Jumat, 26 Oktober 2018

Dadang Naser Dapat Penghargaan dari Kemendikbud

SOREANG, (PRLM).- Bupati Bandung H. Dadang Mochamad Naser, mendapatkan penghargaan “Anugerah Pengabdi Kursus dan Pelatihan” dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diserahkan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal damn Informal (PAUDNI) Kemendikbud, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi Psi. di Harmono Nagoya-Batam, baru-baru ini. 

“Penghargaan ini bagi saya merupakan cambuk untuk meningkatkan sistim pendidikan kursus dan pelatihan yang selama ini sudah berjalan di Kabupaten Bandung. Saya menilai sistim kursus dan pelatihan ini, merupakan langkah strategis untuk memperoleh tenaga terampil secara cepat dan dibutuhkan oleh dunia kerja," kata Dadang Naser, di komplek Pemkab Bandung, Kamis (10/10/2013).

Menurut Dadang, jenis kursus yang kini banyak diminati oleh peserta sebagian besar berupa pendidikan penggunaan teknologi informasi (TI) dan otomotif. "Hal itu merupakan langkah bagus, mengingat teknologi informasi sekarang ini sudah tidak bisa dilepaskan dari dunia kerja, bai k dikalangan pemerintah maupun swasta," ujarnya.

Namun, dia meminta kepada para pengelola kursus di Kabupaten Bandung untuk berusaha meningkatkan ragam materi kursus seperti pelatihan pengelolaan limbah kertas, kain atau plastik. Industri di Kabupaten Bandung sangat beragam mulai dari tekstil, kimia, kertas, kulit dan agro industri sehingga banyak limbah kertas, plastik, atau kain yang bisa didaur ulang menjadi barang-barang bernilai ekonomi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bandung Drs. H. Juhana, M.Mpd menyebutkan, kepedulian Pemkab Bandung untuk meningkatkan anggaran dalam pembinaan kursus dan pelatihan, telah menjadi kriteria penilaian penghargaan. "Selama tiga tahun ini, anggaran dari APBD Kab. Bandung untuk pembinaan kursus di Kabupaten Bandung terus meningkat." ungkapnya.

Data yang disodorkan Kabid Pendidikan Non formal dan Informasi Dikbud Kabupaten Bandung Drs. H. Asep Hendia M.Mpd. mencatat jumlah pendidikan vokasional sebanyak 129 buah, non vokasional 39 buah ditambah 84 lembaga pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang tersebar di 31 kecamatan.
"Jumlah pendidikan kursus keterampilan di masa mendatang akan terus bertambah, seiring dengan kian bertambahnya jumlah lulusan sekolah yang tidak sempat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Bagi mereka yang kurang memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah keperguruan tinggi, biasanya lari ke jenjang pendidikan keterampilan dengan harapan sebagai modal untuk meraih pekerjaan di dunia industri," ucap Asep Hendia.(A-71/A-147)***

Copyright © Ren Lydia Freyani Hawadi | Guru Besar Universitas Indonesia