Selasa, 08 Desember 2020

DEWAN MAHASISWA


Dengan diberlakukannya NKK/BKI tahun 1978, membuat aktivitas kampus praktis menjadi mandul, mahasiswa kehilangan daya kritisnya. Secara de jure DMUI sudah tidak ada, para pentolan aktivis jauh sebelumnya sudah "diamankan", tahun 1974. Suara mahasiswa dibungkam penguasa. Namun UI sebagai Kampus Perjuangan punya moto Tiada Kata Jera Dalam Perjuangan.

Kampus saya di Rawamangun. Namun aktivitas selaku Sekum BPM membuat saya bsm satu anggota BPM yant seaspirasi memutuskan road show. Kami kenalkan diri, sekaligus menyamakan visi misi pasca NKK/BKK diberlakukan. Begitulah kami lebih banyak main di Kampus UI Salemba, dan main ke Markas DMUI.
Diran penjaga sekretariat, menjadi media saya untuk tanya-tanya ada siapa di dalam dan ada berita baru apa. Biasanya saya masuk dari sisi kiri mesjid, kemudian naik tangga kayu sedikit bisa melihat melalui pintu kaca bertralis ke dalam aula. Kl mau ke sekretariat naik tangga sedikit lagi ke arah kanan. Ruang sekretariat yang tidak cukup besar penuh dengan asap rokok.
Seringnya rapat-rapat dan kongkow di Salemba membuat kita saling mengenal baik aktivis lintas Fakultas. Menyebut beberapa nama (beberapa telah almarhum), seperti Bram Zakir, Indra K. Budenani, Lukman Hakim, Biner Tobing, Peter Sumariyoto, Sayuti Asyahtiri, Azwil, Harry Jaya Pahlawan, Tito Sulistiyo, Rinaldo Aziz ,Ilham Panjaitan,Iing, Hotma, Carolus, Iwan Gardono, Muchyar Yara, Ical Motik, dls..dls..Sebagian dari mereka kita kenal sekarang berkiprah sbg guru besar, pejabat, pengacara, ekonom, pengusaha, dll.
Biner Tobing selaku "Ketua DMUI" mengangkat saya sbg Ketua Biro Perempuan DMUI. Ia juga memberi tugas pada saya menjadi Ketua Seperempat Abad DMUI. Saya dgn sigap menyusun proposal draft 1 untuk diajukan dalam rapat. Saya mau bikin semeriah mungkin. Ada banyak kegiatan agar banyak mahasiswa UI yang bisa terlibat. Wakil saya adalah Harry Jaya Pahlawan, dari FTUI yang tampilannya paling klimis dan selalu membawa tas "echolac".
Kegiatan yang dilakukan yaitu Panel Diskusi, yang akhirnya dibubarkan di tengah jalan oleh te ke., lomba baca puisi, lomba memasak, pameran foto, pasar buku, sunatan masal, pentas musik, ziarah ke Pahlawan Ampera di Tanah Kusir.
Selain ditugasi jadi Ketua Panitia Seperempat DMUI, saya diminta jadi wakil dari Raswari anak FT yang diberi tugas selaku Ketua Panitia OSPEK. Inilah kegiatan baru perpeloncoan se UI yang melibatkan seluruh Senat Mahasiswa. Kami bikin acara di Kampus UI Rawamangun. Acara penerimaan mahasiswa baru ini sukses berat. Dan nama OSPEK pun di adop pemerintah dgn sedikit perubahan menjadi OPSPEK.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia