Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dihimbau untuk menambah kemampuan ketrampilan melalui pelatihan
kepramukaan. Dengan pelatihan itu diharapkan dapat membantu guru
tersebut dalam mengasuh anak didik. Mengingat dalam kepramukaan,
diajarkan berbagai ketrampilan termasuk pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK).
Himbauan tersebut terungkap dalam acara
dialog dengan Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini
Nonfornal Infornal (PAUDNI) Kementrian Pendidikan dan Kebudayan, Prof Dr
Lydia Freyani Hawadi PSi, dengan para penyelenggara SKB, PAUD, PKBM
dan lembaga kursus. Dialog diselenggarakan di Pendopo rumah dinas
Bupati, Selasa (10/4), dibuka Wakil Bupati Purworejo Suhar.
Dikemukakan bahwa Presiden telah
melaunching Kepramukaan tahun 2010 lalu, demikian juga telah terbit
peraturan tentang kepramukaan. Tujuannya untuk meningkatkan sumberdaya
manusia (SDM). Diharapkan melalui pengelolaan SDM, lima tahun ke depan
masyarakat Indonesia lebih maju dan bisa mensejajarkan diri dengan
bangsa lain. Sebaliknya, tanpa pengelolaan SDM yang baik, akan terjadi
kemunduran.
Di lingkungan Departemen Pendidikan
sendiri, akan mendirikan wadah kepramukaan satuan karya (Saka) “Bhakti
Madya”. Para guru PAUD nantinya dihimbau untuk menambah ketrampilan
melalui kepramukaan. “Siapa tahu nanti di sekolah ada anak yang pingsan.
Lagi pula melalui pelatihan kepramukaan bisa mengenal obat-obatan,”
katanya.
Mengenai akreditasi yang dipertanyakan
peserta, ia mengatakan bahwa antara akreditasi kinerja dan lembaga pada
PKBM sama pentingnya. Akreditasi kinerja akan bermuara pada prestasi.
Sedangkan akreditasi lembaga bermuara pada sertifikasi.
Pada kesempatan tersebut ia menyatakan
bahwa memberikan apresiasi yang besar kepada para pengasuh di PAUD.
Kendati dengan honor yang kecil, namun tetap melaksanakan tugasnya. Ia
mengakui, saat ini masih banyak para pengasuh PAUD dengan kualifikasi
pendidikan belum sarjana. Berbeda dengan guru SD yang mayoritas
berpendidikan sarjana.