Kamis, 23 Januari 2020

Prof. Reni Menyadarkan Saya Tentang Anak Berbakat

Oleh: Andi 'aSup' Koentary
Mantan Bukan Anak Berbakat


Pengalaman melompat jauh dari anak SD di pedesaan masuk ke sekolah lanjutan unggulan di Indonesia lalu masuk ke Universitas Indonesia (UI)  tanpa mengikuti bimbingan belajar seperti hampir semua teman, membuat saya merasa sebagai anak berbakat.
Setelah mengikuti Mata Kuliah Pilihan Psikologi Anak Berbakat, buyar semua penghayatan selama ini. Adalah Prof. Dr. Lydya Freyani Hawadi yang menyadarkan saya siapakah anak berbakat itu. Tak cukup hanya inteligensi, tapi juga Kreativitas, dan Task Commitment.

Di akhir perkuliahan, kesadaran saya bertambah bahwa saya bahkan tidak cukup inteligen, tidak juga kreatif, cuma memiliki task commitment terhadap apa yang saya lakukan.

Penyadaran ini membuat saya berpikir ulang rencana hidup saya untuk menjadi konselor pendidikan. Memutuskan untuk mendalami psikometri, meski membutuhkan waktu lebih lama, bermodalkan task commitment dalam mempelajari, berlatih soal, dan kasus nyata termasuk yang pernah didelegasikan oleh Prof. Reni.

Prof. Reni bukan saja memberikan saya kesempatan belajar, namun juga memberikan perhatian terhadap kesejahteraan psikologis saya dan keluarga, sungguh berarti karena selain ketulusannya, saya merasa tersanjung seorang Guru Besar dan Direktur Jenderal di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluangkan waktu untuk saya. Tidak hanya sebentar dan bukan hanya sesekali.

Terima kasih banyak, prof.


***

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia