroleh ijasah Doktor Tarekat, yang ijasahnya sempat dibingkai dan dipajang kamar saya di rumah Jalan Trijaya.

Papi sangat beri kepercayaan yang tinggi pada saya, bayangkan di kelas 4 SD saya diperbolehkan belajar menyetir mobil dan kelas 6 SD saya sudah mahir untuk membawa mobil VW di jalan.

Saat berkesan untuk 3 K ini adalah keliling Pulau Jawa. Kami bertigalah yang diajak menyusuri Pantai Utara Jawa, mampir-mampir Pekalongan, Semarang Solo, Yogya, terus sampai Tawangmangu, Sarangan dan Selecta, Malang.Ini kira-kira tahun 1963.

Dan tentunya yang selalu dibawa ke Hotel Indonesia, untuk menikmati banana split dan chocolate sundae di Java Room hanya kami bertiga. Nonton acara sulap di Ramayana Room bersama papi mami cuma 3K ini.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia