Sabtu, 03 November 2018

Bab I Menyemai Generasi Emas

Satu Desa Satu PAUD

Program Satu Desa Satu PAUD yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menuai hasil. Hingga akhir tahun 2013, dari total 77.559 desa se Indonesia, sebanyak 53.832 desa sudah terlayani PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

“Tingkat ketuntasan nasional program Satu Desa Satu PAUD telah mencapai 69,4 persen,” sebut Direktur Jenderal PAUDNI Prof. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog, di Jakarta (24/3). Berdasarkan Pendataan Daring Direktorat Jenderal PAUDNI Tahun 2013, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi teratas dalam program Satu Desa Satu PAUD. Seluruh desa di provinsi tersebut telah memiliki PAUD, atau tercapai 100 persen. Posisi kedua diikuti oleh Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mencapai 99,6 persen.

Sebanyak 27 provinsi telah memiliki tingkat ketuntasan PAUD di atas 50 persen. Artinya, lebih dari separuh jumlah desa di provinsi tersebut telah memiliki PAUD. Sedangkan provinsi yang tingkat ketuntasannya masih di bawah 50 persen yaitu Maluku Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Aceh, Papua, dan Papua Barat.

“Kendala geografis menjadi salah satu kendala penuntasan program PAUD di provinsi-provinsi tersebut,” ucap Direktur Jenderal. Untuk memacu program Satu Desa Satu PAUD di provinsi yang tingkat ketuntasannya masih minim, Direktorat Jenderal PAUDNI memiliki sejumlah strategi. Antara lain, merangkul sejumlah organisasi mitra yang memiliki daya jangkau hingga ke daerah terpencil.

Pada tahun 2013, Ditjen PAUDNI bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat, dan TNI Angkatan laut untuk membantu membangun PAUD di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal. Selain itu, Direktorat Jenderal PAUDNI juga memberdayakan rumah ibadah sebagai lokasi pengembangan program PAUD.

“Program PAUD ini tidak bisa dilaksanakan seorang diri oleh pemerintah pusat. Kami butuh peran serta masyarakat, swasta, organisasi agama, termasuk peran media massa,” ucap Direktur Jenderal. Direktur Jenderal PAUDNI juga memaparkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD pun naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, APK PAUD masih 24,75 persen, namun pada akhir 2013 naik menjadi 68,1 persen. “Tahun 2014, kami menargetkan APK PAUD sebesar 72 persen,” ucapnya.

Dirjen menjelaskan, capaian tersebut tidak hanya hasil kerja keras Kemdikbud, melainkan seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, ia memberikan apreasiasi kepada seluruh pihak yang peduli terhadap PAUD. “Ini berkat bantuan dan partisipasi masyarakat,” imbuhnya.

174.367 PAUD se Indonesia
Peningkatan APK PAUD tercermin dari jumlah lembaga PAUD yang terus bertambah setiap tahun. Hingga bulan Desember 2013, jumlah lembaga PAUD mencapai 174.367 lembaga se Indonesia.

Dari jumlah tersebut, Taman Kanak-kanak (TK) menempati posisi teratas, atau sebanyak 74.487 TK, lalu diikuti Kelompok Bermain sebanyak 70.477. Sedangkan Satuan PAUD sejenis mencapai 26.269 lembaga. “Hingga akhir tahun 2013 tercatat ada 3.134 Taman Penitipan Anak,” sebut Direktur Jenderal.

Direktorat Jenderal PAUDNI akan memprioritaskan program PAUD. Sebab di tahun 2045, atau pada 100 tahun usia kemerdekaan, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Pada periode tersebut, Indonesia akan memiliki banyak pemuda pemudi yang penuh potensi. Calon-calon pemimpin di tahun 2045 adalah anak-anak PAUD saat ini. “Oleh karena itu, PAUD adalah investasi yang harus kita pupuk sejak saat ini,” ucap Direktur Jenderal. Berdasarkan survei nasional BPS pada tahun 2010, anak usia 0-9 tahun telah mencapai 45,93 juta jiwa. Pada tahun 2045, anak-anak tersebut akan berusia 35-44 tahun. Oleh karena itu program PAUDISASI sangat penting untuk menyiapkan anak-anak menjadi calon pemimpin di masa mendatang.

Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) seorang anak. Fase tersebut juga menjadi periode yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan mental seorang manusia. Tumbuh kembang anak pada usia dini sangat menentukan kualitas kecerdasan, kesehatan, dan kematangan emosional di masa mendatang.


Lomba Pengembangan APE PAUD
Dalam rangka meningkatkan kreatifitas para pengembang Alat Permainan Edukatif (APE), Direktorat Jenderal PAUDNI menyelenggarakan lomba Pengembangan APE PAUD. Kegiatan ini dimulai pada 15 Juli 2013 sampai dengan 24 Oktober 2013, dan diikuti 419 peserta dari seluruh Indonesia. Lomba yang sebagian besar diikuti oleh para pendidik PAUD tersebut bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para pengembang dan pengrajin. Sehingga mereka dapat menciptakan APE yang kreatif, aman, dan sesuai perkembangan anak-anak.

Kegiatan Penilaian lomba dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan tanggal 16 hingga 21 September 2013, yang mana dari 495 naskah lomba, dipilih sebanyak 30 nominasi pemenang lomba. Lantas pada tanggal 22 hingga 24 Oktober 2013, dilaksanakan penilaian tahap kedua untuk menetapkan 6 pemenang Lomba Pengembangan APE PAUD Tingkat Nasional Tahun 2013. Pemerintah memberikan total hadiah sebesar Rp 82,5 juta kepada para pemenang Lomba. Pada kegiatan lomba tersebut, yang menempati juara pertama adalah Puji Riswati dari Pekalongan. Pemenang dengan judul karya Loker Divergen tersebut berhak mengantongi uang pembinaan sebesar
Rp 25 juta.

Sedangkan juara kedua diraih oleh Tony Suhendra dari Bandung. Melalui karyanya yang berjudul Injak Jejak, ia berhak membawa pulang hadiah sebesar Rp 20 juta. Sementara Karya APE berjudul Panggung Boneka Jari Tematik berhasil membawa Rohita asal Surabaya meraih juara ketiga. Ia berhak membawa pulang uang sebesar Rp 15 juta. Sedangkan pemenang Harapan I didapat oleh Gun Sugianto dari Padang, dengan karya APE berjudul Permainan Kewirausahaan Anak. 

Sedangkan Harapan II diraih oleh Endang Titik Setianingsih dari Sleman, dengan karya Menara Tancap. Sementara Harapan III didapatkan Ismi Fauzia Ulinuha dari Magelang dengan karya Math For Kids. Masing-masing pemenang harapan I sampai III mendapat hadiah Rp 10 juta, Rp 7,5 juta, dan Rp 5 juta. Selain itu, seluruh pemenang juga mendapatkan piagam penghargaan dan trofi.

Direktur Jenderal PAUDNI berharap lomba ini dapat mendorong masyarakat agar lebih kreatif mengembangkan APE yang berkualitas sesuai Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD, dan memenuhi standar keamanan mainan anak sesuai SNI/ISO 8124 Tahun 2010. “Saya optimis hasil lomba ini mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan akses dan mutu layanan pendidikan bagi anak usia dini di masa mendatang,” ucapnya.

Penganugerahan hadiah bagi pemenang Lomba Pengembangan APE PAUD Tingkat Nasional Tahun 2013 diberikan oleh Dirjen PAUDNI Kemdikbud, Dirjen IKM Kementerian Perindustrian, Deputi Informasi dan Pemasyarakatan Standarisasi BSN.



Hari Anak Nasional
Pada tanggal 23 Juli 2013, Direktorat Jenderal PAUDNI turut merayakan Hari Anak
Nasional (HAN). Tema yang diangkat dalam perayaan HAN tahun ini adalah ‘Indonesia yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai dari Pengasuhan dalam Keluarga’. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono membuka kegiatan peringatan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan di di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa 23 Juli. Beliau mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional 2013 untuk seluruh anak Indonesia.

“Semoga dengan peringatan ini, anak-anak Indonesia semakin rajin menuntut ilmu, giat berolahraga, kreatif dalam karya seni, dan lebih berbakti kepada kedua orang tua,” pesan Presiden. Tema yang diangkat HAN tahun ini diharapkan bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua orang tua, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian pada pemenuhan empat hal pokok bagi anak-anak. Keempat hal pokok tersebut adalah hak perawatan dan pengasuhan, hak kesehatan, hak pendidikan dan rekreasi, dan hak perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Kepedulian terhadap anak, kata Presiden, merupakan hal yang teramat penting, karena di tangan anak-anak Indonesia lah terletak masa depan bangsa dan negara “Kalian semua adalah pewaris negeri dan penentu maju mundurnya Negara dan bangsa kita di masa yang akan datang,” kata Presiden kepada anak-anak yang hadir dalam acara tersebut.

Tidak hanya menghadiri Puncak Peringatan HAN, dalam kesempatan ini, sebagai wujud kedekatan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono terhadap anak Indonesia, keduanya juga berbuka puasa bersama anak-anak yang hadir memeriahkan acara. Di samping itu, beliau juga menyempatkan diri untuk menghadiri pameran HAN, yang mana salah satu peserta pameran adalah Direktorat Jenderal PAUDNI. Terdapat sebuah kado istimewa yang diberikan Presiden Republik Indonesia
Susilo untuk anak-anak Indonesia di Hari Anak Nasional 2013. Yakni lagu Bangga Jadi Anak Indonesia yang diciptakan Presiden dan diperdengarkan kali pertama pada acara puncak peringatan HAN 2013. Lagu Bangga Jadi Anak Indonesia ini dinyanyikan seorang penyanyi cilik bernama Lana Nitibaskara dengan iringan musik orkestra Purwacaraka. Lagu ini menambah deretan jumlah lagu anak-anak ciptaan Presiden. Sebelumnya, beliau menggarap dua buah lagu yang berjudul
‘Liburan Sekolah’ dan ‘Budi Temanku’. Dalam acara itu, Presiden bersama sejumlah menteri juga disuguhi pertunjukan anak-anak seperti lagu “Bersyukur” oleh Rafi Ramadhan Sudirman, atraksi Polda Cilik binaan Polda Metro Jaya dan lagu Anak Istimewa dinyanyikan oleh Anak Berkebutuhan Khusus yaitu Indan Sunandar dan Louis Bertrand.

 

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia