JAKARTA. Tahun 2020, ditargetkan semua guru taman kanak-kanak (TK)
berpendidikan sarjana. Diperlukan langkah besar pemerintah untuk membuat
kebijakan yang berpihak pada pendidikan anak usia dini (PAUD).
“Saat ini, guru paud formal atau TK berjumlah 267.576 orang. Akan tetapi
yang baru berpendidikan sarjana baru 54.888 orang. Jadi masih ada
212.688 guru yang belum sarjana,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani
Hawadi, Psikolog saat menghadiri pertemuan penyusunan rencana kerja
pemerintah (RKP) tahun 2014 dengan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas)
di Jakarta, Kamis (11/4).
Dirjen menyatakan, kondisi ini menjadi salah satu tantangan bagi
perkembangan PAUD saat ini. Apalagi, sebagai bagian dari warga Asia
Pasifik, Indonesia memiliki target bersama untuk menjadikan seluruh guru
TK berpendidikan sarjana pada tahun 2020. Peningkatan kualitas guru ini
niscaya akan meningkatkan pula kualitas PAUD.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi oleh Ditjen PAUDNI adalah masih
ada 30.124 desa yang belum memiliki PAUD. Hal ini menghambat
peningkatan angka partisipasi kasar (APK) PAUD yang saat ini masih
berkisar 34 persen pada usia 0-6 tahun, dan 63,60 persen pada usia 3-6
tahun. Artinya, Ditjen PAUDNI masih harus mengejar target APK PAUD
sebesar 75 persen pada tahun 2015.
Untuk itu, Dirjen yang juga akrab dipanggil Reni Akbar-Hawadi ini
berharap, pemerintah daerah dapat turut serta memberikan kepedulian yang
besar terhadap PAUD. Sampai saat ini ia menilai, masih banyak daerah
yang belum menyediakan anggaran yang cukup untuk membangun PAUD di
daerahnya.
Harapan ini terkait dengan minimnya anggaran PAUD dari APBN,
dibandingkan dengan kebutuhan. Untuk mencapai target PAUD, dibutuhkan
dana sebesar Rp17 triliun. Akan tetapi, tahun ini anggaran Ditjen PAUDNI
hanya sejumlah Rp2,4 triliun. Tentunya, anggaran itu tidak hanya
diperuntukkan bagi PAUD, tapi masih harus dibagi untuk pendidikan
nonformal dan informal.
Oleh karena itulah Dirjen PAUDNI tak henti-hentinya menyuarakan
penerbitan peraturan daerah (perda) PAUD kepada pemerintah daerah.
Dengan itu, maka akan terjadi sinergi antara APBN dengan APBD.
“Kami telah bersurat kepada walikota dan gubenur untuk membuat perda
PAUD. Perda ini penting, karena banyak yang beranggapan Paud bukanlah
prioritas, sehingga anggaran untuk PAUD di banyak daerah masih sedikit
sekali,” kata Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Selain itu, Dirjen juga meminta kepada Bappenas untuk mendorong
pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan PAUD pada kegiatan
musrengbangnas yang akan dilaksanakan 30 April mendatang.
PAUDNI menanggulangi kemiskinan
Sementara itu, pada acara yang sama, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia
dan Kebudayaan Bappenas Dra. Nina Sardjunani, MA menyatakan bahwa pada
rapat kabinet terakhir Presiden mempertanyakan mengenai keberhasilan
pendidikan dalam menanggulangi kemiskinan.
Menurut Nina, PAUDNI adalah jenis pendidikan yang langsung menjawab
penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu PAUDNI harus mendapatkan
perhatian yang serius.
“Dalam Ditjen PAUDNI, terdapat pendidikan keaksaraan dan kursus. Itu
merupakan pendidikan yang direct terkait dengan penanggulangan
kemiskinan. PAUD juga pada ujung-ujungnya akan berdampak pada
pengurangan kemiskinan,” kata Nina.
Pendidikan keaksaraan merupakan program untuk mengentaskan buta
aksara.Penurunan buta aksara sangat penting karena aksara bukan sekedar
rangkaian huruf atau abjad saja, tapi juga merupakan sarana yang
menghantarkan cakrawala pengetahuan serta peradaban suatu bangsa.
Sementara pada bidang kursus dan pelatihan, Ditjen PAUDNI tetap
memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup. Program ini merupakan upaya
nyata untuk melatih masyarakat agar menguasai bidang-bidang
keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja untuk berwirausaha.
Warga miskin dan putus sekolah merupakan sasaran utama pada program ini.
Oleh karena itulah, PKH merupakan salah satu aspek yang sangat
strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan dan
pengangguran. (Dina Julita/HK)
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M. Psikolog Dalam buku Understanding Your Life Through Color yang ditulis oleh Nancy Tappe (1982...
-
Periode emas merupakan periode yang sangat vital atau sesuatu yang sangat penting di dalam suatu siklus. Periode emas pada anak yaitu ma...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)