Salah satu aktivitas saya saat jadi mahasiswa tidak hanya sibuk di kampus, namun juga di organisasi remaja sekitar rumah, lingkup RW.
Ini foto tiga tahun y.l saat temu kangen beberapa pengurus. Awal berkegiatan kami belum memakai nama karang taruna, tetapi Ikarema akronim dari Ikatan Keluarga Remaja. Berbagai giat dilakukan, seperti pertandingan volley, lomba vocal group, pemilihan Miss Ikarema, dls. Dan yg "spektakuler" mengundang Kak Seto, menghibur dik adik di RW kami. Karena sesama Psi UI mk urusan manggil Kak Seto yg idola anak-anak, not a big deal..Kak Seto datang, se RW heboh bukan main..
Sebelum saya ditarik dalam Ikarema, papi telah berinisiatif bikin Trijaya Club (TC-19). Saat itu tahun 1970 an kawasan Kampung Ambon msh banyak tanah kosong. Jadilah remaja RW 03 berlatih volley di samping rumah kami.Papi menjadi donatur sarana prasana volley, spt net, bola dan seragam. Rumah saya juga jd tempat penyelenggaraan Hari Kartini,bahkan tempat Pra-Muker Karang Taruna Jakarta Timur.
Menjadi Ketua RT saat belia merupakan salah satu kebanggaan dan kehormatan bagi saya. Saat sy menikah, Pak Lurah dan istri bersama Rektor UI Prof.Dr. Nugroho Notosusanto dan Bu Irma Notosusanto menjadi tamu kehormatan kami berdua.
Saya menjadi Ketua Karang Taruna Kelurahan Kayu Putih dan ini mengantarkan saya kemudian ikut duduk sebagai salah satu dari 17 fungsionaris FKKT Nasional. Dan berkesempatan ikut Program Nakasone ke Jepang dengan pemuda-pemudi ASEAN lainnya.
Salah satu sahabat Karang Taruna saya adalah Haru, anaknya Sultan Hamengku Buwono IX. Ia mahasiswa Psikologi UGM. Rumah ortunya di Jalan Borobudur, satu kawasan dgn rumah mertua saya, membuat ia selalu mampir ke Jalan Cilacap kalau sedang ke Jakarta.
Lama tidak berjumpa, saat jadi Dirjen ada acara di Yogyakarta saya bertemu kembali dan kali ini saya mengenalnya sebagai Gusti Prabu. Tahun lalu tiba-tiba Prabu meng wa saya sambil kirim foto reuni Angkatan Ps'i 75 UGM. Beberapa temannya mmg saya kenal baik.