Senin, 27 Januari 2020

PATUNG


Inilah rak khusus saya untuk meletakan patung khas dari tempat yang saya kunjungi dan juga oleh-oleh dari adik, anak, dan teman.

Patung wajah Karl Marx berwarna putih milik Ardha yang saya pindahkan dari kamarnya ke rak ini. Saat Ardha ke Edinburgh, ia belikan saya oleh-oleh patung kecil Scottish Piper Man. Kemudian matryoshka John Lennon, oleh-oleh dari adik saya Rio dan Siska untuk Bang Idjulnya saat mereka ke Moscow. Dan patung Trumph yang urung saya beli saat di National Mall di Washington DC, akhirnya jadi oleh-oleh dari Eka sohib SMP saat ia ke Jakarta. 

Oh..ada satu lagi oleh-oleh dari diplomat muda yang ditugaskan mendampingi pak Dubes RI di Turkey saat saya ke Ankara sebagai fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat KORPRI tahun 1999-2004. Saya mencoba mengingat-ingat tapi masya Allah benar-benar lupa siapa namanya.. Saya hanya mendoakan semoga kurun 15 tahun ini ia sudah menduduki jabatan tinggi di jenjang diplomat. 

Saya selalu ingat kebaikan diplomat perempuan muda ini saat memandang miniatur Mesjid Sultan Ahmed dari kristal yang cantik. Ingat diajak ke mausoleum Mustafa Kemal Ataturk dan keliling kota Ankara setelah saya dijamu lunch enak sekali di resto langganan KBRI dengan Pak Dubes RI Turki saat itu, Bapak Djumantara Wahyu. Dan saya ingat juga kala ia sebagai "guide" saya menyebutkan awal karirnya di Azerbaijan.

Dari Ankara saya terbang ke Cairo, patung Firaun dan Cleopatra mengingatkan saya dengan mamanya Najela Shihab, istri Dubes RI di Mesir Prof.Dr. H. Quraish Shihab yang berbaik hati mengajak ke Khan Al-Khalili. Beliau memberi saya oleh-oleh papyrus yang saya bingkai dan sekarang ada di mushollah Gd C Bidstu Psi Dik Psikologi UI. Saya sendiri beli tiga patung keramik dan miniatur pyramide dari besi. 

Melihat patung Badaling, saya jadi ingat saat bersama Nazura dan Ali ke tembok Cina. Dan tentunya ingat kebaikan Pak Arief Harahap sekeluarga pada saya dan dua anak saya Nazura dan Ali. Mereka bermain dengan Kevin, sementara saya mengikuti konferensi internasional. Ingat juga saat bersama-sama ke Museum dan Pasar yang jual barang KW hehe (yang kemudia ternyata di Jakarta lahir berkembang pasar seperti itu, ITC), saya ingat..duh malu nih..beli bolpen Montblanc.. tapi yang sudah raib entah kemana.

Nah..ini ada dua oleh-oleh yang sama sekali sampai saat ini saya belum malala kesana yaitu New Zealand dan Jerusalem. Nugaan Dani saat ia bertugas ke New Zealand membawakan oleh-oleh patung Kiwi kaca. Sedangkan tempat pensil kayu oleh-oleh sejawat saya Frieda Mangunsong saat ia ke Jerusalem.

Dari semua pajangan yang ada. dua yang unik, yaitu bunga berwarna merah mengingatkan saya ditraktir Nazura jalan ke Spain dan Portugal. Bunga ini karya artisan Portugal yang saya beli tidak jauh dari Livraria Ler Devagar, Lisbon. Dan satu lagi The Elephant House, gajah abu-abu dari karet ini adalah oleh-oleh dari Edinburgh, yang direkomendasi Nazura utk dtg ke cafe yg menjadi bagian bersejarah dlm hidup J.K.Rowling yang menuliskan novel Harry Potternya di sini.

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia