Saat ini tidak sedikit ditemukan Taman Kanak-Kanak (TK) yang salah
kaprah dalam melaksanakan kiprah dan fungsinya. Anak-anak dijejali
dengan pelajaran-pelajaran yang sifatnya akademis. TK 'memaksa' anak untuk bisa baca tulis dan berhitung (calistung) demi kebutuhan SD terhadap calon murid.
Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang memang
tergolong cerdas dan cepat menyerap pelajaran mungkin tidak mengalami
kesulitan. Tetapi, tidak sedikit pula anak yang belum benar-benar siap
untuk sekedar pegang pensil dan mengukirkan huruf-huruf di atas kertas.
Kunci dari pendidikan di Taman Kanak-kanak yaitu untuk menyiapkan
keseimbangan yang sehat antara menawarkan ruang dan kesempatan yang
cukup bagi anak untuk beraktivitas, termasuk membangun inisiatif dalam
melaksanakan suatu kegiatan, serta berguru kecakapan sosial dan
mematangkan emosi melalui permainan-permainan dalam kelompok.
Menurut Kepala Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi UI, Dr. Reni-Akbar Hawadi, M.Psi yang lansir dari Republika
(29/01/15), Taman Kanak-kanak tidak memukul rata semua kemampuan anak.
Karena pendidikan seharusnya diadaptasi dengan kapasitas masing-masing
anak, bukan menyeragamkan referensi pikir.
Pendidikan di Taman
Kanak-kanak yaitu fondasi untuk menyiapkan anak biar siap berguru secara
formal di tingkat selanjutnya. Anak tidak hanya dipersiapkan
kecerdasannya, tapi juga kematangan emosi serta kemampuan sosial anak. Di TK, anak dibutuhkan sudah bisa berdikari dan bersedia mendapatkan otoritas orang lain.
Dengan kata lain, ia sudah tidak perlu lagi didampingi orang tua.
Contoh, kalau seorang balita sudah bisa menulis huruf dengan sempurna,
tapi ketika diantarkan masuk SD masih harus selalu ditemani ibunya, itu
berarti ia belum matang secara emosional.” terang Reni.
https://duniainformasisemasa301.blogspot.com/2015/01/ini-yang-seharusnya-dipahami-pendidikan.html
Tulisan Paling Sering Dibaca
-
BOGOR (Pos Kota) – Istri Walikota Bogor Hj. Fauziah Diani Budiarto dinobatkan sebagai Bunda PAUD Kota Bogor. Pengukuhan tersebut dikuat...
-
Oleh: Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.M., Psikolog Makalah ini disampaikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan Kurikulum dan Silabu...
-
Kompas, halaman 11 Meski terjadi penambahan korban kekerasan seksual dan sejumlah persoalan legalitas sekolah di Jakarta International ...
-
Oleh: Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M | Ketua Program Magister Manajemen Universitas Borobudur Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen...
Kategori
- Berita (516)
- Insight (103)
- Kata Mereka (85)
- Narasumber (74)
- Antologi (58)
- Wisata (32)
- Wawancara (20)
- Makalah (17)
- Curhat (13)
- Kegiatan (10)
- Buku Kaleidoskop 2013 (7)
- Keluarga (4)
- Konsultan Perkawinan (3)
- Buku (2)
- Artikel dan Makalah (1)
Arsip Tulisan
- Maret (12)
- Maret (3)
- Februari (20)
- Januari (18)
- Oktober (26)
- September (2)
- Agustus (25)
- Juli (24)
- Juni (26)
- Maret (9)
- Desember (44)
- November (9)
- Januari (46)
- Juli (12)
- Juni (7)
- Desember (2)
- November (17)
- Oktober (48)
- September (48)
- Agustus (50)
- Juli (70)
- Juni (26)
- April (51)
- Maret (47)
- Februari (46)
- Januari (41)
- Desember (17)
- Oktober (164)
- September (11)